Campaign

14K 1.3K 7
                                    

Semilir angin bertiup menggoyangkan dahan, menjatuhkan daun dari tangkainya. Terbang menelusuri udara hingga berakhir di tanah tak jauh dari pohonnya.

"Sepertinya musim gugur akan segera tiba" ucap Althea menatap daun yang terjatuh tepat di samping ia duduk.

Srug

Raphael memakaikan mantel tebalnya untuk Althea, perbedaan ukuran mereka membuat Althea terbenam dalam mantel itu.

Raphael terkikik kecil, "Nanti kau masuk angin" ucapnya.

Sedang Althea merona seraya memalingkan pandangannya, "Hm" jawabnya malu.

"Kau tidak merindukan ayahmu?"

Pertanyaan tidak terduga dari Raphael membuat Althea sedikit terkejut.

"Tentu saja, dia adalah orang pertama yang bisa aku percaya" ucap Althea memandang jauh ke langit.

"Pfftt"

Althea menoleh saat Raphael tergelak, "Ada yang lucu?" tanyanya.

"Oh tidak tidak, hanya saja jawabanmu seolah bukan tentang sosok ayah melainkan ajudan" jawabnya.

Althea pun semakin merona malu, "Lalu jawaban apa yang kau mau hah?" ucapnya kesal seraya memukul pundak Raphael.

"Hahaha maaf maaf"

Raphael pun menarik nafas panjang seraya menyandarkan diri di batang pohon yang sama dengan Althea.

Keduanya menatap awan yang berjalan tertiup angin, menampilkan birunya langit yang sangat indah siang itu.

"Raphael"

"Hm?"

"Apa yang ingin kau lakukan setelah lulus nanti?" tanya Althea.

Raphael terdiam, senyum kecil terukir di wajahnya. Oh sungguh banyak yang ingin ia katakan pada Althea, semua rencananya di masa depan mulai dari A sampai Z. Namun ia menahan diri, rasanya sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk memulai.

"Itu..."

Althea menoleh, pupil matanya melebar dan berkilap, menatap keindahan senyuman Raphael dengan rambut dan kemeja yang ditiup angin pelan.

Raphael tersenyum indah, "Rahasia"

~~**~~

Para murid berkumpul di aula, hari ini adalah hari dimana para calon ketua DMA akan secara resmi berkampanye dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kepemimpinan mereka nantinya. Dengan ketua DMA sebelumnya yang telah menyiapkan pertanyaan, juga para petinggi akademi yang menjadi dewan juri.

"SELAMAT SIANG SEMUANYAA!" sapa MC pada para murid di kursi penonton. "Di siang yang cerah ini, blablabla..." kata demi kata sambutan dari MC disampaikan.

"Dan mari kita sambut calon ketua DMA nomor urut satu, Aleeyah dan Raphael!"

WOOOOOHHOOOOOOO

Pangeran Raphael~
Oh astaga dia sangat berkharisma
Ya ampun jantungku~

Althea dan Raphael sudah duduk di kursi yang sudah disiapkan.

"ALEEYAAAHHH SEMANGAATTTT!!!" jerit diujung tanduk nan melengking dari Pheobe mengalahkan seisi aula. Althea hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu, tapi tak ia pungkiri ia merasa senang bahwa masih ada orang yang mendukungnya.

Menoleh ke kanan dan kiri, di meja juri nampak wajah-wajah familiar keluarga dekatnya. Ya, siapa lagi kalau bukan sang ayah dan pamannya sendiri? Percy dan Evan, duduk bersama Noah dan Arte, selaku ketua DMA tahun sebelumnya.

I Was The Evil WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang