BRAK
"DALIA!" ucap Percy berlari masuk ke kamar Althea dan langsung merangkul tubuh lemas Dalia yang terkapar di lantai. Percy membelalak, bibir Dalia mengeluarkan darah dan tubuhnya sedingin salju. "Panggil Marianne!" seru Percy.
Heinry langsung berlari keluar dari kamar itu untuk memanggil Marianne, satu-satunya yang memiliki sihir suci di Eleino.
Sedang Percy membawa Dalia ke kamar mereka, diikuti Bianca dan beberapa maid lainnya. Ia membaringkan Dalia di kasur perlahan seolah tubuh kurus itu begitu rapuh, ia mengusap darah dari sudut bibir Dalia lembut dengan lengan kemeja putihnya. Seolah darah Dalia adalah air suci yang membawa berkat untuknya.
Percy merasa kacau, baru satu hari Dalia berada di mansionnya dan hal seperti ini lagi-lagi terjadi. Sebenarnya apa dosa yang Percy miliki hingga Tuhan begitu kejam padanya? Tidak bisakah ia hidup dengan tenang dan bahagia? Tidak bisakah Pecy menikmati waktu tenang bersama anak dan istrinya sekali saja. Sekali saja, bukanlah hal yang besar untuk diminta bukan?
Apakah Percy selama ini jahat? Apakah ia pendosa? Jika iya maka berapa lama lagi ia harus menderita? Tidakkah Tuhan kasihan padanya? Ia rela memberikan segala yang ia punya, hanya biarkan ia hidup dengan tenang dengan anak dan istrinya itu sudah lebih dari cukup. Apakah itu terlalu besar untuk diminta? Apakah hal itu terlalu berat untuk dikabulkan?
Tanpa sadar, air mata Percy mengalir dalam diam. Tak sedikitpun suara keluar dari kerongkonganya, ia tak mampu lagi berkata-kata. Tragedi dimana ia kehilangan istrinya kembali berputar di kepalanya. Oh jika ia harus mengalami itu sekali lagi, sungguh mungkin Percy benar-benar akan kehilangan akal sehatnya.
"Percy!"
Percy berbalik saat suara familiar itu terdengar, Evan datang bersama Marianne yang mengikutinya dari belakang. Percy merasa deja vu, namun ia bernafas lega karena bantuan telah tiba.
"Biar aku periksa" ucap Marianne sigap langsung mendekati Dalia. Mairianne pun mulai memeriksa keadaan Dalia dari nadinya, keningnya mengerenyit kala menyadari sesuatu yang aneh dari tubuh Dalia.
"Ada apa?" tanya Percy.
Marianne mantap Percy rumit, "Um, aku tidak tau bagaimana harus menjelaskannya. Mana sihir di dalam tubuh bibi saling bertabrakan. Membuat tubuhnya tidak bisa menahan guncangan itu dan-"
"Tolong lakukan apapun, aku tidak peduli apapun resikonya. Selamatkan Dalia" ucap Percy putus asa. Ia tidak ingin kehilangan istrinya untuk kedua kalinya, tidak kali ini.
Marianne mengangguk mengerti, ia mulai memfokuskan mana sihir suci ke tubuh Dalia. Mengatur kembali aliran sihir di dalam tubuhnya agar tidak saling bertabrakan dan membuat kekacauan.
Hingga akhirnya Marianne menghentikan kekuatannya, "Bibi akan segera membaik, aku sudah melakukan apa yang aku bisa. Tapi aku tidak menjamin bahwa hal ini tidak akan terjadi lagi paman" ucap Marianne.
Percy mengangguk lesu, "Aku mengerti, terima kasih banyak" ucap Percy.
Evan menepuk pundak adiknya, "Semuanya akan baik-baik saja" ucap Evan berusaha menenagkan.
Sedang Percy hanya diam mengangguk lemas, yang ia inginkan saat ini hanyalah putrinya segera pulang dengan selamat.
~~**~~
Mata Althea membelalak, "ANNE!" teriaknya saat Anne menghalau mana sihir Petra untuk melindunginya.
Bruk
"Anne! Tidak, tidak, kau tidak boleh mati seperti ini bodoh! Kenapa kau berlari tanpa aba-aba seperti itu! Aku... aku tidak akan... aku... aku" Althea tak mampu melanjutkan kata-katanya. Isak tangir air mata itu mulai menguasai dirinya, "Kenapa kau menyelamatkanku? Dasar bodoh!" makinya di sela isakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Was The Evil Witch
FantasyCOMPLETED. Dm for follback Spin off from "I'm More Than Just A Princess" ••~•• "Aleeyah Najma, kau dihukum mati atas percobaan perebutan takhta Yang Mulia Damian Azazel Lucretius de Erebos, dan percobaan pembunuhan terhadap Lady Isandra" Kalimat it...