41. Italy Rome

6.7K 485 1
                                    

Hari senin 07.30 di apartemen Seulrene

"Babe, bagaimana dengan perkembangan masalah mu?" Tanya Seulgi, mereka sedang melakukan sarapan. Irene tidak ada job sudah 3 hari ini, karena skandal nya itu yang membuat Irene tidak mendapatkan job, sementara Seulgi sudah rapi dengan pakaiannya ingin berangkat ke kampus.

"Aku sedang tidak ingin membahasnya" ujar Irene dengan nada dinginnya sambil meletakkan kembali sendok dan garpu di atas piringnya. "Aku akan mengemasi barang-barang ku, dan untuk sementara waktu aku akan tinggal di rumah orangtua ku dulu" lanjut Irene yang bangun dari kursinya.

Seulgi menahan tangan Irene. "Maksudmu? Kenapa mendadak dan tidak di bicarakan dulu padaku?"

"Memang kalau aku bicara, kau mengizinkan nya? Aku sedang ingin sendiri dan mendinginkan kepalaku" ujar Irene sambil melepas tangan Seulgi yang menahannya, dan berjalan menuju kamarnya.

"Babe! Dengarkan aku, kenapa kau berubah, hm? Dua hari yang lalu kamu bicara padaku, agar selesaikan masalah ini bersama-sama, kenapa sekarang malah mau pergi? Ada apa?" Seulgi mengejarnya dan berdiri tepat di depan Irene untuk menghalangi jalannya.

Irene berdecak sebal dan menatap Seulgi. "Jangan sampai aku mengeluarkan kata-kata yang tidak seharusnya aku keluarkan" Irene menatap Seulgi dengan tatapan dingin yang membuat Seulgi berusaha mengulum bibirnya sendiri untuk menahan ucapannya yang sudah berada di tenggorokannya.

"Ta-tapi....babe?" ucap Seulgi namun Irene tidak mendengarkan dan melewati tubuh Seulgi begitu saja dan memasuki kamarnya dengan menutup pintu kamar cukup kencang yang membuat tubuh Seulgi tersentak kaget mendengarnya.

Seulgi mengusap wajahnya kasar dan mengacak-ngacak rambutnya sendiri. "Shit!" Umpatnya sendiri dengan kesal.

Seulgi duduk di sofanya, tidak lama Irene keluar dengan membawa kopernya.

"Babe? Kenapa harus membawa koper? Memang kau akan tinggal berapa lama?" Seulgi yang langsung bangkit melihat Irene dan mengejarnya kembali.

"Katakan padaku, aku salah apa? Atau siapa yang menyuruhmu melakukan ini? Kemarin kau-"

"Seul, orangtua ku meminta ku pulang dan tinggal bersama nya untuk sementara waktu, bahkan orangtua ku meminta untuk meninggalkan mu, karena karir ku itu.. kau tahu, itu bukan hanya impian ku, namun juga impian kedua orangtua ku!" Irene mulai meninggikan suaranya dan nadanya bergetar seperti dia menahan nangis dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca..

"Apakah aku menyuruh mu keluar dan meninggalkan pekerjaan mu? Dan apakah kau lupa? Bahwa aku yang menyuruh mu menerima tawaran dari KBS saat itu, agar kau bisa mengejar impian mu lebih tinggi, apa kau lupa bahwa aku juga mendukung mu? Katakan padaku, apakah aku pernah, sekali saja menyuruhmu meninggalkan pekerjaan mu? Huh? Kenapa karena masalah ini kau malah ingin meninggalkan ku dan seakan-akan hanya menyalahkan ku?" Seulgi terisak seperti anak kecil dan terus menerus menggosok mata nya yang mulai keluar air mata. "Kau jahat" Seulgi terisak mulai kencang dan berjongkok menangis menutupi wajahnya dengan tangannya.

Irene tetap menatapnya dingin dengan melipat kedua tangannya di dadanya "bangunlah, kau bukan anak kecil lagi, aku hanya tinggal untuk sementara waktu, aku tidak akan meninggalkan mu, aku hanya butuh waktu" gumam Irene melihat kebawah menatap kekasihnya yang sedang menangis tersedu-sedu.

"Ani, aku tidak bisa jauh darimu, apakah kau tidak khawatir? Aku tidak bisa masak, tidak bisa beberes rumah aku tidak bisa melakukan apapun, kau kan tahu"

"Apa kau menganggap ku, asisten rumah tangga? Kalau begitu, aku akan mencarikan mu asisten untuk-"

"Ani, babe! Tidak seperti itu, maksudku, aku tidak bisa hidup tanpa mu" Seulgi berdiri dan memeluk tubuh Irene.

My Sexy My Enemy (JENLISA) GxG✔️ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang