" sampai kini masih ku cuba untuk bangun dari mimpi ngeri ini - Kardelia Putri "
" Tania diserang di kelas " ujar Bio dengan nafas yang memburu.
" diserang siapa? " tanya Farhan yang masih kurang faham dengan apa dikatakan oleh BioTidak perlu waktu yang lama, Alkana langsung mengerti. Lelaki itu berlari dengan kencang menuju kelas Tania. Rasa bersalah terhadap adek kelas ya datang menyelubungi hatinya. Caranya untuk mebuat Kardelia cemburu tadi adalah cara yang salah. Dia tidak harus berbuat seperti itu
" Alkana " Farhan berteriak memanggil Alkana yang sudah berlari laju kelas Tania.
" Farhan ayok ". Dion menarik lengan Farhan dan mengajak lelaki itu berlari mengikuti Alkana." Tania ! " Alkana berlari ke arah Tania yang sudah ditenangkan oleh teman temanya. Bisa dilihat dengan jelas mata wanita itu sedikit bengkak karna terlalu lama memangis
" kak al? " Tania tersenyum menatap Alkana yang sedang memandang khawatir kepadanya. Tidak bisa Tania pungkiri, wajah lelaki itu memang sempurna namun sayang dia sudah dimiliki oleh seseorang.
" kamu gapapa? " tanya Alkana
" ga ko kak, aku gapapa " ujarmya mencuba tersenyum menatap Alkana
" maafin aku ya? " ujar Alkana lirih
" ga kak, seharusnya aku yang minta maaf. Kakak udah punya pacar, aku yang harus jaga jarak. Ohya kak, kayaknya kakak harus cari Kak Adel deh, tadi Tania ga sengaja nepis tangan kak Adel. Tangannya berdarah kak, luka " ujar Tania merasa bersalah.
Kardelia mengengam erat tangan kananya. Dia berusaha menghentikam darah yang mengalir daripada tangannya. Gadis itu menghembus nafas gusar, mulutnya tidak henti memaki Tania yang tidak sengaja menepis luka yang ada di tangannya. Keenan menyalakan keran air untuk membersihkan darah yang menetes daripada tanganya.
" Adel, lo kenapa? " tanya Alina khawatir karna hampir 5 menit gadis itu masih juga belum keluar daripada toilet.
" Kardelia buka ! sebelum gue pecanin ni pintu " Sekar memukul kuat pintu toilet.
" shh. " ringgis Kardelia
" Kardelia Putri Buka ! "Kardelia buru-buru membalut tangannya menggunakan perban putih apabila mendengar suara manusia yang sangat ia kenali. Kardelia menurunkan lengan bajunya untuk menutup perban itu. Dia mengelap keringat yang banjir di pelipisnya. Tidak lupa juga mengoles lipstick di bibirnya yang terlihat sangat pucat. Dia menarik nafas mencuba menenagkan dirinya yang sedikit gemetaran.
" Kardelia ! "Clekk
" Apa? " Kardelia memdang tajam ke arah lelaki yang 8 cm lebih tinggi daripadanya itu. Gadis itu menunjukkan wajah yang menatang.
" ikut gue " Alkana menarik kasar tangan Kardelia dan pergi meninggalkan para sahabatnya
" al " panggil Alina
" biarin mereka selesaim masalahmya. Kita ga usah ikut campur. " ujar Dion kemudian menarik Alina ke tempat yang lain dan diikuti oleh Farhan dan Sekar.
" lepasin naa " Kardelia menarik kasar tangannya daripada genggaman kasar milik Alkana. Gadis itu melipatkan tangannya ke dada dan memandang kesal ke arah Alakan yang sedang cuba menahan amarahnya
" lo tau ga apa yang lo lakuin?" marah Alkana
" tau "
" lo tau ga, kalau ketahuan pihak sekolah lo bakal diskors? "
" ga peduli "
" susah ya ngomong sama orang bodoh kayak lo " Amarah Alkana sudah berada di puncak. Lelaki itu menunjuk tajam ke arah kekasihnya yang tidak dianggap itu.
" yaudah kalau gini terus mending kita put- " belum sempat Alkana menghabiskan kata-katanya Kardelia yang ingin melangkah jauh tadi tiba-tiba memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second lead
No Ficción" saya dan dia akan bercerai " " papa mau ninggalin Adel? " " kamu bukan anak saya " " terima kasih kerana telah menjaga Adel " Kardelia Puteri, seorang gadis yang sebenarnya tidak pernah ingin dilahirkan didunia. Ia tidak tahu hal apa yang ia l...