#29

35.2K 388 1
                                    

Hari yang membahagiakan bagi Devanpun tiba.. Ya benar.. Hari ini devan akan bertemu dengan bella, gadis yang sangat dia cintai..

Jam menunjukkan pukul 10.00 pagi.. Saat itu devan sudah bersiap untuk berangkat menuju kediaman orang tua nya untuk menemui bella.. Devanpun memacu kendaraannya dengan laju yang cepat karena tak sabar ingin bertemu istri kecilnya itu.. Tak lama kemudian guru matematika tampan itupun sampai pada tujuannya.

"Selamat siang tuan,, Silahkan masuk" Sapa security rumah besar itu. Setelah memarkirkan mobilnya ia bersiap untuk keluar.. Berjalan dengan hati yang berdebar debar ia takut jika bella membenci dirinya.. Tapi persetan dengan semua fikiran itu,, sekarang tujuannya dia harus bertemu bella dulu untuk meminta maaf karena telah menyakiti istri nya.

Sampai di depan pintu devanpun menekan bell yang berada di sisi pintu besar rumah orang tuanya.

Tring tring.. Pintupun terbuka, menampilkan sosok perempuan dengan balutan seragam asisten rumah tangga yang berwarna hitam.

"Silahkan masuk tuan" Ucap maid itu.

"Mamah mana?" Tanya devan

"Di atas tuan,, mau saya panggilkan?"

"Tidak usah" devan pun melenggang pergi menaiki anak tangga untuk mencari ibunya dahulu. Ketika sampai di lantai 2 devan langsung di sambut oleh ibunya.

"Ma" panggil devan

"Kamu baru datang? Gimana keadaan kamu selama ini?" Tanya wanita paruh baya itu.

"Kurang baik.. Devan mau ketemu bella" Ucapnya

"Dia ada di kamar bekas kamu dulu.. Bella mengalami trauma semenjak kejadian itu,, dia bilang dia takut sama kamu.. mama minta kamu hati hati berbicara dengan bella.. Jangan terlalu memaksa dia jika belum ingin bertemu kamu" Ucap ibu devan dengan tatapan prihatin..

Devan menelan salivanya gugup mendengar ucapan ibunya tentang kondisi bella selama ini.. Devan terus memaki dirinya sendiri karena membuat bella menjadi takut bertemu dengannya. Dengan menarik nafas dalam devan memutuskan untuk mencoba menemui bella.

"Baiklah.. Devan mau coba dulu ketemu bella" Ucapnya sambil melangkah menuju kamar yang di tempati bella. Sesampainya di depan pintu kamar

Tok Tok Tok.. Devan mengetuknya, tetapi tidak ada suara dari dalam. Akhirnya devan memutuskan untuk membuka saja pintu itu.

Ceklek.. Di dalam kamar itu menampilkan bella yang masih tertidur dengan tertutup selimut sampai dadanya.. Devanpun memutuskan masuk.. Ia duduk di tepi kasur berukuran king size itu kemudian mengelus rambut bella.. Merasa ada yang menyentuh nya Bellapun membuka matanya.

Deg

Bella hanya terdiam kaku melihat keberadaan devan di sampingnya.. Takut, bella takut pak devan.. Hanya itu yang bella rasakan.. Ia bangun dari tidurnya dan berusaha menjauh dari devan.. Ia duduk memeluk lututnya di pojok kasur itu.

"Bella" Panggil devan lembut sambil mendekat ke arah bella berada.

"STOP.. Jangan mendekat.. Hiks" Teriak bella kemudian menangis.. Terlihat di wajah bella dia sangat takut pada devan.

"Bell.. Maafin aku,, aku bodoh udah memperlakukan kamu seperti itu.. Please maafin aku" Lirih devan pada bella.

"Saya benci sama pak devan.. Pak devan jahat" Teriak bella

Devan terlihat frustasi melihat bella yang bahkan tidak mau dekat dengannya lagi.. Tapi devan tetap devan,, dia harus membuat bella kembali seperti dulu lagi apapun caranya.

Nekat.. Ya devan nekat ia menaiki kasur itu dan berusaha untuk mendekat dan memeluk istri kecilnya yang sangat dia rindukan itu.

"Pergi pergi.. Saya gamau di sentuh bapak pergi.. Hiks" Teriak bella sambil memukul mukul tubuh dan wajah devan yang berusaha menenangkannya.

Grep.. Akhirnya.. Akhirnya devan bisa memeluk bella kembali setelah sekian lama hal itu ia nantikan..

"Tenang bella.. Tenang ini aku, suami kamu" Ucap devan mendekap tubuh bella sambil mengusap usap pucuk kepala bella. Walaupun tubuhnya terasa sakit karena bella terus saja memukul mukul dada dan perut devan. Tapi devan tak menghiraukan itu.. Biar saja, devan pantas mendapatkan itu dari bella.

"Hiks jahat hiks" Lirih bella di dekapan devan,, bella sudah berhenti berontak dia menangis..

"Hussttt.. Tenang ya.. Aku minta maaf buat perbuatan aku saat itu.. Aku menyesal bella.. Aku takut kamu kembali lagi pada mantanmu sampai aku di butakan kecemburuan yang nyakitin kamu.. Maafin aku.. Aku cinta kamu bella" Lirih devan dengan suara seraknya menahan tangis.

"Hiks hiks" bella sudah mulai tenang tapi masih sedikit terisak.

"Kita pulang ya,, kerumah kita.. Aku janji kejadian itu gak akan pernah terulang lagi" Lirih devan sambil mengusap pucuk kepala bella dan mendekap tubuh mungil itu di pelukannya.

"Saya takut sama bapak.. Saya takut wajah bapak yang menyeramkan itu.. Saya takut.. Hiks" Rintih bella

"Sayang.. Please maafin aku.. Aku suami kamu bella jangan takut sama aku.. Maafkan aku ya" Ucap devan dengan suara bergetarnya..

"Pak devan hanya guru matematika saya di sekolah yang kejam dan dingin, yang selalu menghukum saya.. Yang tidak berperasaan.. Itu yang belakangan ini ingatan saya tau" Lirih bella

Devan memejamkan matanya mendengar ucapan bella.. Sakit.. Sakit sekali seperti di tancapkan ribuan belati di hatinya mendengar ucapan yang keluar di mulut istri kecilnya itu.. Bagaimana caranya agar bella bisa kembali seperti semula.. Bagaimana caranya agar bella tak takut melihat wajahnya lagi.. Bagaimana cara agar panggilan bella pada devan selayaknya panggilan suami istri lagi bukan panggilan murid dan guru seperti ini.. Hanya itu yang ada di fikiran devan saat ini..

Dia harus membujuk bella pelan pelan dengan lembut dan meyakinkan bella lagi.. Nafas bella mulai teratur.. Sepertinya ia merasa capek karena emosinya yang memuncak tadi, sampai sampai ia tertidur di dekapan devan.. Devan membaringkan tubuh bella yang tertidur tanpa melepas dekapannya.. Devan juga memejamkan matanya berbaring bersama bella dan memeluk tubuh istrinya itu.

Ibu devan khawatir dengan keadaan bella.. Takut takut devan tak bisa menenangkannya.. Akhirnya ia memutuskan untuk melihat devan dan bella.

Ketika pintu terbuka terlihat anak dan menantunya sedang tertidur.. Dengan devan mendekap tubuh bella..

"Mama tau kamu pasti bisa menenangkan bella" lirih ibu devan sambil tersenyum dan kembali menutup pintu kamar.

My teacher is my husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang