" bukan kamu yang salah, tetapi aku yang terlalu berharap "
" Kak Adel " semua anak-anak berlari ke arah Kardelia yang sedang merentangkan tanganya bersiap sedia memeluk mereka.
" kangen banget sama anak-anak kicil ini " Kardelia memeluk erat mereka semua.
Akhirnya setelah berbulan ia tidak bisa pergi ke kota bandung karna ada masalah di rumah. Hari ini ia bisa menjejakakan kaki di sini.
" oh jadi cuman kangen anak-anak toh? " Algara meletakkan tangan ke pinggang tanda sedang protes dengan Kardelia.
" bukannya lu yang engga kangen gue? Hubungi gue aja lu kagak ada "
" aduh " Algara mengelus jidatnya yang dijitak Kardelia.
" berantem mulu " Seorang wanita paruh baya datang menghampiri mereka semua.
Wanita itu terlihat cantik meskipun sudah mulai berumur. Terpancar di matanya bahawa ia sedang merindui Kardelia. Selain Krisna wanita inilah yang menjadi ibu Kardelia.
" Bunda apa khabar? " Kardelia tersenyum dan menyalain Andika.
" baik sayangggg " ujarnya dengan lembut dan memeluk erat Kardelia.
" udahlaaaaa, yuk masuk. Panas tau " ujar Algara kemudian berjalan memimpin adik-adik yang lain supaya masuk.
Hampir 4 bulan Kardelia tidak menjejakkan kaki ke tempat itu. Steven merupakan pendonor terbesar panti asuhan itu. Sebelum pindah ke Jakarta, Kardelia sering sekali main disana.
" Del " Algara menepuk lembut pundak Kardelia.
" apa? " Kardelia hanya melihat sekilas lelaki yang berumur selisih 4 tahun daripadanya.
" lu blokir nomor gue ya? " Algara memandang Kardelia dengan tatapan yang tajam.
Beberapa minggu lalu, ia cuba menghubungi Kardelia namun hasilnya nihil. Bahkan wa gadis itu juga menunjukkan ia lama tidak online.
Kardelia menggaru tengkuknya yang tidak gatal. Sebenarnya ponsel yang ia gunakan sudah rusak gara-gara ditabrak mobil tempoh hari.
" hp gue rusak, gue lagi malas ke toko hp " ujarnya dengan nada yang datar kemudian pergi meninggalkan Algara yang bakal banyak tanya.
Algara menggelengkan kepalanya, hal ini sering terjadi setelah lelaki itu menyatakan perasaannya pada Kardelia. Namun, Kardelia menolak cintanya.
' aku akan terus berjuang del ' desis hatinya.
°°°
" Astagfirullah, banyak banget barang-barang yang kalian belanja. Adel ! Kapan kamu mulai mubazir sih? " Andika memandang satu persatu anak-anaknya yang memegang kantong.
" sekali-sekali bun, kasian juga mereka " Kardelia memoyongkan bibirnya memujuk Andika yang kelihatan marah.
" tapi ini banyak banget Del " Andika tetap dengan pendiriannya, ia tidak suka pembaziran.
" bun.... " Kardelia menarik Andika agar sedikit menjauhi anak-anak itu.
Kardelia mendekatkan bibirnya pada cuping Andika yang berbalut hijam. Wajah Andika berubah 180° darjat. Mata wanita itu menjadi sayu.
" kemarin di masjid, Adel liat mereka nontonin anak-anak yang punya orang tua. Adel dapat liat tatapan sedih mereka bun. Jadi hari ini, Adel pengen liat mereka bahagia. " jelas Kardelia dengan wajah yang sayu.
Andika menarik nafas dalam-dalam dan berjalan ke arah anak-anak, wanita paruh baya itu memeluk seorang anak kecil yang berumur 3 tahun.
" buat bunda mana? " ledeknya dan mencium salah satu daripada mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/302193406-288-k87729.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Second lead
Saggistica" saya dan dia akan bercerai " " papa mau ninggalin Adel? " " kamu bukan anak saya " " terima kasih kerana telah menjaga Adel " Kardelia Puteri, seorang gadis yang sebenarnya tidak pernah ingin dilahirkan didunia. Ia tidak tahu hal apa yang ia l...