' es batu mulai mencair '
Hola guys ! i made a decision to choose these two as my visual
( Kardelia Puteri )
( Alkana Gerald )
" hah " Kardelia bangun dan terus duduk, dokter yang mengurusinya kaget melihat gadis itu tiba-tiba sadar.
" hey hey.. Pelan " Dokter wanita itu mendekat ke arah Kardelia.
" Dok? "
" Apa yang terjadi? Kamu tahu kan kalau kamu tidak bisa banyak berdarah kayak tadi. Kamu tahu kan kalau itu bisa membunuh kamu " Doktor Anna membentak Kardelia dengan kuat.
" saya jatuh " ujar Kardelia singkat tidak ingin memperbesarkan lagi masalah.
" kapan saya bisa ketemu orang tua kamu?" Doktor Anna melipatkan tangannya ke dada. Ingin sahaja ia memarahi pasien yang berada di hadapannya.
" itu tidak akan terjadi " Kardelia melepaskan infus dan ingin mengambil ponselnya yang ada di atas meja.
" kamu benar-benar tidak takut mati? " Doktor Anna sangat kesal dengan tingkah Kardelia yang tidak pernah ingin mendengar apa yang ia katakan.
" Cepat atau lambat, seseorang itu pasti bakalan mati juga. " Kardelia tertawa memandang Doktor Anna.
" terserah kamu " Doktor Anna enggan berbicara dengan Kardelia. Wanita itu keluar daripada ruangannya dan menghempas pintu dengan kuat.
" Gimana keadaan lu?" ujar seseorang yang tiba-tiba masuk.
" engga papa kok "
" Ina engga bisa jemput lu, nyokapnya masuk ke rs tadi karna serangan jantung. " Alkana berjalan mendekat ke arah Kardelia.
" ha? Di ruangan mana? " Kardelia cuba menghubungi Ina namun tetap tidak bisa.
" bukan di rumah sakit ini "
KAMU SEDANG MEMBACA
Second lead
Non-Fiction" saya dan dia akan bercerai " " papa mau ninggalin Adel? " " kamu bukan anak saya " " terima kasih kerana telah menjaga Adel " Kardelia Puteri, seorang gadis yang sebenarnya tidak pernah ingin dilahirkan didunia. Ia tidak tahu hal apa yang ia l...