21 SECOND LEAD

2.6K 105 23
                                    

" semesta memberikan sakit di awal cerita dan bahagia di akhir cerita "






Kardelia berdiri di hadapan jendela kelas. Gadis itu termenung jauh melihat apa yang terjadi di dalam sana. Beberapa orang tua sedang menemani anak-anak mereka mengambil rapot bulanan.

Ada yang keluar daripada kelas dengan bahagia ada juga dengan keadaan yang marah dan kecewa. Namun hari ini ada hati yang lebih kecewa dan marah.

Kardelia meremas rok sekolah yang ia kenakan. Matanya terlihat merah menahan perasaan yang ingin sahaja meledak kapanpun.

Di dalam kelas, ada sosok yang Kardelia kenali. Steven sedang tersenyum bahagia melihat Aisyah yang berjaya mendapat keputusan yang baik di ulangan lalu.

Kardelia dapat melihat dengan jelas wajah bangga milik Steven. Hampir 12 tahun dirinya bersekolah, tidak pernah sekali pun lelaki itu hadir untuk mengambil rapotnya. Bahkan Steven pernah mengatakan bahwa hal itu tidak penting.

Kardelia meletakkan tangannya ke dada. Nafasnya terasa berat untuk ditarik. Gadis itu menundukkan kepalanya dan memilih untuk pergi menjauh dari jendela kelas.

Apa yang ada di fikirannya hanya tersimpan rapi di sana. Kardelia tidak pernah sekali pun menceritakan kehidupannya pada orang lain.

Bruk !

" ah.. " Ringgis Kardelia.

" mata lu napa sih? Bisa engga kalo jalan itu liat ke depan? " Alkana memandang kesal ke arah Kardelia yang sedang terduduk di atas lantai.

Kardelia hanya diam dan berdiri kembali. Gadis itu memandang ke arah Alkana. Kemudian matanya melirik ke arah tangan kanan Alkana.

Fail rapot Alkana berearna biru pasti hasil ulangan laki-laki ini bagus sekali kali ini. Senyuman terukir di bibir Kardelia.

Kardelia menarik tangan Alkana kemudian membawanya ke suatu tempat. Alkana cuba untuk menolak namun ia tidak bisa karna Kardelia sudah membawa dirinya berlari.

Mereka berdua berlari melewati beberapa orang tua di sana. Dion dan Farhan yang melihat mereka berdua dari jauh hanya bisa mengerutkan kening.

" temen lu kesambet apasih?" Tanya Farhan kepada Dion yang berdiri di sampingnya.

" kurang tau " ujar Dion yang masih terkihat fokus memandnag ke mana Kardelia membawa Alkana pergi.














" lu mau bawa gue kemana sih? Heh asal lu tau gue tadi mau ke kelas ketemu Aisyah " ujar Alkana kesal karna gagal menunjukkan nilai rapotnya pada Aisyah.

" gimana rapotnya? Bagus?" Kardelia melirik ke arah Alkana kemudian kembali fokus menyetir mobil.

Alkana hanya diam dan melirik tajam ke arah Kardelia. Alkana lelah dengan tingkah Kardelia yang aneh dan tidak menarik perhatiannya.

" lu mau bawa gue kemana sih?" Tanya Alkana kesal.

Bukan malah menuahut pertanyaan itu, Kardelia malah tersenyum dan mengelus lembut kepala Alkana sehingga rambut laki-laki itu sedikit berantakan.

" ngapain sih?" Alkana menepis dengan kuat tangan Kardelia sehingga meninggalkan kesan merah di tangan gadis itu.

" kamu gemas banget deh kalo marah " tawa Kardelia oecah ketika Alkana memuncungkan bibirnya tanda ia sedang protes.

" bodo amat " ujar lelaki itu dengan kasar kemudian mengeluarkan ponselnya.

Kardelia menghembus nafas pelan dan kembali fokus pada jalan raya. Aisyah.. dan terus aisyah..
















Second leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang