[TW: This chapter contains onion]
"APA?! Omong kosong macam apa ini ayah?" ucap Althea dengan wajah seriusnya. "Dengar, aku tau kalau ayah memang rindu pada ibu. Aku juga ingin ada ibu di sisiku, tapi kita harus menerima kenyataan ayah. Ibu sudah tiada"
Ya, Percy sudah mengira akan seperti ini. Ia menghembuskan nafas panjang, sepertinya akan sulit untuk meyakinkan putrinya.
"Malam itu, badai besar menerpa ibukota"
Mereka berdua menoleh saat Dalia membuka suara.
"Gran duke dan pasukannya masih berada di perbatasan untuk berperang melawan para pemberontak. Sementara gran duchess mengerang kesakitan untuk melahirkan anak mereka" ucap Dalia, membuat Althea terbungkam.
"Rasanya melahirkan itu sakit sekali, jauh dari apa yang ia bayangkan. Namun rasa sakit itu seolah terbayar sepadan setelah ia melihat malaikat kecilnya. Tubuh yang hangat, surai keperakan yang mengingatkannya dengan pria yang begitu ia cintai" suara Dalia mulai parau, begitupun Percy yang mulai berkaca-kaca.
"Malaikat kecil itu menangis di pelukannya, seolah ketakutan mendengar suara petir yang kian bersahut-sahutan. Tapi gran duchess malah tersenyum, ia memeluk malaikat kecilnya dan menenangkannya" ucap Dalia berjalan mendekati Althea.
Tangan lentiknya terangkat mengusap wajah Althea, "Gran duchess berkata, 'Tenanglah sayang, ibu disini. Tidak akan ada yang bisa menyakitimu, ibu akan menjagamu' " ucap Dalia membuat air mata Althea menetes tanpa seizinnya.
"Meski ia tau, bahwa tidak akan ada hari esok. Meski ia tau, bahwa racun yang menggerogoti tubuhnya sudah menang telak. Ia terus menangkan putrinya, berbagai doa dan ucapan yang mampu ia berikan langsung ia sampaikan saat itu juga. Ibu sangat, sangat menyayangimu, Althea"
Grep
Tanpa membalas dengan sepatah katapun, Althea langsung memeluk Dalia erat. Punggungnya bergetar luar biasa, isak tangis Althea memenuhi ruangan itu.
Keluarga Aquillio pun telah berkumpul kembali.
~~**~~
Beberapa Minggu kemudian,
Percy mengadakan pesta untuk merayakan keberhasilan Althea di pertarungan sebelumnya, juga sekaligus menyambut gran duchess yang baru.
Ya, Percy tidak mungkin membeberkan fakta bahwa Dalia adalah Dalia. Bisa-bisa mereka mengira bahwa Percy sudah kehilangan akal.
Sederhananya, Percy hanya akan membuat seolah ia telah menikah lagi. Mengingat jarak usia dirinya dengan Dalia yang sekarang masih wajar. Jadi tidak akan menjadi masalah jika ia menikah lagi.
Dan fakta bahwa Dalia adalah Dalia yang dulu, cukup diketahui oleh orang-orang terdekat saja. Itu sudah lebih dari cukup bagi Percy.
"Selamat atas pernikahan anda yang mulia"
Percy menoleh melihat siapa yang datang, "Isandra? Lama tidak berjumpa, terima kasih sudah hadir" ucap Percy.
Isadran tersenyum, "Sungguh, aku turut senang untuk kakak" ucap Isandra tulus.
"Selamat atas pernikahan anda gran duke, dan gran duchess" ucap Azel yang mendampingi sang istri.
"Terima kasih" jawab Percy membalas jabatan tangan Azel.
"Kak Dalia cantik sekali malam ini, tidakkah kak Percy terlalu beruntung?" ucap Isandra menggoda kakaknya.
Dalia tertawa kecil, "Dasar, jangan menggodanya seperti itu. Dia sudah tua" jawab Dalia semakin menggoda Percy.
Nampak kesal Percy pun membalas, "Oh ya? Apa kau mau melihat kekuatan pak tua ini malam nanti?" ucapnya mengeluarkan aura DILF yang tentu saja langsung membuat Dalia hampir ingin meledak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Was The Evil Witch
FantasyCOMPLETED. Dm for follback Spin off from "I'm More Than Just A Princess" ••~•• "Aleeyah Najma, kau dihukum mati atas percobaan perebutan takhta Yang Mulia Damian Azazel Lucretius de Erebos, dan percobaan pembunuhan terhadap Lady Isandra" Kalimat it...