Part 34

2.5K 171 19
                                    

" Dunia terkadang suka ngelawak " 






Hari ini hari pertama Kardelia tidak datang ke sekolah, gadis itu terbangun daripada tidurnya karna silau dengan cahaya matahari yang masuk ke dalam kamarnya. Ia mengusap wajahnya pelan kemudian meriggis kesakitan karna tersentuh lukanya. 

Kardelia meraih ponselnya, kemarin gadis itu erpaksa menutup hpnya kerana ia merasa terganggu dengan mereka-mereka yang tidak berhenti mengirimkan pesan mengutuk kepadanya. 

TINGGGG..

Kardelia mengerutkan keningnya heran menatap nama yang terpapar pada skrin ponselnya. Alakana, nama itu yang terpapar pada skrin ponselnya sekarang. Kardelia menghembus nafas berat kemudian menerima panggilan itu. 

" Orang tua Aisyah mau ketemu sama lu " ujarnya lelaki di seberang sana dengan sinis. 

" di mana?" tanya Kardelia dengan nada yang dingin dan ketus. 

" Di RS Setia. Sekarang !  " ujar lelaki itu dengan nada yang tegas dan memaksa. 

" ya" ujar Kardelia singkat dan mematikan ponselnya. 

Kardelia bangun daripada kasur dan berjalan menuju kamar mandi, seketika ia berhenti di hadapan cermin dan menatap dirinya. Jidatnya yang disalep kemarin masih mengeluarkan darah. Kardelia membuka salep itu dengan perlahan dan darah merah mengalir. 

Kardelia membuka seluruh pakaiannya danberdiri di bawah shower, jidatnya terasa pedih namun itu tidak membuatkan Kardelia berganjak. Ia memandang kesan-kesan yang ada di tubuhnya. Perlahan-lahan isakan halus mulai kedengaran, sekali lagi Kardelia tewas dengan emosinya. 






Setelah selesai bersiap, Kardelia meletakkan topinya di atas kepala. Ia ingin melakukan satu drama nanti, jujur sekarang ia tidak sabar melihat tingkah papanya yang mungkin akan kaget dan takut setelah ulahnya diketahui. 

Kardelia mengambil ponselnya dan memesan grab, ia malas menggunakan mobil hari ini, setelah beberapa menit mobil grab muncul di hadapan rumah. Pemandu itu tersenyum menatap Kardelia dan mengucapkan selamat pagi padanya. 

" Ke RS Setia kan mbak? " tanya lelaki itu lembut 

Kardelia hanya mengangguk dan tersenyum lembut. 

20 menit perjalanan akhirnya Kardelia sampai di rumah sakit, Kardelia mengatur jaket hitam dan bajunya agar terlihat rapi. Tidak sabar rasanya ingin menemui keluarga bahagia milik ayahnya. Keluarga itu pasti senang melihat dirinya. 

Kardelia menanyakan ruangan Aisyah di mana kepada penjaga kaunter pertanyaan. Setelah mendapat info tetang ruangan Aisyah, Kardelia berjalan ke sana dengan senang hati dengan membawa bungkusan hadiah yang berwarna merah jambu. 

Baru sahaja tubuhnya masuk ke dalam ruangan Aisyah, Kardelia dihentakkan ke dinding oleh seseorang. Kardelia sangat kenal dengan aroma tubuh itu, gadis tu menundukkan kepalanya dan mengenggam erat  beg hadiah yang ia bawak. 

" Sabar Stev, dia sebenarnya anak baik. Saya kenal dia " Gerald cuba menenagkan steven yang sedang menghalang kasar Kardelia. 

" tenang bagaimana Gerald? Dia telah mencelakai anak saya ! Saya sendiri bahkan tidak pernah ingin mencelakai dan melukai anak saya seperti itu. Dan dia ! Dia cuma orang luar, anak saya tidak berhak dilakukan seperti itu " ujarnya membentak Kardelia dengan kuat. 

Second leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang