09 SECOND LEAD

3K 145 5
                                    

" tiada yang lebih sempurna daripada senyummu "





Kardelia melabuhkan punggungnya pada kerusi di depan balkoni depan rumahnya. Gadis itu tidak tahu kegiatan apa yang ingin ia lakukan pagi ini. Kardelia mendongakkan kepalanya ke langit, langit kelihatan berwarna hitam dan seperti sedang bersiap sedia untuk mrenangis. Terdengar tarikan nafas dalam dan hembusan nafas yang bergetar dikeluarkan oleh gadis itu, Kardelia memijit kepalanya perlahan.

TOK...TOK..

" Non..." Krisna membuka pintu perlahan dan berjalan menuju Kardelia yang ada di balkoni. Wanita tua itu tersenyum melihat Kardelia yang terlihat sedikit tenang berbanding malam kemarin.

" mama udah sarapan? " tanyanya lembut dan tersenyum ke arah Krisna.

" udah, non turun yuk. Kita sarapan sama-sama " ujar Wanita itu dan menarik tangan Kardelia.

Kardelia memandang dalam-dalam wajah Krisna, sejak kecil sampai kini. Wanita itulah yang selalu sayang padanya. Wanita itu yang sering memberikan semua kasih sayang yang ia hausi selamanya. Kardelia merasa anak-anak Krisna sangat beruntung mempunyai ibu yang lembut sepertinya. Tapi mama Kardelia juga tidak kalahnya, dia wanita teguh yang sedang melawan dirinya sendiri.

" non, kenapa ngeliatin bibik gitu sih " Krisna mengerutkan kening

" muka bibik ada yang aneh ya ? " Krisna memalingkan wajahnya pada kaca sliding door milik Kardelia.

" engga ada " ujar wanita itu memoyongkan bibirnya tanda tidak suka Kardelia memandang wajahnya seperti itu.

" engga ada, bibik gemes banget sih " ujarnya kemudian mencubit lembut pipi wanita tua itu.

" Bik... " Kardelia mengenggam lembut tangan Krina yang sedang memandang aneh ke arahnya.

" non kenapa? jangan bikin saya takut... " ujarnya tidak suka dengan sikap Kardelia yang terlihat aneh seperti ini.

" Nanti, kalau ada apa-apa terjadi dengan adel. Tolong...Tolong jagain mama, jagain mama buat Adel. Mau kemanapun mama melangkah, tolong selalu ada disamping mama...Selalu pilih mama walau ada yang terjadi nanti... Adel.. " Kardelia menarik nafas untuk mengatur suaranya yang kedengaran sedikit bergetar.

" kenapa ngomong gitu sih... ????? jangan bikin bibik takut " Krisna menunjukkan wajah khawatir kepada Kardelia

" shhh.... Adel engga tahu kenapa, tapi Adel ngomong gini agar Bibik siap siaga yah.." ujarnya lembut.


PRAKKKK

Terdengar bunyi suara pecah di luar kamar Kardelia, gadis itu melepaskan tangan Krisna dan terus berlari keluar dari kamar. Krisna tahu apa yang terjadi, wanita itu terus berlari mengejar Kardelia. Ia tahu sebentar lagi pasti ada bencana yang akan melanda rumah itu.




" APA LAGI?????? BANYAK HAL YANG UDAH GUE KORBANIN BUAT LU ! " Arin beridri di samping kasurnya dengan rambut yang kusut dan air mata yang tidak berhenti keluar.

Wanita itu memandang kesal ke arah lelaki di hadapannya, ia tidak tahu berapa banyak hal lagi yang harus dirinya korbankan untuk menjadi bahagia. Semua yang terjadi benar dengan keizinan Tuhan, namun dsampai kapan semua ini terjadi? Sampai dirinya mgila atau sampai dirinya meninggal.

" SEMUA INI MULAI DARI KAMU ?! DAN SEKARANG KAMU MAU NYALAHIN AKU ?" Steven cuba mendekati isterinya, di sisi lain Steven juga sedang binggung dengan apa yang terjadi. Semua kesilapan sudah terlalu terlambat untuk diperbaiki.

Second leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang