Sacrifice

10.4K 974 6
                                    

[Warning! This chapter might contain disturbing content/sexual assault/rape etc. Be wise of chosing what you read]

Pheobe dan Alexa keluar mengendap dari kamar mereka, "Apa kau tau dimana tempat untuk para laki-laki?" tanya Alexa.

Pheobe menggeleng, "Sangat sedikit laki-laki di sekolah ini, tapi bangunannya terlalu besar untuk kita selidiki satu per satu" jawabnya.

"Dimana kau meninggalkannya?"

Mereka langsung bersembunyi saat mendengar suara seseorang dari sisi lain lorong.

"Di sayap barat, aku lupa setelah mengantarkan pengembara tadi ke kamarnya"

Pheobe dan Alexa saling menatap satu sama lain, sepertinya pengembara yang dimaksud oleh dua biarawati itu adalah Raphael.

Seolah mengerti pikiran masing-masing, keduanya pun lekas beranjak mengikuti kedua biarawati tersebut secara diam-diam.

Hingga akhirnya mereka sampai di sayap barat, dan berhenti di depan sebuah pintu yang mereka asumsikan sebagai kamar Raphael.

Alexa memberi aba-aba, mereka pun berjalan pelan tanpa suara ke arah kedua biarawati itu.

HMPH!

Bruk

Toktoktok

Pintu diketuk, Raphael yang sedang duduk di kursi dalam kamarnya, menatap bingung alat komunikasinya yang tidak bekerja, pun menoleh ke ara pintu.

Ia membuka pintu itu, menatap bingung kedua biarawati di hadapannya. "Ada yang bisa saya bantu?"

~~**~~

"Nona pengembara? Sedang apa kalian disini?"

Althea dan Anne menggigit bibir mereka pilu saat suara familiar itu terdengar dari arah belakang mereka.

Mereka pun berbalik, menatap Petra dengan tatapan polos dan bingung. "Ah Petra? Taman disini sangat indah dan kami tak kuasa menahan diri untuk melihat-lihat. Maaf jika kami lancang" jawab Althea berdalih.

Masih dengan senyum ramahnya, Petra menjawab "Ah kebetulan sekali, saya ingin ke kuil untuk doa. Apa kalian tertarik untuk ikut?" tawarnya.

Althea dan Anne saling menatap satu sama lain, "Benarkah kami boleh ikut masuk?" tanya Anne.

"Tentu, mari" jawab Petra.

Ketiganya pun berjalan menuju kuil, hingga akhirnya mereka memasuki bangunan indah itu yang nampak sangat megah dari luar.

Krieett

Pintu yang dipenuhi pahatan indah itu terbuka, Althea dan Anne masuk beriringan dengan Petra di depan mereka.

"Maaf, disini tidak ada kursi untuk diduduki. Saya hanya akan berdoa sebentar, kalian boleh melihat-lihat jika ingin" ucap Petra ramah. Ia pun berjalan mendekati altar, kemudian berlutut dan menangkupkan kedua tangannya dan mulai merapalkan doa.

Althea menatap Petra serius, doa yang tak pernah ia dengar sebelumnya. Baik saat ia masih menjadi Aleeyah maupun selama hidupnya sebagai Althea. Siapa yang mereka sembah sebenarnya?

Melihat di hadapan altar itu tidak ada berjalan apapun, hanya kaca patri yang terukir dengan warna-warna gelap seolah melambangkan rembulan.

Anne kembali dari berkeliling, dan ia menggeleng tanda tidak menemukan apapun yang mencurigakan. Althea pun mengangguk dan kembali menatap Petra yang sudah selesai dengan doanya.

"Maaf membuat kalian menunggu, mari saya antar kembali ke kamar kalian" ucap Petra sopan.

"Ah Petra, bolehkah kami mampir ke kamar Raphael sebentar? Ada sesuatu yang harus aku urus" ucap Althea.

I Was The Evil WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang