" ternyata bahagia memang sederhana "
Kardelia menghembus nafas berat. Gadis itu memandang sayu ke arah wajah Krisna. Hampir 17 tahun bersama Krisna, ini sangat berat untuk Kardelia.
" maafin bibik yah.. " Air mata wanita utu tidak berhenti keluar. Jujur ia sangat berat melepaskan anak majikannya itu. Namun apalah daya ia harus pergi.
Seperti yang dikabarkan Krisna tempoh hari, wanita itu harus pulang ke Kalimantan karna anaknya telah melahirkan. Krisna diminta ke sana untuk menjaga cucunya.
" heyy jangan nangis dong. Malu tau " Kardelia mendekap lembut tubuh Krisna. Gadis itu mengusap belakang Krisna.
Tangisan Krisna semakin kencang. Wanita itu merasa dadanya sangat sesak apabila Kardelia memperilakukannya seperti itu. Inilah yang akan membuatnya kangen.
" bentar lagi pesawatnya mau terbang nih. Udah ya, jangan nangis " ujar Kardelia sedikit tertawa melihat wajah Krisna yang kusut karna menanggis.
" jangan lupain bibik ya?" Wanita itu kedengaran sedu sedan kerana terlalu lama menangis.
" Gimana Adel bisa lupa sih? Kan bibik yang jaga Adel dari kecil. Adel engga bakalan lupa kok " ujarnya lembut.
" Bik.. " Kardelia meraih tangan Krisna dan menatap lembut anak mata wanita itu.
" makasi udah selalu ada buat Kardelia. Makasi udah selalu berada di garda terdepan buat Kardelia "
" Maafin Adel kalau Adel pernah jahatin bibik. Maafin Adel yah bik? Maafin Adel. " sambungnya lagi.
" huaaaaaaaaaa " Krisna kembali menangis dan memeluk Kardelia. Wanita itu sangat sedih sekarang.
Bagaimana tidak dirinya sedih, Krisna tahi akan kehidupan Kardelia. Wanita itu oasti setelah dirinya pergi Kardelia bakal hilang tempat untuk bercerita.
" apaasi bik? Udah ah " Kardelia melepaskan pelukan pada Krisna dan tertawa melihat sikap wanita yang seperti anak-anak itu.
" nanti siapa tau kalau Kardelia meninggal, jangan lupa untuk datang ke Jakarta yah. Siramin air bunga buat Kardelia " canda gadis itu.
" ih engga boleh ngomong gitu dosa tau ! Lagian Adel masih muda, justeru yang mungkin pergi duluan mah bibik " Krisna terlihat kesal dengan kata-kata Kardelia.
" canda ah. Yaudah, sana pergi gih. Entar telat bisa ketinggalan pesawat loh " ujarnya dengan nada mengejek.
" jaga diri Del. Kalau ada apa-apa hubungi Bik Krisna yah. Bibik bakal bantu kok" ujarnya mengusap lembut wajah Kardelia.
" iya.. Bibik juga gitu. Kalau ada apa-apa hubungi Adel yah? Adel bakal selalu ada kok" ujarnya lembut.
" oh ya. Ini buat Bibik dan keluarga. Maaf ya bisa kasi segini. Entar kalau Adel udah kerja, Adel bakal kasi lebih kok " Kardelia menyerahkan amplop coklat.
" apaansi Del? Ini bukannya belanja bulanan Adel?" Krisna menolak pemberian itu.
" haish. Adel bisa minta lagi kali " ujar Gadis itu sedikit mendengus.
" Adel engga tau mau balas kebaikan bibik pakai apa lagi. Terima yah bik. Anggap aja ini ucapan terima kasih Adel buat bibik "
Mahu tidak mahu, Krina terpaksa menerima uang itu. Untuk kali terakhir, Kardelia memeluk erat Krisna dan melepaskan rasa sayangnya.
" siapa tau ini pelukan terakhir " bisik Kardelia pelan.
" udah ah. Gih, hati-hati yah " Kardelia menepul belakang Krisna dan terseyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second lead
Non-Fiction" saya dan dia akan bercerai " " papa mau ninggalin Adel? " " kamu bukan anak saya " " terima kasih kerana telah menjaga Adel " Kardelia Puteri, seorang gadis yang sebenarnya tidak pernah ingin dilahirkan didunia. Ia tidak tahu hal apa yang ia l...