" pelangi tidak selamanya "
Hari ini hari minggu dan seperti biasanya Kardelia akan libur dari sekolah. Tetapi hari ini sedikit berbeda dari jari libur biasanya.
" Selamat pagi anak mama " Arin duduk di atas kasur Kardelia dan menarik pelan selimut putrinya.
" pagi ma.. " ujar Kardelia sedikit lemah. Gadis itu duduk di atas kasur sambil menggosok matanya.
" kok lemes sih sayang? Kamu sakit? " Arin menunjukkan riak wajah yang khawatir melihat Kardelia yang terlihat sedikit lemas pagi ini.
" engga kok mah. Capek doang kok. " ujarnya tersenyum menatap Arin.
" yaudah, kalo gitu siap-siap yah. Papa kemarin kan janji mau jalan-jalan " Arin mengelus lembut pipi Kardelia kemudian pergi meninggalkan gadis itu.
Kardelia memijit kepalanya yang terasa sedikit pusing. Gadis itu mengambil sesuatu di bawah kasurnya. Kardelia menelan panadol dan berharap pusingnya ilang.
" Adel ! Buruan sayang. " ujar Arin sedikit berteriak dari bawah.
" yaaaa ma.. " Kardelia buru-buru keluar daripada kamar dengan mengenakan baju lengan panjang dan skirt putih.
" yuk sayang kita berangkat " Steven menarik tangan Kardelia dan membawanya masuk ke dalam mobil.
Sepanjang perjalanan menuju tempat tujuan tiada keheningan dalam mobil. Mereka saling bercanda dengan suatu sama lain.
Kardelia bisa melihat kalau masih ada cinta antara Syeven dan Arin. Gadis itu yakin mereka berdua tidak akan berpisah lagi.
" sayanggggg kok bengong sih? Kenapa hm" Steven melirik putrinya melalui cermin depan karna hairan melihat putrinya tiba-tiba diam.
" cape ketawa pa... Pipi Adel sakit " ujarnya terkekeh kecil.
Steven hanya menganggukkan kepala dan menghentikan mobilnya di sebuah cafe. Mereka bertiga keluar dari mobil dan berjalan ke dalam cafe.
Kardelia melirik ke arah tangannya yang dipimpin erat oleh Steven dan Arin. Pegangan tangan itu benar-benar menunjukkan mereka berdua tidak mahu kehilangan Kardelia.
" kita dipojok yah? " Steven menarik Kardelia dan Arin untuk duduk di pojok.
Arin dan Kardelia hanya mengangguk dan mengikuti langkah kaki Steven. Beberapa menit kemudian pelayan datang dan membawa menu.
Makanan datang dan mereka pun melahapnya dengan habis. Sesekaki Kardekia melirik ke arah Steven dan Arin kemudian tersenyum.
" ada apa sih senyum kayak gitu " Steven mengankat alisnya ke atas.
" engga kok pa.. Adel senang banegt liat mama dan papa bersatu kayak gitu " ujar Kardelia dengan nada yang terharu kemudian menyuap nasi gorengnya.
Arin dan Steven hanya berdehem dan menikmati makanan mereka. Hampir 30 menit di dalam restoran akhirnya mereka keluar daripada restoran itu.
" kita mau kemana pa? " tanya Kardelia penasaran.
" kita ke suatu tempat. Kayaknya teman-teman kamu pada kangen deh sama kamu " ujar Steven dengan nada gang biasa.
" teman aku? " Kardelia menggaru kepalanya yang tidak gatal.
" iya teman kamu sayang. Mereka pasti pada kangen banget sama kamu " tambah Arin yang duduk di di samping Steven.
Kardelia mengangguk tanda mengerti, gadis itu membuka ponselnya dan membuka beberapa sosial media dan aplikasi di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second lead
Non-Fiction" saya dan dia akan bercerai " " papa mau ninggalin Adel? " " kamu bukan anak saya " " terima kasih kerana telah menjaga Adel " Kardelia Puteri, seorang gadis yang sebenarnya tidak pernah ingin dilahirkan didunia. Ia tidak tahu hal apa yang ia l...