Bella pun terus merengek pada devan untuk di belikan kambing guling utuh.. Devan yang kebingungan hanya memijat pelipisnya sambil duduk di kursi yang ada di kamar mereka. Citra yang merasa ada yang aneh pun memberanikan diri bertanya pada devan.
"Mmm maaf pak ini Sebenarnya kenapa ya saya bingung" Ucap citra sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Hmm bella sakit magh,, jadilah permintaannya aneh aneh kalau lagi sakit" Ucap devan yang terus memijat pelipisnya.
"Aduuhh pasti karena bella jarang makan dan suka makanan pedas nih" Ucap citra.
Citra memang menyukai devan jauh di dalam hatinya sebenarnya sangat sakit hati melihat betapa lembutnya sikap devan pada bella,, awalnya citra merelakan perasaannya karena bella adalah sahabatnya, tapi ketika melihat devan yang begitu mencintai bella citrapun merasakan seperti tertusuk ribuan belati di dadanya, di dalam kepalanya terbelesit untuk merebut devan dari bella.
Bella berjalan menuju ke arah devan tanpa menghiraukan citra yang ada di kamarnya. Bella duduk di pangkuan devan ala koala, dengan sigap devan memegang pinggang bella ia khawatir bella akan terjatuh.
"Pak devan beliin🥺" Ucap bella manja pada devan.
"Kamu bisa gak berhenti panggil saya bapak, saya bukan bapak kamu.. Lagipula saya nyarinya kemana permintaan kamu itu" Ucap devan frustasi sambil menghembuskan nafasnya, sejak bangun dari pingsan tadi bella sedikit berbeda.
"Ke mana kek pokoknya aku gamau tau" rengek bella pada devan dan bersandar pada dada devan.
"Yaudah besok saya coba cari,, hari ini istirahat dulu,, kalau masih mgebantah gak akan saya beliin" Ancam devan.
Bella pun yang mendengar ancaman devan sontak hanya mengiyakan ucapan devan. Citra yang melihat tingkah kedua sejoli itupun merasa terbakar di hatinya. Ia menguatkan niatnya untuk merebut devan dari bella sahabat baiknya. Ia hanya terdiam kalu duduk di tepi ranjang bella dan devan.
Devanpun mengelus elus punggung bella sampai akhirnya bella tertidur. Lalu devan menggendong bella ala koala untuk di baringkan di ranjangnya.
"Cit jagain bella sebentar ya saya mau ke dapur" Ucap devan pada citra.
"Iya pak" Ucap citra di sertai anggukan.
Devanpun melangkahkan kakinya berjalan menuju dapur untuk mengambil minum namun tak berselang lama citrapun menyusul devan ke dapur. Devan yang sedang meminum teh di meja bar dapurnya melihat kedatangan citra.
"Kamu haus juga citra?" Tanya devan
"Ah iya pak.. Hehe" ucap citra dan devan pun memberikan teh hangat pada citra.
"Mmhh pak devan sayang banget ya sama bella? Ucap citra memecah keheningan.
"Memang kenapa kamu bertanya begitu?" Tanya devan.
"Yaaa ngga nyangka aja bapak bisa sama bella.. Hehe" ucap citra dan mendekatkan tubuhnya pada devan. Devan yang merasa citra semakin mendekat padanya pun sontak mengerutkan alisnya merasa ada yang aneh pada citra.
"Kamu mau ngapain citra?" Ucap devan heran.
"Pak, saya cinta sama bapak udah lama.. Hati saya sakit ketika tau bapak dan bella sudah menikah" Ucap citra sambil mengelus paha devan. Devan yang kaget dengan kelakuan citrapun sontak berdiri dan menjauh dari citra.
"Maksud kamu apa citra? Berani sekali kamu bertingkah seperti itu pada saya,, keluar kamu!!"bentak devan.
"Saya tau bapak lagi ada masalah kan sama bella,, tadi bella nangis di sekolah" Ucap citra dengan senyuman liciknya.
"Jangan sok tau kamu tidak sopan" Ucap devan emosi.
"Pak asal bapak tau.. Sebelum bella menikah sama bapak bella mempunyai hubungan dengan raga,, bella sangat mencintai raga dan ragapun sebaliknya.. Entah kenapa suatu saat bella memutuskan untuk meninggalkan raga.. Dan oohh ternyata bella mau menikah dengan bapak karena perjodohan yang bahkan Bellapun tak bisa menolaknya" Ucap citra pada devan.
Devan hanya terdiam mengepalkan tangannya emosi mendengar ucapan citra. Seolah olah bella terpaksa menikah dengan devan.
"Coba tanya sama bella sepertinya dia masih sangat mencintai raga" Ucap citra dengan senyuman liciknya.
"Keluar kamu!!" Bentak devan.
Citra yang diusir oleh Devanpun memilih keluar dan pulang lalu devan langsung menuju kamar menghampiri bella.
"citra mana?" Ucap bella yang terbangun menyadari devan dan citra tak ada di kamarnya.
"pulang" Ucap devan dengan wajah yang menahan emosinya.. Bellapun mengerutkan dahinya dan bertanya pada devan.
"Pak devan kenapa?" Tanya bella heran melihat raut wajah suaminya.
"Ngga apa apa lanjut tidur aja, dan berhenti panggil saya bapak!" Ucap devan penuh penekanan sambil naik ke atas ranjangnya dan membuka hp nya.
"Hish pemarah, Aa kenapa?" Tanya bella lagi karena tak mendapat jawaban dari suaminya. Devan tak mungkin memberitahu bella dengan apa yang tadi terjadi antara dirinya dan citra. Ia takut bella syok mendengarnya dan mempengaruhi kesehatan bella. Di sisi lain devan mulai mempertanyakan perasaan bella padanya.. Apakah benar yang di ucapkan citra tadi.. Devan merasa sangat kecewa pada bella jika benar bella masih mencintai raga.
Devan hanya diam sambil melihat layar ponselnya.
"apa kita ada masalah?" ucap bella
Devan hanya diam dan mengacuhkan bella.
Tak lama tiba tiba bella mendapat notifikasi pesan dari Raga.
Raga : Bella lo dimana? Gimana keadaan lo?
Bella : Gw di rumah dan gw baik baik aja.
Raga : Syukurlah.. Gw khawatir banget sama lo bell
Bella : Makasih Raga tapi gak perlu terlalu khawatir
gw gak kenapa napa koo.Tiba-tiba suara hp bella berdering karena Raga menelfon,, karena takut devan akan marah bella hanya diam dan membiarkan hp nya terus berdering.
KAMU SEDANG MEMBACA
My teacher is my husband
Romance21+++ HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN❗❗❗ Bella tidak menyangka bahwa dia akan di jodohkan dengan seorang lelaki yang ternyata adalah gurunya sendiri. "Diam disitu Bella!!" Ucap devan tegas di sertai bentakan. Sontak bella pun terkejut dan mengurung...