28 SECOND LEAD

2.2K 125 11
                                    

" fitnah "









" Adel ! " Dion datang dan memandang tajam ke arah Kardelia yang sedang mengerutkan keningnya dan menatap Alina.

" aku di tolak " Alina mengiris kesakitan dan memegang keningnya yang terhantuk pada tiang.

Dion membungkukkan tuvuhnya dan mengendong Alina dan pergi tanpa sebarang kata. Sekar hanya tersenyum dan mengejar Dion.

" lu kenapa sih Del? Sekali aja lu engga bikin ulah. Gue pikir lu nyelamatin alina waktu itu,lu udah insaf " Farhan memandang kesal ke arah Kardelia.

" tapi -"

" Lu diam atau gue lakukan hal yang sama" Kardelia memandang sinis ke arah Aisyah dan mengajukan jari telunjuk pada gadis itu.

" langkah mayat gue dulu " Alkana menarik Aisyah ke belakangnya dan menatap Kardelia.

Kardelia terdiam seketika dan memandang mata Alkana. Beberapa menit kemudian, Kardelia mengalihkan pandangannya dan pergi meninggal mereka bertiga.

" yuk "Alkana menarik tangan Aisyah dan mengenggamnya dengan erat. Hatinya terasa sangat takut kalau Kardelia melakukan hal yang sama pada Aisyah.

Aisyah hanya diam dan menundukkan kepala, ingin sahaja ia berkata jujur. Bukan Kardelia yang menolak Alina tetapi Alina sendiri yang sengaja melakukan hal itu.






Kardelia duduk di dalam kelas karna ia tidak tahu kemana ia harus pergi. Gadis itu merasa ia sedang diliatin oleh seseorang, dengan pantas Kardelia melirik ke arah manusia di sampingnya.

Semenjak kejadian waktu itu, hubungan Kardelia, Sekar dan Alina semakin regang. Yang duduk di samping Alina sekarang adalah Aisyah.

Kardelia terpaksa berpindah ke tempat duduk yang kain karna ia tidak mahu mengeruhkan lagi keadaan yang memang sudah tidak baik-baik sahaja.

" apa ? " tanya Kardelia heran.

Gadis itu menundukkan kepalanya dan menggeleng dengan cepat. Ia sangat takut kalau tubuhnya melayang atau rohnya meninggalkan tubuh dengan cepat.

" terus ngapain liatin gue " Tanya Kardelia dengan suara yang masih kedengaran datar dan dingin.

" mau?" gadis itu menghulurkan bekas makanan yang berisi sandwich kepada Kardelia dengan kepala yang masih tertunduk.

Kardelia melihat sandwich yang cuma berisikan roti dan telur itu. Kardelia merasa hal yang aneh di hatinya, gadis itu mengambil separuh sandwich yang dihulurkan.

" makasi " ujarnya dengan nada yang normal dan tidak sedatar tadi.

" enak.. Yang bikin siapa?" tanyanya mengunyah sandwich itu dengan lahap

Jujur semenjak kepergian Bik Krisna, Kardelia sudah jarang sekali makan. Gadis itu hanya masak untuk mamanya sahaja. Entah kenapa ia merasa tidak lapar.

" umi " ujar gadis itu perlahan dan hampir tidak kedengaran.

" Siapa!? " Volume suara Kardelia sedikit naik dan membuatkan manusia di sampingnya kaget.

" umi aku " ujar gadis itu takut-takut.

" oh- sering² bawa ya. Soalannya enak " ujarnya tersenyum memerhati sandwich itu.

Meskipun bahan dan bentuknya terlihat sangat simple dan tidak menarik. Tapi rasanya sangat enak, Kardelia yakin kalau sandwich itu dibikin dengan rasa sayang.

" iya.. " ujar gadis itu tersenyum

" oh ya, walaupun kita sekelas gue tetap ngga tau nma lu siapa. Nma lu siapa si? " Kardelia memandang ke arah gadis itu.

Second leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang