" kelahiran yang membawa malapetaka "
Kardelia terbangun daripada tidurnya, gadia itu membuka mata perlahan-lahan melihat ke sekeliling. Kamar itu terlihat asing bagi dirinya.
" kamu udah sadar?" wanita itu membawa semangkuk bubur dan air putih dan berjalan ke arah Kardelia.
" apa yang terjadi?" Kardelia mengurut kepalanya yang terasa sangat pusing.
" kamu makan nih, saya ceritain " Nuha tersenyum menatap Kardelia dan memberikan semangkuk bubur kepada gadis itu.
" badan masih panas, mendingan kamu istirahat saja disini. Hotel dari sini jauh loh, terus sekarang sudah jam 11 malam, pasti susah buat nyari taksi " ujar Nuha dengan lembut.
Kardelia cuba menolak ajakan wanita yang berjilbab itu. Ia tidak ingin merepotkan orang lain dan memberi sialnya.
Namun Nuha pintar memujuk gadis itu, Mahu tidak mahu Kardelia terpaksa akur kepadanya. Kardelia menyuap bubur ke dalam mulut dengan paksa.
" kalau boleh tahu, bik Krisna meninggal karna apa?" tanya Kardelia penasaran. Setahunya wanita itu kelihatan sihat ketika menjaga dirinya dulu.
Nuha menarik nafas dalam-dalam mencuba mencari kekuatan untuk dirinya sendiri. Kehilangan seseorang yang membuat doa ditunaikan adalah bukan hal yang mudah baginya.
" ibu meninggal karna serangan jantung. " Nuha menundukkan kepalanya dan air mata mengalir ke pipi.
Kardelia mengelus Nuha dengan lembut kemudian memeluknya dengan erat. Mereka terlihat saling menguatkan sekarang.
" makasih Del " Nuha mengelus lembut belakang Kardelia. Hatinya terasa sangat tenang apabila dipeluk gadis itu.
" ohya " Nuha melepaskan pelukannya kemudian mengambil sesuatu daripada kocek gamisnya
" ini dari ibu. Kata ibu Adel pasti bakal datang ke sini. Dan ternyata benar, Adel datang " ujarnya tersenyum
" ini apa mbak? " Kardelia mengambil surat yang diberikan oleh Nuha kepadanya.
" mbak engga pernah baca Del. Mbak engga berani buka, ini urusan kamu dengan ibu " ujarnya tersenyum lembut menatap Kardelia.
" makasih mbak " ujarnya menyambut senyuman Nuha.
" yaudah kalo gitu, kamu makan dulu yah. Mbak pengen ke dapur bentar. Kalo udab selesai makan, bilang ke mbak okay? Ntar mbak ambil piring. " Nuha bangun dari kasur kemudian mengelus kepala Kardeli dan pergi.
Kardelia menangguk dan tersenyum. Gadia itu melihat mangkuk bubur yang ia letak tadi. Jujur ia tidak pernah merasa lapar setelah banyak kejadian yang berlaku.
Kardelia menghembus nafas kemudian meraih mangkuk bubur itu dan memaksa untuk makan. Ia tidak ingin merepotkan orang rumah jadi ia harus makan.
" Selamat pagi " Nuha tersenyum menatap Kardelia yang sudah bersiap seperti ingin pergi.
" pagi mbak, pagi.. pak " Kardelia menggaru kepala yang tidak gatal karna merasa tidak enak dengan suami Nuha.
" Del sini yuk sarapan " Nuha mempersilakan Kardelia untuk duduk di samping
" errr engga deh mbak, saya mau pergi deh" ujarnya sedikit takut melihat wajah suami Nuha yang terlihat galak.
" emang mau kemana sih? Sarapan dulu yuk, ntar makan obat loh " bujuk Nuha sekali lagi.
" saya-"
" duduk ! " Kaza, suami Nuha menyuruh Kardelia duduk dengan nada yang sangat tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second lead
Non-Fiction" saya dan dia akan bercerai " " papa mau ninggalin Adel? " " kamu bukan anak saya " " terima kasih kerana telah menjaga Adel " Kardelia Puteri, seorang gadis yang sebenarnya tidak pernah ingin dilahirkan didunia. Ia tidak tahu hal apa yang ia l...