" entah aku tidak tahu sebabnya "
Dion melirik ke arah Kardelia yang duduk di sampingnya. Beberapa minggu ini, Dion merasa lebih dekat dengan Kardelia. Ini kali pertama mereka berdua berdua seperti ini.
" gue tau gue cantik, jangan liatin kayak gitu kali. Gue punya Alkana " Kardelia melirik sekilas ke arah Dion kemudian menatap kembali ke depan.
" lu selain emosian trnyata suka kepedean ya " Dion mendengus kesal kemudian memuncungkan bibirnya ke depan.
" jangan ngambek, lu bukan Alkana yang harus gue bujuk " ujar Kardelia lagi.
" ngeselin lu " Dion melipatkan tangannya ke dada tanda ia tidak suka dengan kata-kata Kardelia.
Suasana hening seketika, Kardelia dan Dion hanya diam dan bermain dengan fikiran mereka. Duduk di atas rumput hijau dan menikmati permandangan kota Jakarta adalah sesuatu hal yang menyenangkan.
" lu sering ke sini del?" Tanya Dion memecahkan keheningan.
" iya, kalau lagi engga ngapain " jawab Kardelia singkat.
" Del.. "
" apa?"
" maaf sih kalo soalan ini bikin lu kaga enak. "
" apa?" kardelia memalingkan wajahnya ke arah Dion.
" kenapa lu masih mau pertahanin Alkana? " Dion menatap mata Kardelia, mencari sesuatu di sana.
Kardelia tersenyum kemudian melarikan pandangannya daripada Dion. Kardelia tidak mahu banyak hal yang Dion akan tahu daripada matanya.
" karna gue cinta. "
" engga mungkinlah. Bukannya level tertinggi di cinta itu adalah melepaskan?"
" ya.. Mungkin cinta gue bukan berada di level itu " Kardelia terkekeh kecil
" kenapa lu engga mau lepasin dia dan cari orang lain sih? Lu cantik, kaya dan lu juga engga bego. Banyak yang mau kaleee " Dion mengerutkan keningnya.
Jujur kalau diingatkan kembali. Waktu pertama kali mereka berdua bertemu, Dion sempat kagum dengan kecantikan Kardelia.
Gadis itu terlihat berbeda daripada gadis lain. Seperti yang Dion tahu, Kardelia bukan gadis manja yang selalu sahaja memninta pertolongan pacarnya.
" bukan engga mau. Tapi gue belum siap, gue masih butuh seseorang untuk jadi alasan gue beejuang hidup " Kardelia menghembus nafas pelan.
" berjuang hidup? Maksud lu?"
Kardelia seperti sadar daripada lamunannya. Gadis itu menggaru kepalanya yang tak gatal. Dirinya terperangkap sekarang.
" ya gitu. Gue sayang banget sama Alkana, ya jadi gue engga mau lah dia diambil orang lain. Ya gitu, perjuangan hidup untuk bersatu dengan Alkana "
" lu ngomong apasih Del? Pusing gue " Dion memamdang Kardelia heran.
" Ah udahla, lu kaga ngerti. " Kardelia bangun dari duduknya dan pergi meninggalkan Dion.
" ninggalin gue lu " Dion bangun dengan pantas kemudian mengejar Kardelia yang sudah pergi jauh.
" yang penting gue gratis " Kardelia dan Dion masuk ke dalam mall
" iye... Lu gue tau- "
" Dion.. "
Kardelia dan Dion memandang ke arah suara itu. Kardelia diam mematung di tempatnya, gadis itu merasa bersalah seketika.
Alina menatap Dion dan Kardelia secara bergantian. Air bening keluar daripada kelopak matanya. Gadis itu melangkah pergi meninggalkan mereka berdua.
" Alina !" Teriak Kardelia dan ingin mengejar gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second lead
Non-Fiction" saya dan dia akan bercerai " " papa mau ninggalin Adel? " " kamu bukan anak saya " " terima kasih kerana telah menjaga Adel " Kardelia Puteri, seorang gadis yang sebenarnya tidak pernah ingin dilahirkan didunia. Ia tidak tahu hal apa yang ia l...