Trap

9.6K 811 4
                                    

"Kita sudah sampai"

Mereka bersembunyi di balik pohon-pohon besar yang mengelilingi rumah kecil di depan mereka. Nampak beberapa orang bertubuh kekar menjaga rumah itu dengan ketat.

"Aku akan jadi umpan, kak Aithan dan Raphael serang mereka dan kak Artemis diam-diam masuk ke dalam" ucap Althea menjelaskan rencananya. Ketiga pemuda itu pun mengerti dan langsung mengeksekusi rencana.

Althea menarik nafas dalam dan menghembuskannya pelan, ia melangkah maju keluar dari persembunyian mereka. Kehadirannya langsung menarik perhatian para bandit yang menjaga rumah itu.

"Um, tuan? B-bisakah anda membantu saya?" ucap Althea dengan suara yang dibuat-buat. Seolah ia hanyalah gadis lemah yang tersesat dan terluka.

Para bandit itu tentu saja langsung bersemu memasang wajah mesum mereka, "Hohoho nona cantik, apa kau tersesat?" ucapnya.

'Bagus, kalian sudah masuk ke perangkapku' batin Althea tertawa jahat. "Kaki saya terluka, dan saya tidak tau arah pulang. Apa tuan-tuan bisa berbaik hati memberikan saya obat untuk kaki saya?" tanya Althea dengan wajah memelasnya yang membuat raut mesum para bandit itu semakin menjadi.

Sedang Raphael di sisi lain hanya bisa terperangah karena tidak menyangka Althea akan mengunakan umpan semacam itu. 

"Psstt, hey Raphael! Kenapa diam saja? Ayo!" bisik Aithan para Raphael yang malah melamun. Raphael segera terlepas dari lamunannya dan segera berjalan pelan mendekati para bandit yang mendekati Alteha.

"Hahaha tentu saja, kau bahkan bisa mendapat lebih nona cantik" ucap bandit lainnya yang tanpa basa basi merangkul pinggul Althea mesra. Althea langsung ingin menghabisi bandit itu namun ia mendelik saat menoleh ke arah tangan yang merangkul pinggulnya.

"Argh! Tanganku! Tangankuuu!" jerit kesakitan bandit itu saat tangannya terpotong tanpa sadar. 

Sring

"Tangan kotormu pantas mendapatkannya" ucap suara geram marah dari Raphael seraya menodongkan pedangnya di leher bandit itu.

Bugh Bugh Bugh

Satu per satu rekan banditnya jatuh tak sadarkan diri, bandit buntung itu pun berbalik, "S-siapa kalian?!" tanyanya panik. Althea, Raphael, dan Aithan hanya tersenyum miring tanpa menjelaskan. 

"Aku akan mempermudah kematianmu" ucap Aithan mengangkat tangannya dan meletakkannya di kepala bandit itu. 

"A-apa yang- AAAAKKKHHHHH!" jerit bandit itu tiga detik sebelum matanya memutih dan nafasnya berhenti. Ia bahkan tidak memiliki waktu untuk meminta ampunan.

Althea bergeming melihat mayat bandit yang naas itu, sungguh Aithan benar-benar keturunan Azel. Kekuatan mereka sangat ampuh sebagai pemusnah, ia sendiri tidak mengerti bagaimana  dan kenapa kekuatan semacam itu diciptakan. 

"Ayo" 

Ketiganya pun berjalan masuk ke dalam rumah kosong itu, Althea merasakan ada hal yang janggal. 'Kami membuat keributan di luar sini, tapi kenapa Orpheus tidak keluar?'  batin Althea heran.

~~**~~

"Kak Arte? Sudah menemukan sesuatu?" tanya Althea sesaat setelah mereka masuk ke dalam rumah itu.

Artemis yang sedang memeriksa sebuah rak pun menoleh, "Tidak ada siapa-siapa disini, dan aku tidak menemukan ramuan apapun" jawab Arte.

Benar saja, ternyata Orpheus tidak berada disini. "Kita coba cari lagi" ucap Althea belum kehilangan harapan. Mereka pun berpencar untuk memeriksa setiap sudut rumah itu.

Hingga beberapa jam berlalu, namun pencarian mereka masih belum membuahkan hasil. Althea menghela nafasnya panjang seraya menjatuhkan pantatnya di sebuah kursi kayu. Matanya melirik ke arah laci yang ada di meja di depan kursi tempat ia duduk, ia membuka laci itu satu persatu dan mengeluarkan semua isinya. Lagi-lagi Althea menghela nafasnya, tidak ada barang berguna di laci itu.

I Was The Evil WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang