#45

26.6K 294 3
                                    

3 hari berlalu sejak bella pergi..

"Kalian saya bayar mahal hanya untuk mencari 1 orang saja tak becus!!" Bentak devan pada 5 orang suruhannya yang berada di kantornya saat ini.

"Kami usahakan hari ini ketemu bos" Ucap salah satu orang suruhannya.

"Saya tidak mau tahu pokoknya hari ini istri saya harus ketemu!" Ucap devan sambil menggebrak meja nya.

"Sekarang pergi cari istri saya sampai ketemu!" Bentak devan lagi kemudian merekapun bergegas mencari keberadaan bella.

"Kamu dimana sayaaang" Gumam devan dengan wajah sedihnya.

"Bahkan nomormu saja tidak dapat di hubungi" Ucapnya lagi.

Melisa yang sedari tadi mengintip di celah pintu kantor devan pun tersenyum senang dengan situasi saat ini.. Dengan begini ia jadi lebih mudah menggoda devan.

"Melisa keruangan saya" ucap devan pada melisa via telfon.

Kemudian tak lama melisa pun datang ke ruangan devan.

Tok Tok Tok

"Masuk" Ucap devan dari dalam ruangan.

"Ada yang bisa saya bantu pak" Ucap melisa dengan senyum yang sedikit menggodanya.

"3 hari lalu.. Apakah kamu yang menaruh obat perangsang di kopi saya?" Ucap devan pada melisa.

DEG.. Melisapun terkejut dengan pertanyaan dari devan.

"Ma-maaf pak.. Maksud bapak?" Jawab melisa gugup.

"3 hari lalu ada yang menaruh obat perangsang di dalam kopi yang biasa di siapkan untuk saya" Ucap devan tegas.

"Sa-saya tidak tahu pak" Ucap melisa

"Baiklah jika kamu tidak tahu"ucap devan.

Sebenarnya devan menaruh curiga pada melisa.. Tapi ia tak bisa asal menuduh karena ketika ia melihat rekaman cctv memang tak ada melisa di sana.. Hanya ada pak ujang OB khusus untuk melayani setiap kebutuhan devan di kantor itu.

"Apa?" tanya devan pada melisa, pasalnya melisa sedari tadi mencuri curi pandang pada devan.

"Ti-tidak pak" Ucap melisa gugup.

"Kamu mencoba menggoda saya?" Tanya devan lalu maju mendekat ke hadapan melisa lalu melingkarkan tangannya di pinggang melisa dengan sedikit mencengkeram pinggang melisa. Pasalnya melisa saat ini memakai pakaian yang cukup sexy.

"Akh sa-sakit pak" Desis melisa yang merasa sakit akibat cengkeraman devan di pinggangnya.

"Bukannya kamu senang saya sentuh?" Ucap devan yang semakin mengeratkan cengkeraman tangannya di pinggang melisa dan tubuh mereka berdua pun menempel cukup dekat.

"Jangan harap" Ucap devan berbisik di telinga melisa kemudian mendorong tubuh melisa sampai tubuh melisa terhuyung ke belakang.

"Akh" ucap melisa ketika tubuhnya menabrak meja kantor devan.

"Keluar" Ucap devan kemudian melisapun keluar dari ruangan devan.

"Lihat saja" Batin melisa.

Kini devan sedang mengemas beberapa berkas yang berada di kantornya untuk berkunjung ke beberapa anak perusahaan yang berada di luar kota bersama beberapa bawahannya termasuk melisa.

Kini mereka berada di dalam mobil menuju bandara..

Tak lama merekapun sampai di bandara,, saat devan dan bawahannya sedang berjalan di bandara ia melihat seseorang yang terlihat seperti bella. Ia pun memelankan langkahnya dan terus melihat ke arah perempuan yang sedang berjalan 1 arah dengannya.

"Bella" gumam devan.

"Tak salah itu bella" gumamnya.. Kemudian Devanpun berlari menghampiri perempuan tersebut di ikuti semua bawahannya.

"Bella.. Bella" Teriak devan memanggil perempuan tersebut.

Bella yang sedang berjalan untuk segera pergi ke luar negeri seketika menoleh ketika ada yang memanggil namanya. Ketika ia menoleh ia melihat sosok devan yang sedang berlari menuju ke arahnya di ikuti beberapa orang di belakangnya termasuk melisa.

"Pak devan" Gumam bella kemudian Bellapun berlari namun kesulitan karena kehamilannya yang sudah menginjak bulan ke 8. Ketika bella sedang berusaha untuk berlari dari devan tiba-tiba devan menarik lengan bella dan membalikan tubuh bella kemudian memeluknya.

"Bella.. Kamu kemana saja aku kangen" Ucap devan yang memeluk erat tubuh bella. Bella yang tak menyangka akan bertemu devan di bandara pun tak kuasa menahan air matanya.

"Bella" Ucap devan lirih dengan masih memeluk tubuh bella.

"Cih" Desis melisa saat melihat bella yang sedang di peluk devan.

"Perjalanannya batal. Kalian bisa kembali ke kantor" Ucap devan pada bawahannya yang sedari tadi berada di belakang devan.

"Ba-baik pak" ucap mereka kemudian berjalan kembali ke kantor.

"Kamu mau kemana bella? Kenapa disini? 3 hari ini aku mencari kamu, selama ini kamu dimana?" Tanya devan pada bella yang hanya terdiam dengan air mata yang mengalir.

"Baiklah jika tidak mau berbicara sekarang kita pulang ke apartemen aku akan menjelaskan semua padamu" ucap devan pada bella lalu menarik tangan bella untuk pulang ke apartemen mereka. Bella tak melawan ia hanya pasrah kemana pun devan akan membawanya.

Tak berselang lama mereka berdua pun kini telah berada di apartemen. Sesampainya mereka di apartemen devan langsung menjelaskan semuanya pada bella dan memberitahu rekaman cctv yang berada di ruangannya pada hari di mana bella salah paham pada devan.

"Maafin aku" Ucap bella dengan wajah yang tertunduk.

Cup.. Devan mengecup bibir mungil bella

"Sekarang jelaskan kemana kamu selama 3 hari ini dan untuk apa ke bandara?" Ucap devan, lalu bella pun menjelaskan bahwa selama 3 hari ini bella berada di rumah teman sekolahnya yang bernama dini.. Lalu setelah 3 hari menginap di rumah dini ia rencananya akan pergi ke luar negeri menyusul orang tuanya,, tapi siapa sangka di bandara justru ia bertemu dengan devan.

"Kamu itu.. Masih seperti anak kecil.. Bagaimana jika terjadi apa apa sama kamu" Ucap devan sedikit marah pada bella.

"Berani marah sama aku?" Tantang bella. Lalu devan menghembuskan nafasnya mencoba untuk bersabar dengan sikap bella yang masih sangat kekanak kanakan lalu membawa bella ke dalam pelukannya.

My teacher is my husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang