Terror

16.2K 1.6K 26
                                    

"SELURUH MURID BERKUMPUL DI AULA!"

Seru Noah selaku kepala akademi, ia pun bingung dengan apa yang sedang terjadi. Tadi malam para monster lepas, ia sudah menghubungi kaisar dan para prajurit terbaik pun tak mampu mengalahkan para monster itu.

Untungnya beberapa murid membantu menyelesaikan masalah.

Tapi sekarang kastil akademi malah diserang lagi, dan mereka tidak tahu siapa pelakunya. Para murid berlarian panik di koridor menuju aula, para guru penyihir langsung memasangkan mantra pelindung di aula untuk mengamankan mereka.

"Paman Noah, bagaimana situasinya? Siapa yang menyerang?" tanya Evan yang baru saja sampai.

"Saya tidak tau Yang Mulia, tapi yang pasti mereka tidak berniat baik. Sebaiknya kita segera keluar untuk melihat situasi" ucap Noah.

Evan pun setuju, keduanya berlari ke halaman utama kastil akademi.

Zrrraaassshhh

Hujan deras mengguyur bumi, Evan kesulitan melihat siapa yang menyerang akademi dari atas sana karena derasnya hujan,

"ARES!"

Kriieettt

Sayap besar itu mengibaskan angin kencang ke arah mereka. Ares, griffin guardian milik Evan mendarat di hadapan tuannya.

"Perubahan rencana, paman Noah tolong bantu evakuasi warga akademi. Aku akan menangani mereka" ucap Evan seraya naik ke punggung Ares.

"Tapi-"

"Hiyaaa!"

Fwoosshh

Belum sempat Noah menyelesaikan kalimatnya, Evan telah lebih dulu terbang bersama Ares. 

"-Kau sendiri?"

"Paman Noah!"

Noah berbalik saat mendengar suara familiar itu, ah bagus sekarang Evan mini datang, Artemis.

"Apa barusan itu ayahku?" tanya Artemis. Noah mengangguk, "Dan jangan berpikir untuk menyusulnya. Kau bantu aku mengevakuasi warga akademi" ucap Noah menarik Artemis karena sudah terbaca dari wajahnya bahwa ia ingin menyusul sang ayah ke atas sana.

~~**~~

"Awaaass!"

Raphael membungkukkan tubuhnya di atas Althea untuk melindunginya. Namun ia rasa aneh saat tidak ada reruntuhan yang mengenai mereka.

Perlahan ia melihat ke atas, sebuah lapisan pelindung mengelilingi mereka. Raphael tentu bingung dibuatnya.

"Bisa kau sedikit menjauh?" tanya Althea.

Raphael pun tersadar dari kebingungannya, dan mundur beberapa langkah dari Althea.

"Mantra pelindung ini, milikmu?" tanya Raphael.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan, kita harus keluar dari sini" ucap Althea berlari hendak keluar dari sana. Raphael pun tidak memiliki pilihan selain mengikutinya.

Di perjalanan mereka hanya bisa dibuat miris melihat keadaan kastil akademi yang setengahnya hampir hancur.

"Artemis!" seru Raphael melihat siluet familiar di ujung sana.

Artemis berbalik, "Raphael? Aleeyah? Oh astaga aku kira kalian tidak selamat" ucap Artemis bernafas lega.

"Bagaimana situasinya?" tanya Althea.

"Sekelompok teroris menyerang akademi dari udara, kaisar sedang menangani mereka. Aku tidak diizinkan ikut, dan Marianne sedang menangani yang terluka di aula. Sebaiknya kalian juga segera masuk" jelas Artemis.

I Was The Evil WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang