PART 37 SECOND LEAD ||

1.7K 84 7
                                        

" terima kasih orang baik "















" Ada apa Pak? " Kardelia memandang ke arah Kaza yang duduk di hadapannya.

" dulu.. ibu saya suka banget cerita tentang kamu kepada saya dan isteri. Dia terlihat bahagia banget punya majikan seperti kamu. Setiap hari pasti ada sahaja nama kamu disebut dan diingati.  " Kaza berbicara dengan nada yang sedikit lembut dan matanya masih fokus dengan makam ibunya.

" Bulan lalu ibu meninggal, sebelum pergi ibu sempat nyuruh saya dan isteri saya buat hubungi kamu. Tapi hasilnya nihil, kamu pasti sudah tukar nombor hp waktu  " Kaza menatap Kardelia lembut.

Kardelia menundukkan kepalanya, rasa bersalah menyelubungi hatinya. Kenapa ia bodoh sekali tidak ingin menghubungi Krisna dan bertanya khabar.

Bukankah Krisna sudah terlalu baik padanya? Ia merasa bodoh karna tidak bisa menghargai orang yang sangat tulus menyayangi.

" maaf " ujar Kardelia singkat.

" tidak perlu merasa bersalah Kardelia, kamu tidak salah. Terima kasih yah... Terima kasih karna telah menerima ibu saya dengan baik di tempat kamu " Kaza mengambil gelas yang berisi kopi yang diberikan oleh Nuha.

" Adel mau makan apa? Ntar mbak masakin. " Nuha tersenyum menatap Kardelia.

" aduh.. Jangan gini dong mbak, malu Adel" Kardelia menggaru belakangnya.

Kaza dan Nuha tertawa melihat tingkah gemes manusia yang ada di hadapan mereka. Mereka berjanji pada diri akan sentiasa menjaga gadis itu.














Kardelia memecut laju masuk ke dalam parkir mobil sekolah. Sepertinya sekolah sudah mulai penuh. 1 minggu sudah ia tidak muncul di sana.

Kangen? Enggalah, justeru ia ingin sahaja cepat-cepat lulus dan pergi dari dunia itu. Terasa berat untuk berada di sana.

Kardelia keluar dari mobil dan meletakkan tas coklatnya ke pundak. Para siswa dan siswi terlihat kaget melihat manusia itu.

Cibiran-cibiran mulai terdengar, namun Kardelia hanya diam dan berjalan santai ke arah kelas. Matanya melilau mencuba mencari seseorang.

" Mau aja ke sekolah, kalau gua sih engga mau yey. Udah diskors seminggu, terus dibenci satu sekolah lagi. Dasar engga tau malu  " Tania bercerita kepada teman sebangkunya.

Kardelia masih santai, gadis itu meletakkan tas ke atas kursi dan memandang Sayyidina yang terlihat tidak peduli dengan dirinya.

" Emang dia tau malu? Sejak kapan sih dia tau malu? " Alina tertawa memandang Tania yang ada di hadapannya.

Sayyidina bangun dari kursi dan berjalan keluar daripada kelas. Kardelia melirik ke arah punggung gadis yang semakin menghilang itu.

Kardelia bangun dari kursinya dan ingin mengejar Sayyidina.

Brukk..

Kardelia tersungkur ke lantai karna ulah Tania.

" upsss sorry " Tania tertawa melihat Kardelia yang sedang bersujud di atas lantai.

Kardelia mengepal tangannya dengan kuat. Bisa dilihat wajahnya terlihat merah. Ia menarik nafas kemudian menghembusnya perlahan kemudian berdiri

" engga papa kok " Kardelia tersenyum menatap Tania dan berjalan keluar kelas.

Gara-gara terlalu sibuk mencari Sayyidina yang tiba-tiba hilang, Kardelia tiba-tiba menabrak seseorang.

Brugh

Second leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang