" Terima kasih semesta, karna engkau telah memberikan bahagia yang sebentar untukku "
Alkana sedang berlari menuruni tangga, lelaki itu tidak peduli akan teriakan yang didengarinya dari belakang.
" Alkana tunggu ! " Teriak Kardelia dengan kencang.
Untung sahaja rasa sakit pada perutnya beransur sembuh, Kardelia mempercepatkan langkah untuk mengejar Alkana yang sudah jaih di hadapan.
" Alkana ! " Kardelia menarik lengan Alkana agar lelaki itu melihat ke arahnya. .
" Apa ! " bentak Alkana dengan nada yang tinggi.
" Kamu kenapa begini sih? Aku udah maaf naaa.... Aku tau aku salah... Maafin aku " Kardelia meletakkan tangan Alkana ke jidatnya.
" Jijik gue ! " Bentak Alkana sekali lagi dan menarik kasar tangannya daripada jidat Kardelia.
" Murah banget kata maaf buat lo ! " Alkana menunjuk kasar ke arah Kardelia dan pergi meninggalkan gadis itu.
Kardelia meremas kasar rambutnya dan menatap kesal ke arah punggung Alkana yang semakin menghilang. Kardelia tidak tahu bagaimana lagi cara untuk membujuk Alkana.
" mau kamu apa sih naa?? Aku udah cuba jadi yang terbaik. Kamu mau apalagi? " ujar Kardelia dengan lirih
Kardelia melangkahkan kakinya pergi, jujur ia bingung mau kemana. Mau bolos tahun ini ia ada UN.
Dengan langkah yang lemas, gadis itu berjalan menuju perpus. Kardelia malas untuk masuk ke kelas pagi ini, lebih baik ia mengulang kaji di perpus menurutnya.
°°°
Kardelia mengumpul buku-buku yang ia perlukan, gadis itu memilih tempat yang paling belakang sekali di perpus untuk belajar.
Sebelum memulai, Kardelia menutup matanya rapat-rapat dan menghentikan apa yang ada di kepalanya. Kardelia ingin ia merasa tenang ketika belajar nanti.
Baru sahaja ia membuka mata, bayangan putih yang ia kenal muncul. Dapat dilihat bibir Kardelia mengukir senyuman, wajahnya terlihat bahagia melihat bayangan itu.
" temenin Adel belajar ya? " tanya dengan antunisias.
Kardelia melihat bayangan putih itu menganggukan kepalanya tanda ia setuju dengan pertanyaan Kardelia. Bayangan putih mendekat ke arah Kardelia dan mengelus kepala gadis itu dengan lembut.
Bel menandakan istirahat berbunyi, Kardelia terbangun daripada tidurnya. Gadis itu menggososok mata pelan. Ia mencari-cari bayangan tadi, namum bayangan itu sudah hilang.
Kardelia menyusun buku-buku yang ia gunakan tadi dan keluar daripada perpustakaan. Langkah Kardelia terhenti apabila melihat sesuatu.
Kardelia mengenggam erat skirt oanjang yang ia gunakan, gadis itu menghentakkan kaki dan pergi ke kantin. Sepanjang perjalan, Kardelia tidak berhenti mengutuki Alkana.
" Del ? Lu kemana aja sih? " tanya Alina yang sudah mulai lelah melihat tingkah Kardelia yang suka menghilang.
" serah gue mau kemana " ujar gadis itu ketus dan duduk di samping Dion yang terlihat tidak ingin ikut campur.
" selowwww Del... " ujar Sekar cuba meneutralkan suasana yang terlihat panas.
" Al ! " Farhan melambaikan tangannya ke atas untuk meamnggil Alkana agar duduk di samping mereka.
Kardelia melirik ke arah manusia yang Farhan panggil tadi, matanya membulat melihat seorang gadis di samping Alkana sekarang.
Kardelia menghentakkan mengangkat kakinya dan menghentakkannya pada Farhan yang berdiri di samping Kanannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/302193406-288-k87729.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Second lead
Non-Fiction" saya dan dia akan bercerai " " papa mau ninggalin Adel? " " kamu bukan anak saya " " terima kasih kerana telah menjaga Adel " Kardelia Puteri, seorang gadis yang sebenarnya tidak pernah ingin dilahirkan didunia. Ia tidak tahu hal apa yang ia l...