30 SECOND LEAD

2.6K 115 1
                                    

' rencana Tuhan adalah rencana yang paling baik '










" mama papa tidur bareng? " Kardelia menatap Steven dan Arin bergantian.

Steven tersenyum dan menarik tangan puterinya. Lelaki itu mengusap lembut pipi Kardelia yang terlihat cengkung dan seperti jarang makan.

" mau tidur bareng juga?" tanya papanya dengan lembut.

" emm engga deh " Kardelia menggelengkan kepalanya dan tersenyum menatap Steven dan Arin bergantian.

" yuk mama dan papa anterin ke kamar " Arin dan Steven mengandeng lembut tangan Kardelia.

Kardelia benar-benar merasa sangat bahagia saat ini. Hal yang ia nantikan akhirnya datang sendiri. Tuhan emang baik, sangat baik untuknya.

Arin menarik Kardelia ke kasur dan menyuruh puterinya itu tiduran di sana.

" tidur yang nyenyak yah puteri mama " Arin mengecup lembut puncak kepala Kardelia dan mengelus lembut pipi gadis itu.

" mimpi indah ya sayang yah " Steven mengelus tangan Kardelia dan mengecup puncak kepala gadisnya.

Mereka berdua tersenyum menatap Kardelia dan menutup pintu dengan pelan. Kardelia yang tiduran tadi bangkit dari kasur.

Gadis itu mengambil sesuatu di dalam tasnya, Kardelia membuka lemarinya dan mengeluarkan sejadahnya.

Kardelia hanya mengikut kata hatinya. Kardelia menadahkan tangannya ke atas dan menarik nafas dalam-dalam.

" Ya Allah, hamba ingin mengucapkan terima kasih. Terima kasih untuk ganjaran yang tidak dijangka ini. Terima kasih karna sudah mempersatukan kembali keluarga hamba Ya Allah. " Kardelia menamatkan solatnya.














" ehmm " Kardelia menutup wajahnya dengan selimut karna merasa sangat silau dengan gorden kamar yang terbuka.

" yuk anak papa bangun ! Nanti telat  loh Del " ujar Steven menarik selimut Kardelia.

" Astaga ! " Kardelia bangun dan mengecek ponselnya.

Kardelia memukul jidatnya, hari ini ia terlepas untuk solat subuh. Kalau Medina tahu, sudah pasti wanita itu akan marah padanya.

" kenapa sih hm?" Steven mengerutkan keningnya dan duduk di atas kasur Kardelia.

" er.. Engga papa kok pah " gadis itu hanya tersenyum dan menarik nafas dalam-dalam. Secepat ini ia meninggalkan Tuhan.

Kardelia merasa sangat bersalah sekarang, Ia tidak berhenti mengucap kata maaf di dalam hatinya.

" cepat siap-siap gih. Papa anterin ke sekolah " Steven mengecup puncak kepala anak gadisnya dan keluar daripada kamar.

Kardelia masih duduk diam di atas kasurnya, gadis itu menghembus nafas perlahan dan otaknya memikirkan sesuatu.

Kardelia bangun dari kasur dan mempersiapkan diri untuk ke sekolah. Beberapa menit kemudian, Kardelia telah selesai mandi dan menukar pakaiannya.

Gadis itu mandang pantulan dirinya ke cermin, ia mengeluarkan sesuatu daripada lemari bajunya. Kardelia menganggukkan kepalanya dan tersenyum.





Arin dan Steven sedang sibuk mengurus sarapan pagi di meja makan. Mereka berdua terlihat sedang senang mempersiapkan sarapan bersama.

Kardelia tersenyum melihat dua manusia itu kembali bersama. Pelan-palan ia menuruni tangga dan berjalan ke arah Arin dan Steven.

" ma.. Pa.. " panggilnya pelan.

Arin dan Steven menoleh ke arah suara itu. Wajah keduanya terlihat kaget melihat manusia di hadapannya.

Second leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang