17 SECOND LEAD

2.8K 109 3
                                    

" meskipun sebentar, tapi aku merasa sangat bahagia "













" Al.... Maafin aku " Kardelia menarik tangan Alkana agar lelaki itu berhenti berjalan dan menatapnya.

" apa lagi sih? " jawab Alkana ketus dan menarik kasar tangannya.

" aku minta maaf " ujar Kardelia mengenggam erat tangan milik Alkana.

" bacot " Alkana memandang Kardelia atas bawah, lelaki itu benci dengan manusia di hadapannya.

" Aku tau aku salah aku- "

" ya emang salah lu. Udahla gue males liat muka lu " Alkana menarik sekali lagi tangannya dengan kasar.

" al... " Kardelia berteriak sekali lagi. Namun Alkana tetap berkeras hati, lelaki itu pergi meninggalkannya.

Kardelia menghembus nafas berat, Ia melihat sayu punggung Alkana yang kian menghilang. Gadis itu tidak berhenti menyumpahi dirinya.

" Argh " Kardelia menarik rambutnya kebelakang dengan frustasi.

Andai saja perutnya tidak terasa sangat sakit, sudah pasti ia akan menemani Alkana. Dan yang paling penting, sudah pasti lelaki itu tidak akan marah kepadanya.

Kardelia melabuhkan punggungnya pada kerusi putih, gadis itu meremas dengan kuat rambutnya sehingga ada yang rontok atau tercabut.

" Del udah... " Fenly menarik tangan Kardelia daripada rambut gadis itu.

Kardelia tersadar dengan tindakannya, gadis itu menundukkan kepala tidak ingin memandang ke arah Fenly yang memegang lembut tanganya.

Fenly membuang rambut Kardelia yang rontok dan menyisir lembut rambut Kardelia yang terlihat sangat kusut itu. Fenly memandang wajah Kardelia.

" ini kenapa? " Fenly mengelus lembut luka di pipi Kardelia.

" terkena kuku " Gadis itu menurunkan tangan Fenly daripada wajahnya dan memandang kurus ke depan.

Fenly menghembus nafas pelan dan membuka penutup botol mineral water kemudian menyerahkan pada Kardelia yang duduk di sampingnya.

" minum " ujarnya pelan.

Kardelia menyambut aur itu dan meneguknya sehingga habis. Dirinya terasa sangat haus saat ini. Mungkin karna efek obat yang ia sedang makan sekarang.

" Del... " lirih Fenly pelan.

" apa? "

" kamu sakit? Wajah kamu pucat banget " Fenly memerhati wajah Kardelia yang terlihat sangat pucat.

" gue engga kenapa-napa " Kardelia buru-buru bangun dari kursi dan oergi meninggalkan Fenly sendiri.

" Del.. " Fenly berteriak memanggil Kardelia namun usahanya sia-sia. Kardelia malah berlari dan menjauh daripadanya.

Kardelia memperlahankan langkah,menekan kuat perut yang terasa sangat sakit. Keringat keluar bercucuran daripada kulitnya.

Kardelia memegang dinding untuk memapah dirinya, gadis itu mengatur nafas agar tidak tumbang di sana. Beberapa meter dari sana, Kardelia melihat toilet.

Gadis itu menekan perutnya dengab kuat dan berjalan ke sana. Membuka pintu toilet dan menguncinya dari dalam. Kardelia terduduk dan bersandar di pintu toilet.

Untung saja toilet tidak berpenghuni pada waktu itu. Kardelia mengeluarkan painkiller yang ia simpan dalam poket. Gadis itu meletakkan obat ke mulutnya kemudian menyeret dirinya masuk ke dalam toilet.

Second leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang