" hal yang ditakuti "
Kardelia terbangun daripada tidurnya karna bunyi alarm telfon yang kedengaran sangat nyaring. Dengan lantas gadis itu bangun kemudian menutup alarmnya.
Kardelia merasa sedikit aneh karna mamanya tidak membangunkannya seperti biasa. Kardelia mengambil tualanya dan berjalan keluar dari kamar.
Kardelia bisa melihat pintu kamar orang tuanya sedikit terbuka. Perlahan-lahan Kardelia menolak pintu kamar itu untuk bertemu dengan Arin dan Steven.
" mama mau kemana?" Kardelia mengerutkan keningnya heran melihat Arin sedang memegang dua buah koper di tangan.
Arin hanya diam dan berdiri menatap Steven yang hanya melirik sekilas ke arah Kardelia. Steven dan Arin saling bertatapan.
" Dengan bersaksikan Kardelia Putri. Saya ceraikan kamu dengan talak 1 " ujar Steven dengan suara yang lantang dan mata yang tajam.
" Paaaaa. Papa ngomong apa sih?" Kardelia berjalan mendekat ke arah mereka berdua dan menarik tangan papanya dan memaksa lelaki itu menatapnya.
" papa ngapaim paaaaa????? Ngapain ! " ujar Kardelia berteriak histeris kepada Steven yang hanya diam mematung dan menghindar daripada menatap Kardelia.
Arin menarik kopernya keluar daripada kamar dan berjalan laju keluar tanpa menoleh ke arah Kardelia yang seperti orang gila.
"ma ! " teriak Kardelia apabila wanita iti telah jauh pergi.
" papa kejar mama pa ! " teriak Kardelia memukul dada bidang Steven.
" Mama ! " Kardelia berlari ke arah Arin yang sedang berjalan ingin menuruni tangga rumahnya. Kardelia menangkap kaki wanita itu.
" ma... Jangam tinggalin Adel ma. Jangan tinggalin Adel. Adel butuh mama, Adel butuh mama di rumah ini " Kardelia memeluk erat kaki wanita itu.
" lepasin saya ! " Arin cuba untuk menolak Kardelia agar gadia itu melepaskan kakinya. Namun pelukam Kardelia terlalu kuat sehingga gadis itu tidak bergerak.
" maaaaa jangan kayak gini ma. Mama boleh benci Adel kayak biasanya. Mama boleh engga sayang Adel. Tapi tolong jangan pergi maaaa.. " Kardelia berusaha menahan tanggisnya.
" mama bisa nuntut macam-macam ama Adel. Mama bisa nuntut Adel untuk jadi kayak anak orang lain ma.. Adel mau ma Adel mau. Tapi asal jangan mama ninggalin Adel " Kardelia memeluk Arin dengan erat.
" Mamaaaaaaa... Tolong jangan pergi... Adel engga punya siapa-siapa lagi di rumah ini maaaaaa.... Janga tinggalin Adel.. Adel janji engga bakalan ngambek lagi.. " ujar gadis itu dengan sayu.
" LEPASIN SAYA ! " Dengan kekuatan yang Ada Arin menyepak tubuh mungil Kardelia dengan kuat sehingga pelukan gadis itu terlepas dan dirinya terguling.
Arin berlari menuruni tangga karna ia tidak mahu gadis itu menahannya lagi. Kardelia cuba bangkit untuk mengejar mamanya.
Perut yang disepak oleh Arin tadi terasa sangat nyeri. Dengan kekautan yang ada Kardelia bangun dan berlari menuruni tangga rumah.
Karna terlalu terburu-buru mengejar Arin, Kardelia tersalah langkah dan menyebabkannya terjatuh daripada tangga.
PAM !
Tubuh itu lemas terjatuh di anak tangga yang terakhir. Jidat dan kepala Kardelia mengeluarkan cairan berwarna merah gelap.
" maaa.. " panggil Kardelia lirih dengan keadaan yang masih terlentang.
Arin berhenti dan menoleh ke belakang. Wanita itu melihat keadaan Kardelia yang dipenuhi dengan darah. Namun rasa benci memenuhi dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Second lead
Non-Fiction" saya dan dia akan bercerai " " papa mau ninggalin Adel? " " kamu bukan anak saya " " terima kasih kerana telah menjaga Adel " Kardelia Puteri, seorang gadis yang sebenarnya tidak pernah ingin dilahirkan didunia. Ia tidak tahu hal apa yang ia l...