PART 40 SECOND LEAD ||

2K 100 18
                                    

" papa dan mama yang terbaik di semesta "








Kardelia sedang duduk di bangku memandang tulus seseorang yang sedang tertidur pulas di atas kasur. Perlahan-lahan bibirnya memunculkan senyuman.

" makasih pa, karna udah bertahan. Papa hebat banget " bisik Kardelia pelan karna tidak ingin membangunkan lelaki itu dari tidurnya.

" pa.. Adel udah selesaian masalah papa di kantor. Semuanya udah kelar, mereka udah janji engga bakalan ganggu papa lagi" Kardelia tersenyum dan tertawa kecil.

" papa jangan khawatir lagi ya? Ada Adel kok, kalau papa punya masalah. Papa cerita ke Adel aja. Adel pasti bakal bantu " Kardelia menahan air mata yang ingin mengalir ke pipi.

" Pa.. Adel kangen sama papa.., Kangen banget liat papa di rumah. Tapi Adel engga ngapa-ngapain pa, tapi kalau papa lagi engga sibuk kapan-kapan ke rumah yah?" Kardelia merenung papanya.

" pa.. Bik Krisna udah engga ada..... Adel sedih banget pas dapat tau berita itu. Kasian pa keluarganya.. " Air mata lolos dari kelopak mata Kardelia.

" Dia baik banget sama keluarga kita dulu, dia selalu ngejaga Adel waktu Adel kecil. Adel sedih pa.. Sedih banget " ujar Kardelia dengan suara yang terdengar bergetar.

" Pa... Bangun yuk, udah hampir tiga hari loh papa tidur gini. Adel kangen tau "

" Papa harus cepat-cepat bangun supaya dapat kabar bahagia. Adel udah tau loh kabar bahagia itu. Adel senang banget dapat tau kalau tante Khadijah hamil lagi, maksudnya Adel bakal dapat adek kan?" Kardelia tertawa.

" Pa.. Adel janji Adel bakal jaga mereka sehingga akhir nafas Adel. Mereka anak papa, dan mereka juga Adik Adel. Adel janji pa " Kardelia mengelus lembut tangan Steven.

" Papa istirahat dulu yah, Adel mau pulang nih. Entar kita ketemu lagi yah. Selamat malam pah " Kardelia menarik selimut papanya dan mengecup jidat itu perlahan.






Baru sahaja kaki Kardelia melangkah keluar daripada rumah sakit, tiba-tiba ia melihat seseorang yang ia kenal sedang terkulai lemas di atas kasur yang ditolak kr dalam ruangan emergency.

Kardelia berlari mengejar mereka yang membawa kasur itu ke ruang emergency, hatinya terasa ingin meletup jika apa yang ia lihat itu benar.

Deg

Kardelia melihat Arin terbaring lemas dan diberikan bantuan pernafasan, Kardelia kaget melihat keadaan itu. Hampir sahaja ia terkulai jatuh.

" hey ! " Affan memapah tubuhnya ke bangku.

" kamu engga papa kan?" tanya Affan khawatir melihat Kardelia. Karna hoodienya jatuh dari kepala, Affan mengenal gadis itu.

" yang dirawat di dalam sana itu siapa? Namanya Syahirin adhania binti Joko bukan sih?" Kardelia mencuba mengatur nafasnya yang hampir habis.

" iya Del, itu namanya. She's my stepmother. She married with my dad a week ago. She's a nice person, she realky take a good care of my family and i " terang Affan

" eh how do know about her? " Affan memandang aneh ke arah Kardelia.

" em, i'm her ex-stuff " Kardelia tersenyum datar.

" ex stuff? Bukannya lu 17 tahun? " Affan menyipitkan matanya.

" engga maksudnya, dulu mbak Arin itu jualan baju kayak daster gitu. Nah gue kan engga punya duit kan, jadi gue jadi dropship mbak Arin. Gitu " bohong Kardelia

Affan hanya menganggukkan kepalanya. Wajah lelaki itu terlihat sangat cemas menanti keputusan pemeriksaan doktor mummynya.

" suami mbak Arin mana?" tanya Kardelia lembut, ia tidak mahu Arin mendapat perlakuan yang kejam lagi.

"my dad need to go to oversea to settle his jobs. Mom cannot go with him because my little brother is sick. And she chose to stay and take good care for him. But i did called dad and told him about mom's condition. And he said he will back tonight " terang Affan.

Kardelia hanya mengangguk, perasaannya gusar sekarang. Wanita itu pasti terlalu lelah mengurus keluarga barunya sehingga sakit. Kardelia berharap tiada serius yang terjadi pada mamanya.

" Affan " Seorang doktor keluar dari ruangan emergency dan berlari ke arah Affan.

" how's my mom?" tanya Affan cemas.

" she's in critical level right now. Her oxygen keep droping, we need to bring her to UGD " tegas doktor itu.

Saps

Bagaikan disambar petir, Kardelia merasakan kakinya lemah dan tidak mampu berdiri. Segala kemungkinan muncul di benaknya.

Rasa takut menyelubungi dirinya. Kardelia lebih rela Arin pergi dari hidupnya dan memulai hidup baru, tapi Kardelia tidak lera wanita itu pergi dan berbeza alam.

Kardelia masih ingin menatap wajah wanita itu meskipun pada jarak yang sangat jauh.

Affan mengangguk dan keluar beberapa orang suster membawa Arin keluar. Mereka berlari membawa Arin ke UGD dan diberikan bantuan oksigen.

Kardelia dan Affan masih setia menunggu Arin sadar, mereka berdua tidak senang duduk dan berdiri ketika menunggu khabar gembira tentang Arin.

Seorang lelaki menggunakan jas putih keluar daripada ruangan Arin.

" we hv tried our best Affan, but she didnt give any reaction to our helps. Do we need to wait for yr father before we take off the oxygen and she left" Doktor menundukkan pandangannya.

" doc " Affan terkulai layu pada pelukan doktor itu. Hatinya hancur mendengar ala yang terkeluar dari mulut lelaki itu.

Kardelia mundur perlahan-lahan dan berlari meninggalkan ruangan itu. Air mata jatuh membasahi pipinya, ia tidak menanggis.

Langkah Kardelia terhenti, ia menoleh ke samping. Ada dua perkataan pada sebuah pintu.

' ruangan solat '

Kardelia masuk ke dalam toilet dan mengambil wudhuk. Ia mengikut kata hatinya. Isakan terdengan di seluruh ruangan wc

Kardelia memakai mukena yang ada di dalam ruangan itu. Ia mendirikan solat setelah beberapa minggu sudah tidak melakukan.

Mulutnya bergetar-getar dan matanya tidak berhenti mrngalirkan air mata, ia merasa hina dan salah. Ketika mrmpunyai masalah kenapa baru sekarang ia hendak mncari prncipta.

" Ya-Allah, hamba minta maaf atas perbuatan yang trlah hamba lakukan. Hamba tahu semua itu salah, Hamba minta maaf Ya-Allah " Kardelia menadahkan tangannya dan menanggis.

" Hamba tahu hamba tidak layak meminta banyak hal padaMu. Ya-Allah tolong sembuhkanlah orang tua hamba, kau berikanlah kesihatan pada mereka. Hamba sangat sayang pada mereka Ya-Allah "

" Kau berikanlah kesakitan mereka kepada hamba, Hamba siap kalau itu bisa membuatkan mereka sihat kembali Ya-Allah. Mereka berhak jntuk bahagia setelah mendapat derita yang panjang " ujar Kardelia memohon pada sang pencipta.

Hampir 15 menit wanita itu mengerjakan tugasannya sebagai umat islam. Kardelia bangun dari tempatnya dan mengelap air matanya.

Matanya masih sembab katna terlalu lama mrnanggis, Kardelia berjalan ke ruangan mamanya. Affan sudah tidak krlihatan di sana, gadis itu tidak pasti dimana.

Baru sahaj Kardelia membuka pintu, Affan sudah menyapanya. Kardelia tersenyum dan masuk ke dalam ruangan,banyak wayar sambungan pada tubuh ibunya.

Kardelia berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata karna ia tidak ingin Affan curiga tentang dirinta dan wanita yang sedang terbaring itu.

" mommy udah stabil, kadar oksigennya udah kembali normal " Air mata kebahagiaan keluar dari mata Affan

" Alhamdulilah, terima kasih Ya-Allah " Kardelia berjalan senang ke arah Arin.

" tapi mama kena strok, tapi doktor bilang dia bisa sembuh kok " Affan mengelus lembut tangan wanita itu.

" pasti ! " ujar Kardelia menatap wajah wanita itu, wajahnya tidak berubah dan tetap cantik meskipun sedang sakit.

" syukur " bisik Kardelia pelan












hey ges, gi apa?

Second leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang