26 SECOND LEAD

2.3K 102 6
                                    

" pengorbanan itu adalah pengorbanan yang kecil "


Dion meraup wajahnya dengar kasar. Lelaki itu tidak senang duduk dan berdiri. Apa yang dilakukan Kardelia tadi adalah sesuatu hal yang bodoh.

Dion tidak berhenti menyalahkan dirinya. Air mata mengakir deras di kelopak mata Dion. Entah kenapa perasaan takut menyelubungi hatinya.

Dion cuba untuk mengintai di dalam kamar pemeriksaan. Namun, lelaki itu kangsung tidak bisa melihat apa-apa di dalam sana.

" ion " lirih Alina.

" ini semua salah lu ! Lu tau ga ! " bentak Dion dengan kuat kemudian menunjuk kasar Alina yang berada di pelukan Aisyah dan Sekar.

" lu bisa tenang engga sih?" Ujar Alkana yang semakin panas melihat tingkah Dion yang tidak senang duduk.

" gimana gue bisa tenang Al?! Kardelia masih berjuang di dalam sana nyelamatin dia ! " Dion menunjuk kasar ke arah Alina yang memanggis kesegukan.

Flashback.

" Alina Awas ! "

Mobil eltiga datang daripada arah kiri Alina, gadis itu terlalu sibuk dengan emosinya sehingga tidak melirik ke kiri dan ke kanan ketika menyeberangi jalan.

Kardelia berlari dengan lebih pantas kemudian menolak tubuh munggil Alina agar sahabatnya itu tidak ditabrak mobil yang tidak sempat menekan pedal break.

Dalam beberapa saat, tubuh Kardelia dilambung tinggi oleh mobil itu. Kardelia terkulai layu di atas jalan raya. Alina yang ditolak Kardelia ke pinggir jalan kaget.

Dion berlari ke arah Kardelia, lelaki itu menepuk wajah Kardelia agar gadis itu sadar. Namun hasilnya nihil, Kardelia tidak sadarkan diri.

Farhan panik dan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi ambulance. *Dan untuk kesekian kalinya manusia lain lebih berharga daripadanya.

Flasback off.



" gimana?" Seorang doktor muda duduk di samping kasur Kardelia dan menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

" sakit dok " ujar Kardelia menggaru tengkuk yang tidak gatal.

" ya mana kaga sakit ! Tangan kamu keseleo terus kamu naik atas mobil orang sampai kaca depannya pecah lagi. "

" santai dok.. Jangan marah² " ujar Kardelia menenangkan doktor Affan.

" kamu anak siapa sih? Baik banget saya liat. Waktu itu kamu nyelamatin anak pak Gerald kan?"

" iya saya. "

" Gila, kamu kayak kucing tau ga. Mau berapa kali ditabrak masih aja hidup atau selamat. Kasi tutorial dong " ujar Doktor Affan lagi.

" kasar banget bahasanya dok " Kardelia menyipitkan matanya.

Doktor Affan tertawa kemudian bangun daripada kursinya dan menggelengkan kepala. Ini kali kedua dia bertemu dengan Kardelia. Gadis yang punya banyak nyawa

" ya sudah saya pergi dulu. Cepat sembuh " Affan tersenyum manis ke arah Kardelia kemudian keluar daripada ruangan itu.

Beberapa detik kemudian, beberapa orang manusia masuk ke dalam ruangannya. Kardelia yang tiduran tadi mengatur posisinya dan duduk.

" lu engga papa?" Dion terlihat panik menatap Kardelia.

" slow- cuman ditabrak doang kok. Gue kalau ditolak dari gunung juga biasa aja " ujar Kardelia dengan nada yang mengejek.

" dasar lu " Dion menjitak kepala Kardelia karna kesal dengan tingkah gadis itu.

" Dion.. " Alina memanggil lembut Dion.

Second leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang