#48

28.7K 321 9
                                    

"Mmmhhhh" lenguh bella.

"Sayang, yang.. Kamu udah bangun?" Tanya devan namun bella belum membuka matanya.

"Gelap,, aku takut" Ucap bella.

"Buka matanya sayang.. Aku disini" Ucap devan lalu mengusap pucuk kepala bella. Dengan perlahan bella membuka matanya dan terlihatlah devan disana.

"Syukurlah.. Dokter" Teriak devan memanggil dokter, tak lama dokterpun datang.

"Periksa keadaan istri saya secara keseluruhan" Titah devan.

"Baik tuan" Ucap dokter perempuan tersebut.

"Keadaan nyonya baik tuan hanya masih ada sedikit trauma" Ucap dokter itu.

"Apakah bisa di sembuhkan?" Tanya devan.

"Bisa tuan.. Nyonya tak boleh terlalu lelah dan tak boleh banyak fikiran tuan" Ucap dokter dan devan hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

"Sayang hei" Ucap devan pada bella yang sudah sadarkan diri.

"Jangan tinggalkan aku" Ucap Bella yang kemudian menarik tangan devan dan memeluknya.

"Iya sayang aku disini" Ucap devan menenangkan lalu mengecup pipi bella.

"Bella.. Apakah kamu tau siapa yang melakukan ini padamu?" Tanya devan. Bella hanya menggelengkan kepalanya dengan ekspresi ketakutan.

"Gelap aku takut hiks" Tangis bella.

"Husstttt aku disini" Ucap devan menenangkan.

Drrttt drrtttt.. Telfon devan bergetar menunjukkan ada panggilan masuk.

"Sayang aku terima telfon dulu boleh?" Tanya devan yang masih posisi di peluk oleh bella yang dalam posisi tiduran. Jadi devan di atas bella ya guys.

"Hiks jangan tinggalin aku" Tangis bella.

"Ngga sayang.. Hanya menerima panggilan" Ucap devan kemudian mengambil hpnya di saku celananya. Dan bella kembali membawa devan dalam pelukannya.

"Kenapa?" Tanya devan pada Samuel yang menelfon saat ini.

"Tersangka sudah di temukan pak" Ucap Samuel dari balik telfon tersebut.

"Bawa dia ke ruang interogasi.. Saya akan segera kesana" Ucap devan.

"Apakah bapak ingin tau siapa pelakunya?" Ucap Samuel.

"Tak perlu.. Sebentar lagi kita akan bertemu" Ucap devan.

"Baik pak.. Tersangka sudah di ruang interogasi di jaga ketat oleh beberapa bodyguard dan beberapa security.. Jadi kecil kemungkinan untuk melarikan diri" Ucap Samuel.

"Ya" Ucap devan singkat lalu mematikan sambungan telfonnya.

"Sayang.. Aku ke kantor sebentar boleh?" Ucap devan meminta izin pada bella.

"Gak.. Jangan tinggalkan aku" Rengek bella.

"Hanya sebentar sayang.. Nanti kamu akan di temani oleh lingga.. Dia orang kepercayaanku sama seperti Samuel" Ucap devan.

"Gak pokoknya gak" Ucap Bella.

"Ok sayang aku disini" Ucap devan pasrah. Ia harus menunggu bella tertidur dahulu untuk kemudian pergi menuju kantor.

Bella pun hanya terdiam tak lama memejamkan matanya, nafasnya mulai teratur dan pelukan pada badan devan sedikit melonggar.. Devanpun melihat wajah istrinya yang ternyata sudah tertidur. Pelan-pelan devan melepaskan pelukan bella dan berdiri.

"Mmmhhhhh" erang devan meregangkan ototnya yang pegal sedari tadi tak dapat mengubah posisinya.

"Lingga" Ucap devan sedikit pelan karena takut bella terbangun.

"Ya pak" Jawab lingga.

"Saya akan ke kantor untuk menyelesaikan sedikit masalah.. Jaga bella selama saya pergi" Ucap devan pada lingga.

"Baik pak" Ucap lingga.

"Oya.. Dan saya minta tolong ada 1 dokter dan 2 perawat yang juga stay disini untuk selalu memantau keadaan istri saya" Ucap devan pada lingga.

"Baik pak akan saya urus semuanya" Ucap lingga. Dan Devanpun pamit menuju kantor.

Sesampainya devan di kantor.. Semua mata menatap devan takut,, pasalnya saat ini devan memasang wajah yang cukup sangar dan terlihat sangat marah.. Ia pun tak memakai jasnya.. Jas nya ia pegang di tangannya. Namun tetap terlihat tampan.

Saat devan tiba di ruangan interogasi semua orang yang berada di sana membungkukkan tubuhnya memberi hormat pada devan.

BRAK.. devan menendang pintu interogasi dan terbuka memperlihatkan melisa disana yang terduduk di sebuah kursi dan di ikat tangannya.

"Melissa,, Saya sudah menduganya" Ucap devan dengan senyum smirk nya. Melisa hanya terdiam dengan wajah yang sedikit marah.

"Kamu tau melisa? Saya bahkan tau siapa yang menaruh obat perangsang di kopi saya,, untungnya saya masih bisa menahan reaksi dari obat itu,, karena saat itu kamu yang ada di hadapan saya, sayangnya saya tidak terlalu bernafsu dengan wanita jalang sepertimu" Ucap devan dengan senyum smirk nya lalu duduk di depan melisa.

"Saat itu saya hanya berpura-pura bertanya padamu hanya ingin tau kejujuranmu, tapi ternyata kamu enggan untuk mengakuinya haha" Timpalnya lagi.

"Biarpun begitu,, saya masih memberimu kesempatan untuk bekerja di perusahaan saya,, namun bukan karena saya baik hati.. Tapi karena saya mau tau sejauh mana kamu bisa bertindak" sambungnya.

"Cih" Melisa pun kesal mendengarnya.

"Kamu tau melisa? Saya sangat menyayangi dan mencintai istri saya.. Level kamu dan istri sayapun jauh berbeda seharusnya kamu sadar itu" Ucap devan.

"Istri saya sangat takut berada di kegelapan, dia pun sangat takut berada sendirian.. Dan kamu tega melakukan itu padanya" Ucap devan sedikit tersenyum kesal.

"Jadi untuk membalas segala ketakutan yang istri saya rasakan saya akan memberimu sebuah kesenangan yang pasti jalang sepertimu menyukainya" Ucap devan dengan senyum smirk nya.

"Tidak.. Tolong maafkan saya" Ucap melisa dengan wajah ketakutannya.

"Terlambat!" Ucap devan.

"Pakai" Ucap devan pada 2 orang bodyguard nya yang berada di ruangan itu.

"Tidak tolong lepaskan saya hiks" Ucap melisa dan menangis.

"Ah tolong jangan" Ucap melisa ketika salah satu bodyguard itu meremas payudara nya.

Devan pun melihat melisa di setubuhi oleh 2 bodyguard nya dengan tatapan yang tajam.

"Ah jangann Mmhh" Desah melisa saat bodyguard satunya memainkan vaginanya.

"Bagaimana? Apakah kamu menikmatinya?" Ucap devan sambil merokok.

"Ah ah sakitt aakkhh" Desah melisa saat 1 bodyguard mulai menyetubuhinya.

"Haha.. Kau terlihat sangat menikmatinya melisa" Ucap devan di pojok ruangan.

"Pak aaahhh pak-dev-aannhhhh" desah melisa membayangkan devan yang sedang menyetubuhinya.

"Haha.. Kamu memang jalang melisa" Ucap devan.

"Mmmhhhh ahhh" Desah melisa sambil pandangannya terus melihat wajah tampan devan.

"Haha.. Sepertinya saya harus pergi dari sini.. Selesaikan sampai dia tak bisa berjalan selama seminggu" perintah devan kemudian pergi dari ruangan tersebut.

My teacher is my husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang