Depart

9.4K 756 13
                                    

"Semuanya sudah siap, kita akan segera berangkat komandan" 

Althea mengencangkan sabuk pedangnya dan naik ke atas kuda yang sudah disiapkan, "Ayo" ucapnya berjalan di barisan paling depan. Hari ini, ia dan pasukan Snowhawk ditugaskan untuk mengantar Salman kembali ke kerajaannya.

Namun saat Althea melewati kereta yang dinaikki Salman, seseorang meamnggilnya. 

"Komandan Aquillio" 

Ia berbalik, "Ya?" jawabnya pada seorang pria yang setahunya adalah bawahan Salman, Morin. 

Morin tersenyum pada Althea, "Saya ingin menyampaikan pesan dari yang mulia, bahwa beliau menginginkan anda untuk menaikki kereta bersama" ucapnya.

Althea menghela nafasnya pelan, sudah ia duga Salman akan bertingkah seenaknya. Tapi bukan Althea namanya jika ia akan menurut begitu saja, "Maaf tuan Morin, tapi saya tidak bisa duduk nyaman di dalam kereta sementara prajurit saya berpanas-panasan di luar sini. Lagipula sudah tugas saya untuk memastikan keamanan pangeran, dan saya rasa tugas saya tidak akan terlaksana dengan maksimal jika saya berada di dalam kereta" jelas Althea.

"A-ah, begitu ternyata. Baiklah jika begitu, saya permisi komandan" ucap Morin kembali ke dalam kereta.

Althea menggelang pelan seraya ia kembali ke barisan depan dengan kudanya, "Kita berangkat sekarang" 

~~**~~

Tok tok tok

"Masuk"

Percy membuka pintu besar di hadapannya saat suara mengizinkan masuk terdengar dari dalam, "Salam yang mulia" ucap Percy sopan sesaat setelah ia memberi hormat pada Artemis yang sedang duduk di meja kerjanya.

Artemis, melihat tingkah sopan Percy tentu merasa bahwa ada yang tidak beres. "P-paman? Apa ada sesuatu?" tanya Artemis gugup.

"Ah saya hanya ingin menanyakan kenapa anda menugaskan putri saya untuk mengantarkan pria tidak jelas yang terang-terangan menggodanya?" tanya Percy dengan nada seram seraya mengeluarkan pedang apinya.

"Paman, tolong dengarkan aku-" 

Crash

Meja kerja Artemis terbelah menjadi dua sesaat setelah Percy mengayunkan pedangnya, hal itu berhasil membuat Artemis menelan ludahnya kasar. "Aku mendengarkan" ucap Percy seram.

Artemis pun mulai menjelaskan kejadian beberapa bulan lalu saat Raphael meminta diasingkan sebagai alasan untuk menjadi mata-mata di Emir karena aktivitas mecurigakan di perbatasan. 

Jujur, saat itu Artemis tidak terlalu memikirkan perkataan Raphael karena pikirnya Raphael hanya sedang terbakar api cemburu. Tapi semua itu berubah saat beberapa hari lalu Raphael mengirim surat kepadanya mengenai transaksi senjata mencurigakan antara bangsawan Eleino ke wilayah kerajaan Emir.

Karena takut hal tersebut adalah hal yang dapat membahayakan kekaisaran Eleino, Artemis berniat mengirim mata-mata langsung ke Emir, dan ia rasa Althea adalah orang yang tepat untuk tugas ini. 

Dan kebetulan sekali, Salman nampak tertarik dengan Althea dan memintanya untuk menjadikan Althea sebagai pengawal yang akan mengantar kepulangan Salman. Tidak ada hal yang terlalu beresiko bagi Althea, Artemis tahu betul kekuatan besar yang gadis itu miliki.

"Setidaknya bicarakanlah hal ini kepadaku juga" ucap Percy seolah tidak ikhlas sang putri dikirim untuk tugas di kerajaan lain.

"Althea setuju untuk melakukannya paman, lagipula Snowhawk bersamanya. Tidak akan terjadi apapun" ucap Artemis meyakinkan Percy untuk percaya pada dirinya, dan juga Althea.

I Was The Evil WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang