Dua tahun kemudian,
Siang menjelang sore, namun pemandangan di luar jendela besar itu masih sama. Tidak sedikitpun berubah.
Pohon besar tanpa daun yang sama, kursi panjang di bawah pohon itu yang kini ditutipi salju karena tidak pernah didudukki lagi, jalan setapak yang saljunya tidak pernah disekop lagi.
Percy menatap keluar jendela dalam diam, sudah berapa lama sejak pemandangan itu berubah? Dulu ia sering melihat siluet seorang wanita dengan selendang panjangnya, berjalan menelusuri salju karena mengatakan bahwa ia tidak pernah melihat salju di kehidupan sebelumnya.
Entahlah, Percy juga tidak mengerti. Namun ia hanya bisa mengabulkan permintaan istrinya, yang saat itu sedang mengandung, yang ingin bermain salju di luar mansion.
Dadanya sesak, terenyuh, rasa sakit akan kehilangan itu masih ada, luka mendalam akibat ditinggal mendiang sang istri masih menganga di hatinya.
Percy menyandarkan punggungnya di sandaran kursi seraya menghela nafasnya kasar. Memejamkan matanya sejenak, "Dalia..."
"Hahahah Bia~ ayo kejar akuu!"
"Putri, hati-hati nanti anda jatuh!"
Daun telinga Percy berkedut saat mendengar suara melengking dari arah taman, ia membuka matanya dan melihat siapa yang berisik di kediamannya.
Tatapan Percy melembut, melihat sosok kecil di bawah sana yang sedang berlarian bebas.
"Althea?", ah benar juga, sudah hampir lima tahun sejak putrinya lahir. Namun baru kali ini Percy melihat buah cintanya dengan mendiang sang istri.
Surainya yang keabuan dicepol dua ke atas, mantel berbulu tebal yang menutup hingga ke kakinya membuat tubuh pendek itu terlihat lucu saat berlari.
Pandangan Percy semakin dalam, ia menyadari iris mata Althea yang merupakan warisan sang istri. Ah mata hijau itu, memabukkan sekali.
"KYAAAAAAAA!!!"
Percy tersadar dari lamunannya, dilihatnya ke bawah dimana Bianca sedang memeluk Althea erat di hadapan Lyall.
"Sial" maki Percy seraya berbalik menarik mantel panjangnya dari kursi.
••~••
"KYAAAAAAAA!"
Jerit Althea saat melihat Lyall yang mengerang berjalan ke arahnya.
"Putri!" seru Bianca seraya memeluk erat Althea dengan tubuhnya yang sudah lemas karena ketakutan, membuatnya tidak mampu berlari membawa Althea kembali ke dalam mansion.
"Grrrrrrrrr"
Lyall semakin mendekat ke arah mereka, Bianca mengeratkan pelukannya pada tubuh kecil Althea.
"Hiks PAPA!!!"
Fwoosh
"ROAR!"
Angin bertiup ke arah mereka, Althea dan Bianca masih menutup mata mereka rapat walau sedikitpun terkaman masih belum terasa.
"Siapa yang memberi kalian izin ke taman ini?"
Keduanya membuka mata, Bianca membelalak saat melihat tuannya kini berdiri di hadapan mereka. Menghadang Lyall yang hampir menerkam keduanya.
"Y-yang Mulia..." Bianca terbata saat melihat Percy yang kini menatap mereka tajam.
Althea ikut mendongak saat Bianca menyebut gelar itu. Iris berbeda warna itu bertemu, Althea yang masih gemetar dengan air mata di wajahnya menatap Percy yang menatapnya datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Was The Evil Witch
FantasyCOMPLETED. Dm for follback Spin off from "I'm More Than Just A Princess" ••~•• "Aleeyah Najma, kau dihukum mati atas percobaan perebutan takhta Yang Mulia Damian Azazel Lucretius de Erebos, dan percobaan pembunuhan terhadap Lady Isandra" Kalimat it...