" saya dan dia akan bercerai "
" papa mau ninggalin Adel? "
" kamu bukan anak saya "
" terima kasih kerana telah menjaga Adel "
Kardelia Puteri, seorang gadis yang sebenarnya tidak pernah ingin dilahirkan didunia. Ia tidak tahu hal apa yang ia l...
" makasih " Affan menghulurkan tangannya kepada Kardelia.
Kardelia membuka segala hal yang menutup wajahnya. Gadis itu menghembus nafas bahagia kemudian menyambut huluran tangan Affan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" kamu kenapa pake topeng segala sih? Mommy engga marah kali kalau dia tau yabg ngejaga dia itu adalah bekas pekerjanya dulu " Affan duduk di kursi panjang taman.
" mbak Arin memang engga marah, tapi gue yang ngerasa engga enak " Kardelia duduk di samping Affan dan memerhati anak-anak yang sedang bermain layangan.
" engga enak kenapa? Tidak hanya menyembunyikan wajah, kamu juga engga bicarakan sama mommy? Kenapa kamu bilang kamu bisu sih Del? " Affan tidak mengerti dengan apa yang Kardelia lakukan.
" Mbak Arin itu pintar orangnya, dia pasti bisa kenal gue melalui suara. Gue engga mau itu terjadi. Gue lakuin ini juga karna gue berhutang budi dengan mbak Arin " ujar Kardelia pelan
" hutang budi? Maksud kamu" Affan semakin pusing mendengar apa yang keluar daripada mulut Kardelia.
" dih, kepo banget sih " Kardelia senyum mengejek ke arah Affan.
" ya kepolah aku kan majikan kamu " Affan memandang kesal ke arah Kardelia yang semakin berani mengejek dirinya.
" Mbak Arin udah sembuh, dia udah kembali seperti dulu. Tugas gue udah selesai fan.. " Kardelia menghembus nafas lembut.
Tugasnya menjaga Arin setelah hampir 3 bulan selesai.
" sekarang giliran lu " Kardelia memandang ke arah Affan dengan wajah yang serius.
" ffan jaga dia. Gue tau dia cuma ibu sambung lu, gue tahu. Tapi ffan dia tetap pengganti nyokap lu yang harus lu sayang sepenuh jiwa lu. Andai kata suatu hari nanti bokap lu udah engga mau sama dia lagi, tolong lindungi dia ffan. Kasi dia tempat tinggal baru yang lebih nyaman. Jaga dia sehingga akhir nafas nya.. " Bisa dilihat dengan jelas, mata gadis itu terlihat merah menahan tangisan.
" gue pamit dulu. Semoga kita bertemu di cerita yang lainnya " Kardelia tersenyum menatap Affan dan mengelus rambut lelaki itu dan pergi.
Affan memandang punggung Kardelia yang semakin menghilang. Entah kenapa hatinya terasa sangat sedih. Kepalanya dipenuhi tanda tanya tentang apa yang terjadi sebenarnya.
Malam tiba dan Kardelia baru sahaja masuk ke dalam rumahnya. Namun hari ini sedikit berbeda, rumahnya terang dan lampu dihidupi.