SECOND LEAD 47 *End

3.4K 114 11
                                    

' terima kasih semesta '








Kardelia memberhentikan taksi di hadapan sebuah hutan. Pemilik taksi memandang tidak percaya kepada Kardelia.

Kardelia memberikan wang dan menyuruh pemamndu taksi pergi secepat mungkin. Tempat itu menunjukkan dimana Alkama berada menurut pendektasiaannya.

Kardelia mengeluarkan ponselnya dan memberika messages ke dalam ponsel itu. Gadis itu turut memberikan maps agar mereka senang ke sana.

Kardelia menyimpan segala alatan yang ingin ia gunakan ke dalam bajunya. Gadis itu menutup wajahnya agar tidak diketahui.

Kardelia berjalan ke dalam hutan dan mencari sinyal arah tempat Alkana. Langkah Kardelia terhenti apabila melihat sebuah rumah usang yang bercahaya.

Dengan berhati-hati Kardelia melangkah mendekati rumah itu. Ia melihat ke arah lubang, matanya melotot melihat seseorang yang ia kenal.

Kardelia kenal akan seorang preman yang sempat ia haja r suatu ketika dahulu karna  telah diupah oleh seseorang untuk menghancurkan perusahaan papanya.

" anjing " ujar Kardelia pelan

" heh lu ! Liat toh mereka disana. Entar mereka kabur lagi ! " ujar ketua mereka kepada seorang preman yang sudah mabuk.

" ah?" lelaki itu berjalan ke satu ruangan kecil dengan keadaan yang sudah mabuk berat.

Kardelia mengekori lelaki itu dari belakang, preman itu membuka pintu dengan lebar. Kardelia melihat dengan jelas keadaan Alkana, Aisyah dan Affan yang semakin melemah.

" bangsat " Kardelia menyerang preman itu, untung sahaj muay thai nya masih bisa digunakan.

Preman yang mabuk itu tidak bisa melawan Kardelia karna mengeimbangi sahaja ia tidak bisa.

" aduh capek " ujar Kardelia pelan. Tenaga yang ia punya tidak seperti dulu. Jujur sejak kabur dari rumah tadi ia merasakan badannya lelah untuk bergerak.

Kardelia memegang wajah Alkana, ia tidak sanggup melihat wajah itu sudah babak belur. Mata Alkama tertutup menyebabkan ia tidak bisa melihat siapa yang memegang wajahnya.

" syahh?.. " ujar Alkana lirih.

Kardelia melepaskan jarinya daripada lelaki itu, ia membuka ikatan pada tangan Aisyah. Gadis itu terlihat sangat lemah dan tidak berdaya.

Kemudian Aisyah melepas ikatan pada tangan Alkana.

" shhhh " Kardelia menutup mulut Alkana agar lelaki itu tidak menanyakan apa-apa soalan. Ia tidak mahu mereka ditangkap.

" bantu saya buka ikatan dia " Kardelia dan Alkana bersama-sama membuka ikatan Affan.

Affan tersadar daripada pingsannya, lelaki itu memandang ke arah Kardelia. Ia ingin menanyakan soalan namun sekali lagi tidak terjadi.

" kita keluar sekarang  " ujar Kardelia pelan.

Alkana hanya mengangguk, ia tidak mengenal siapa manusia yang menyelamatkan mereka itu. Gadia itu menutup seluruh wajahnya dengan penutup hitam.

" heh lu ngapain tidur " Seorang preman menendang temannya yang sedang oingsa di pintu masuk tempat mereka berempat berada.

Kardelia kaget.

" Kalian lari ! Bentar lagi polisi datang ! " ujar Kardelia pelan.

" HEH ! " Preman itu melihat mereka sedang berbicara, dengan pantas ia meneriaki mereka.

Kardelia melawan preman itu dan menyuruh Triple A itu lari. Alkana dan Affan memapah Aisya yang sangat lemah dan tidak berdaya untuk berjalan.

Kardelia melawan preman yang cuba menghalangi langkah mereka.

Second leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang