"Ah lihat caranya menggunakan panah itu, tidakkah bidikkannya sangat akurat?"
"Ayah benar, tidak sia-sia semua latihan yang ia jalani"
Ayah dan anak itu tidak henti-hentinya memuji pertarungan Althea. Kelebihan sekecil apapun yang dimiliki gadis itu seolah menjadi sangat besar di mata mereka.
"Tapi tak kusangka kelompoknya akan melawan Raphael, siapa yang mengatur semua ini?" tanya Galen retoris seraya melirik Percy.
Percy, menatap ayahnya sekilas kemudian kembali memperhatikan pertarungan sang putri. "Aku hanya berharap hubungan mereka akan membaik, dan dengan begitu mungkin aku bisa melihat senyumnya lagi" ucapnya sedikit sendu.
Galen menatap sedih juga bangga pada putranya, ia sudah menjadi ayah yang hebat. "Ayah yakin usahamu tidak akan sia-sia" ucapnya menepuk pundak Percy.
Percy hanya mengangguk, tatapannya kini serius karena pertarungan di bawah sana kini semakin sengit.
~~~~
Kini kelompok Althea terbagi menjadi dua, Althea dan Alexa kemudian Lidya dan Cain.
Mereka mulai menyerang kelompok Raphael yang berada di tengah lapangan dari jarak jauh. Melihat kelompok Raphael yang hanya memiliki satu anggota bersenjata jarak jauh, memudahkan mereka untuk melancarkan strategi.
Sedangkan kelompok Althea dimana hanya Alexa yang kebanyakan mampu menggunakan senjata jarak jauh, diuntungkan dalam hal ini.
Lidya, melepaskan pitanya berniat untuk mengikat musuh agar lebih mudah diserang. Namun sayang salah satu anggota Raphael berhasil menebas pita itu.
Lalu dengan cepat Cain melempar tongkat panjangnya, dan berhasil mengenai kepala salah satu musuh.
Althea fokus memanah Raphael dan anggotanya, namun anak panahnya selalu saja ditebas patah oleh Raphael, sebanyak apapun ia memanah. Sedang Alexa fokus melindungi Althea dari panahan musuh.
'Sial, kalau begini terus tidak akan ada habisnya' batin Althea.
"Alexa, perubahan rencana. Gurun" ucap Althea.
"Dimengerti" balas Alexa, segera berlari ke samping seraya berteriak "GURUN!"
Dengan cepat Lidya dan Cain berlari mengelilingi musuh yang semakin kebingungan di tengah lapangan.
"SEKARANG!"
Fwoooossshhhh
Cain memutar tongkatnya sekuat tenaga, menghasilkan angin yang cukup besar untuk meniup debu di lapangan itu. Membuat jarak pandang kelompok Raphael menjadi berkurang.
"Hahaha apa lagi ini?" ucap Raphael tertawa sarkastik.
Syuuuttt
Jleb
"Aaakkhh"
Betapa terkejutnya Raphael saat mendapati salah satu anggotanya tumbang dengan anak panah di betisnya.
Dugh Dugh
"Aaaaakkhhh"
Satu lagi anggota kelompoknya tumbang setelah dipukul benda tumpul.
Syuuuuttttt
"AAAAARRGG TOLOONGG ADA YANG MENGIKATKU! TOLONG-"
Lagi-lagi Raphael tidak sempat menyelamatkan temannya,
Sudut bibirnya terangkat, iris keemasan itu menyala membuat siapapun yang melihatnya akan bergidik ngeri.
"Baiklah, sudah cukup main-mainnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Was The Evil Witch
خيال (فانتازيا)COMPLETED. Dm for follback Spin off from "I'm More Than Just A Princess" ••~•• "Aleeyah Najma, kau dihukum mati atas percobaan perebutan takhta Yang Mulia Damian Azazel Lucretius de Erebos, dan percobaan pembunuhan terhadap Lady Isandra" Kalimat it...