#4 Memaafkan

45.6K 514 5
                                    

Devan duduk di ruang tamu dengan bella yang memainkan ponsel tanpa menghiraukan devan di sebelahnya.

"Bella saya tanya sekali lagi,, apa saya ada salah sama kamu?" tanya devan sambil memegang kedua tangan bella

"Bapak fikir aja sendiri, tadi pagi ngapain ngobrol sampai ketawa tawa sama bu indah" ucap bella ketus dengan memajukan bibirnya, tanpa menatap devan.

"Kamu cemburu sama bu indah?" Tanya pak devan di sertai tawa kecil pak devan.

"Ngga" Ucap bella singkat karna merasa malu bahwa apa yang di tanyakan pak devan itu benar,, ya bella sekarang memang sedang cemburu tanpa dia sadar

"Jujur bella" ucap devan sambil menangkupkan tangannya di wajah bella dan matanya menatap lekat ke mata bella.

"Saya juga gak ngerti kenapa saya gini.. Saya gak tau apa yang saya rasa ini cemburu atau memang rasa ketidakrellan melihat bapak dekat dengan yang lain selain saya" ucap bella dengan wajah yang terlihat memendam amarah,, tanpa bella sadar bahwa kedua hal yang dia sebutkan justru memiliki arti yang sama yaitu "CEMBURU"

"Kamu cemburu bella dan entah kenapa saya senang mendengarnya" ucap devan tulus menatap mata bella.

"Saya sama bu indah tidak ada hubungan apa apa seperti yang kamu duga, tadi pagi saya dan bu indah hanya membahas soal rapat kemarin yang di adakan oleh pihak sekolah,, selebihnya kami hanya membahas pak bambang yang tertidur saat rapat dan berakhir di keluarkan oleh kepala sekolah,, dan itu yang membuat kami tertawa bella.. Tolong nilai saya seperti seorang lelaki yang tak mungkin menyakiti kamu,,karna itu tidak akan pernah saya lakukan" ucap devan serius dengan menatap mata bella.

Bella hanya mengusap air matanya dia sedih karna sudah mengira yang tidak tidak kepada pak devan. Dan dia bahagia karna pemikirannya tentang pak devan ternyata tidak benar.

"Maafkan saya membuat kamu menangis hari ini,, jangan menangis lagi seperti ini itu membuat hati sayapun sakit bella" ucap devan lagi meyakinkan bella.

"Maafkan saya karna sudah berfikir yang tidak tidak" balas bella dengan menundukan kepalanya.

Devanpun memegang dagu bella dan membawa wajah bella agar menatapnya dan tiba tiba...

Cup

Pak devan mengecup singkat bibir bella.

"Saya sayang kamu" ucap devan tulus.

"Terimakasih pak" ucap bella di sertai senyuman lalu memeluk pak devan.

Setelah masalah beres bella dan devanpun menonton tv di ruang keluarga rumah bella sambil berbincang.

"Pak menurut bapa cinta itu apa?" tanya bella.

"Cinta? Cinta itu saat hati kamu sudah menentukan di mana dia akan berlabuh.. Tapi cinta tak sesederhana itu, cinta memiliki arti yang luas bella.. Dan itu hanya bisa kamu rasakan tanpa bisa kamu ungkapkan.. Intinya saat hati kamu berkata.. Ya dia orangnya" Ucap devan yang di balas senyuman oleh bella.

"Lalu bahagia itu apa?" tanya bella lagi.

"Bahagia itu saat kamu merasa tenang dalam hidup kamu,, merasa nyaman serta bisa melihat dunia ini dengan indah" ucap devan sambil merangkul bella, namun matanya tetap melihat tv.

"Lantas apa yang membuat bapa bahagia?" kembali bella bertanya pada devan.

"Orang tua saya,, Saat saya melihat kedua mata orang tua saya, saya melihat ketulusan di dalamnya dan itu menjadikan saya alesan untuk bahagia sebab mereka sudah mempertaruhkan hidupnya untuk saya, lalu mengapa saya harus merasa tidak bahagia dengan apa yang saya punya sedangkan mereka mati matian memberikan kehidupan yang layak bahkan memberikan semua yang mereka punya demi melihat saya bahagia.. Tidak ada alesan untuk tidak bahagia bella" Ucap devan sambil tersenyum tipis.

"Lalu, apa lagi yang membuat bapak bahagia?" kembali bella pun menanyakan pertanyaan seputar kehidupan kepada devan.

"Kamu bella,, kamu alesan saya bahagia.. Saat saya melihat kamu ada sebuah perasaan yang sulit saya artikan,, intinya yang saya tau saya bahagia setiap kali melihat kamu.. Tapi ketika kamu menangis seperti tadi justru hati saya merasa perih,, ntah apa yang saya rasakan seperti hati kita sudah terhubung" Ucap devan menatap bella disertai senyuman yang mengartikan sebuah ketulusan di dalamnya.

"Makasih ya pak udah sayang sama bella sebegininya.. Bella masih gak nyangka pak devan calon suami bella" ucap bella di sertai senyuman yang merekah di bibirnya.

"Justru saya yang terimakasih sama kamu bella,, karna sudah hadir dalam hidup saya dan mengisi ruang yang kosong ini" ucap devan sambil menunjuk ke arah dadanya.

"Iihhhh pak devaannn kan jadi terharuuuu" ucap bella degan mata yang berkaca kaca di sertai dengan senyuman.

"Ngomong-ngomong kamu ngapain tanya tanya gini sama saya?" tanya devan heran.

"Yaaa biar ada obrolan aja" ucap bella santai sambil menaikan kedua alisnya.

Devanpun membulatkan matanya kaget.. "Hanya itu alesannya,, saya sudah menjawab panjang x lebar bellaaaa" ucap devan dalam hati.

"Dasar calon istri" ucap devan sambil mencubit pipi bella.

Bella hanya tertawa dan merekapun melanjutkan menonton tv.

My teacher is my husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang