Second Lead 45 ||

1.8K 91 0
                                    

H-5



Alkana sudah termenung menatap bakso yang dipesan oleh Dion tadi. Sudah hampir 2 minggu ia tidak melihat Kardelia di sekolah. Sudah beberapa kali lelaki itu cuba menghubunginya namun nihil.

" makan woi, bengong mulu. Tu pacar juga di depan mikirin siapa sih?" tanya Farhan menatap Alkana yang masih sibuk dengan fikirannya.

" ihh kata siapa sih? Kita belum jadian tau" ujar Aisyah menatap kesal Farhan.

" kode nih Al " ujar Alina memancing Alkana.

Baru sahaja Alkana melirik ke samping,matanya menangkap sosok berjilbab yang baru sahaja selelsai makan dan keluar dari kantin.

Alkana mengambil ponselnya dan berlari mengejar gadis itu.

" Sayyidina ! " Alkana berlari mengejar gadis itu.

" apaan? " ujar gadis itu dingin enggan menatap Alkana.

" Kardelia kenapa? Gue udah berusaha buat hubungin dia tapi nihil. Dia tukar nombor atau gimana sih? " tanya Alkana melipatkan tangan ke dada.

" gue engga tahu " ujar gadis itu ketus.

" ina ! " Alkana menarik tangan Sayyidina agar gadis itu menatapnya.

" jangan pegang gue ! " betak gadis itu.

" gue udah engga bertemenan dengan dia lagi ! " Sayyidina merasa marah apabila mengenangkan Kardelia melakukan sesuatu yang ia larang sejak dari awal.

Benar Sayyidina suka mengejek kakaknya dan Kardelia. Tapi ia tidak pernah ingin kedua manusia iti bersama. Sayyidina merasa Kardelia tidak oantas untuk kakaknya.

Bahkan Sayyidina pernah bilang kepada Kardelia untuk tidak bicara dengan kakaknya. Gadis itu juga telah berjanji untuk tidak berbicara dengan kakaknya.

Namun suatu hari Kardelia memungkiri janji, dia menemui Kakaknya tanpa pengetahuan Sayyidina. Setelah terbongkar Sayyidina sangat marah dan membenci Kardelia.

" gue pergi dulu " Sayyidina berjalan meninggalkan Alkana.

Alkana mendengus kesal, kehilangan Kardelia kali ini membuat hatinya runsing. Alkana membuka ponselnya dan mencari instagram Kardelia, namun hasilnya nihil. Gadis itu seolah-olah memblokirnya dari semua sosial media.

" Fenly ! " Alkana berlari ke arah Fenly yang baru sahaja keluar daripada perpus.

" tunggu dulu bisa nnga sih ?! " Alkana menarik tubuh Fenly yang seperti ingin melarikan diri.

" Adel mana?" tanya lelaki itu on the spot.

" mana gue tau, lu kan pacarnya. Lu pasti tau di ke mana " ujar Fenly acuh, ia malas berbicara dengan Alkana yang songong itu.

" Argh ! " Alkana menumbuk dinding perpustakaan dengan kuat. Lelaki itu mengacak-acakkan rambutnya frustasi.

Fenly hanya diam menatap Alkana, lelaki itu kemudian berjalan menuju kelasnya dan meninggalkan Alkana seorang diri.

" lu mana sih del? " lirih lelaki itu pelan

Bel pelajaran pertama berbunyi, Alkana melangkah malas menuju ke kelas. Kelas Alkana adalah bersebelahan dengan kelas Kardelia.

Lelaki itu memandang sayu pada kursi kosong yang diduduki oleh Kardelia dulu. Dulu Kardelia sering melambaikan tangan padanya ketika ia sedang melewati kelas Kardelia.

Atau tidak gadis itu pasti bakal tetsenyum memandangnya yang sentiasa bersikap dingin dan datar ketika mereka saling berpandangan.

Ketiadaan Kardelia di sekolah selama 2 minggu benar-benar membuatkannya merasa sunyi. Ya, Alkana akui dulu ia sangat senang kalau Kardelia diskors dari sekolah, tapi untuk kali ini berbeda.

Second leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang