Hal yang terjadi adalah sebuah ujian daripada-Nya. Maafkan diriku yang semakin jauh dan meninggalkan tanpa ada rasa bersalah sekalipun- Kardelia Putri
Kardelia menarik nafasnya dengan berat dan menhembusnya dengan perlahan. Di tangan gadis itu sekarang ada semangkuk bubur dan segelas susu. Kardelia mengukir senyuman di bibirnya dan membuka tombol pintu kamar yang berwarna coklat itu.
" Ma.... Adel bawa bubur buat mama.." ujarnya dengan perlahan dan lembut.
" Siapa yang ijinin lu buat masuk ke sini?! " Arin bangun daripada kasurnya kemudian berdiri dan menatap tajam ke arah Kardelia.
Kardelia tetap tersenyum meskipun ia telah dibentak oleh mamanya, gadis itu malah berjalan mendekati wanita yang sedang memeluk tubuh dan memandnag tidak suka ke arahnya. Kardelia terlihat tidak peduli dengan tatapan dan wajah sinis yang wanita itu berikan padanya.
" Adel masakin bubur buat mama.... Mama sakit kan?" Kardelia menunjukkan wajah yang khawatir kepada wanita itu.
" Keluar " kata Arin dengan sinis kemudian memalingkan wajahnya ke arah yang lain. pPerilaku wanita itu seolah-olah menunjukkan ia benar-benar jijik dengan gadis yang berada di hadapannya.
" Ma... bubur yang Adel bikin ini enak loh. Adel belajar resep ini daripada bunda Alkana. Bunda Alkana pinter masak loh maa.. dan- "
" lu nyindir gue ?" Arin menatap Kardelia dengan wajah yang tidak berpuas hati
" bukan gitu ma.. mama- "
" HEY SIAPA MAMA LU?! GUE JIJIK DENGER PERKATAAN ITU KELUAR DARIPADA MULUT LU " Bentak Arin dengan kuat sehingga seluruh ruangan di kamar ini bergema.
Kardelia merasakan ada yang menusuk hatinya, Gadis itu menundukkan kepalanya sedikit mencuba untuk kekal tenang di hadapan wanita yang sangat ia sayangi itu. Kardelia tidak mengerti mengapa Arin sangat membencinya, padahal dia sudah berusaha semaksimal mungkin itu melembutkan hati wanita itu.
" Ma.. makan yuk " ujarnya mendonggakan kepala kembali dan tersenyum ke arah mamanya
" GUA JIJIK DENGAN MAKANAN YANG LU BIKIN ! "
PAKKKKKKK!!!!!
Arin menepis kasar tangan Kardelia dan menyebabkan mangkuk dan gelas yang berada di tray itu jatuh ke atas lantai.
" ah.... " ringgis Kardelia
bubur panas yang ada di dalam mangkuk itu jatuh ke ata tangan milik Kardelia. Terdengaran ringgisan kesakitan yang gadis itu keluar daripada mulutnya. Bukan menolong,Arin malah tertawa bahagia melihat Kardelia yang sedang kesakitan.
" Astagfirullah,non Kardelia " Krisna berlari masuk ke dalam ruangan majikannya itu. wanita itu langsung meniup perlahan tangan Kardelia untuk mengurangkan rasa sakit yang gadis itu rasakan.
" adel engga papa " ujar Kardelia menggelengkan kepala
" mama engga papa kan? tangan mama kena ga ? " tanya dengan nada yang khawatir. Gadis itu tidak mahu wanita yang paling istimewa di hatinya itu merasa sakit.
" Keluar ! " Arin menolak tubuh Kardelia dengan kasar sehingga gadis itu tersungkur ke lantai
" Non Adel !" ujar Krisna yang sudah panik malah di tambah panik karna Kardelia terjatuh di tempat mangkuk dan gelas yang pecah tadi.
" KELUARRRRRRRRRRRRRR ! " Arin seperti dirasuki setan, wanita itu berjalan mendekati Kardelia yang masih terbaring di tempatnya. Wanita itu menyeret Kardelia secara paksa supaya gadis itu keluar daripada kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second lead
Non-Fiction" saya dan dia akan bercerai " " papa mau ninggalin Adel? " " kamu bukan anak saya " " terima kasih kerana telah menjaga Adel " Kardelia Puteri, seorang gadis yang sebenarnya tidak pernah ingin dilahirkan didunia. Ia tidak tahu hal apa yang ia l...