Found

12.6K 1.2K 4
                                    

Neiigghhh

"Komandan? Ada apa?" tanya Pheobe kebingungan saat kuda yang ditunggangi Althea yang memimpin di depan tiba-tiba berhenti.

Iris zamrud Althea menelusuri hutan sekeliling mereka, dengan hidungnya yang sesekali seperti mengendus sesuatu. "Kalian tidak mencium bau aneh?" tanya Althea.

Pheobe dan prajurit lainnya saling menoleh kebingungan, "Tidak, komandan" jawab mereka.

"Hiya!"

Althea menunggangi kudanya semakin masuk ke hutan, tidak searah dengan jalan menuju perbatasan ibukota.

Para prajurit lain pun lantas mengikuti Althea sekaligus kebingungan dengan komandan baru mereka itu.

Sreeettt

Kuda Althea berhenti, ia melompat turun dari kuda putih itu. Keningnya berkerut melihat pemandangan di hadapannya dengan raut rumit.

Para prajurit lain yang baru saja sampai pun ikut turun dari kuda mereka, Pheobe maju mendekati Althea namun apa yang berada di hadapannya lebih mengejutkan dirinya.

"OH ASTAGA!" seru Pheobe terkejut bukan main saat melihat tiga mayat wanita, dengan tangan terikat ke belakang, ciri fisik yang sangat mirip, luka sayatan besar di leher mereka, dan tubuh telanjang bulat.

Posisi mereka duduk di tanah dengan tubuh terbaring di batu besar seolah batu itu adalah sebuah meja.

Sekitar sepuluh prajurit yang berada di sana sontak pun terkejut.

"Tidak ada bau busuk, dan darah mereka masih terbilang segar. Mereka belum lama mati, atau bahkan mereka bisa saja baru dibunuh disini" ucap Althea, melihat tidak ada jejak darah dimanapun.

Ia pun memberi aba-aba untuk para prajurit membawa ketiga mayat tersebut. Sementara ia dan Pheobe memeriksa sekitar.

Bersih, tidak ditemukan apapun. Jejak kaki, jejak darah, senjata, semak tertebas, tidak ada sama sekali. Apa para mayat ini jatuh dari langit?

Althea masih berjalan menelusuri sekitar TKP, hingga ia berhenti di depan sebuah dahan yang patah. Dahan itu segar, namun patahnya alami bukan karena ditebang.

Hewan sebesar apa yang bisa mematahkan dahan sebesar ini? Kalau bukan manusia.

Tapi membawa tiga orang gadis dari dahan ke dahan, apa mungkin?

"Apa pelakunya lebih dari satu?" gumam Althea.

"Komandan, apa yang harus kita lakukan?" tanya Pheobe.

Althea berbalik, "Kita pulang sekarang, bawa ketiga gadis itu ke ibukota untuk diotopsi. Beberapa dari kalian lanjutkan perjalanan ke ibukota untuk menemui keluarga orang-orang hilang itu dan minta ciri detail para korban. Kalau perlu bawa salah satu anggota keluarga mereka ke ibukota" ucap Althea.

Ia tidak bisa langsung berasumsi bahwa ketiga korban ini adalah para gadis yang menghilang, sebelum keluarga mereka memberikan kepastian.

~~**~~

Beberapa jam kemudian,

Langit mulai memerah senja, tanda malam akan segera tiba. Beruntung Althea telah sampai di ibukota. Akan merepotkan membawa tiga orang mayat di hutan penuh hewan pemangsa.

"Bawa mereka ke istana" ucap Althea memberi aba-aba. Ya, ia tidak akan langsung mampir ke rumahnya sebelum pekerjaannya selesai.

Sesampainya di sana, Althea langsung membuat geger seisi istana setelah membawa tiga mayat gadis entah darimana.

Althea meminta para prajurit lainnya untuk pulang dan biarkan dirinya menunggu hasil otopsi sendiri. Namun Pheobe memaksa untuk menemani.

"Althea, ada apa ini?" suara lembut familiar di telinga Althea tiba-tiba terdengar.

I Was The Evil WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang