𝒯𝒶𝓁𝓀𝒾𝓃ℊ ℒ𝒾ℴ𝓃

33K 2.7K 5
                                    

"Hiks hiks putri~ saya benar-benar khawatir, syukurlah anda baik-baik saja hiks. Jika terjadi apa-apa pada anda kemarin maka saya bersumpah akan bunuh diri hiks putri~"

Althea tersenyum kaku, 'Hei, aku yang diracuni kenapa kau yang mau mati?' batin Althea pada reaksi Bianca yang menurutnya berlebihan.

"Apa kau benar-benar tidak tau siapa yang melakukannya?" tanya Percy yang sedang duduk santai di sofa kamar Althea.

"Saya bersumpah atas nama grand duchess, saya tidak tau Yang Mulia. Kemarin saya hanya meminta pelayan untuk menyiapkan coklat panas dan beberapa kudapan untuk putri, saya tidak melihat secara langsung siapa yang membuatnya" ucap Bianca.

Percy berpikir sejenak dalam diam, ia sangat percaya pada Bianca. Mengingat hubungannya dan mendiang sang istri yang sangat baik dan sudah seperti kakak-adik, rasanya tidak mungkin Bianca akan membohonginya.

"Althea, ayah ada sedikit pekerjaan. Nanti siang ayah akan kembali kemari, mengerti?"

Althea mengangguk, "Iya ayah!" jawabnya.

Percy mengusap kepala Althea pelan seraya berdiri dan berjalan keluar dari kamar itu.

Ceklek

Pintu tertutup.

"Heinry"

"Ya, Yang Mulia" sahut Heinry yang sudah bersiap sedia di depan pintu.

"Siapkan ruang itu sekarang juga" ucap Percy seraya berjalan cepat meninggalkan Heinry yang tertegun di koridor.

'Kalau yang dimaksud grand duke adalah ruang itu, berarti akan ada yang merasakan neraka dunia hari ini'

••~••

"Apa?!"

"Hm? Kenapa anda terkejut putri? Apa anda mengenal Yang Mulia Isandra?" tanya Bianca bingung melihat reaksi Althea setelah ia menceritakan bahwa kemarin Isandra dan Azel datang untuk menyembuhkannya.

"Ah i-itu karena Thea ingin melihat ratu yang ada di cerita itu Bia" jawab Thea menggunakan alasan anak-anak. 'Padahal aku ingin sekali melihat mereka, bagaimana kabar mereka sekarang ya?' batin Althea sendu.

"Oh kalau begitu nanti anda pasti akan bertemu dengan mereka lagi, jangan sedih putri" ucap Bianca mencoba menghibur.

Althea menatap Bianca dengan binar penuh harap, "Benarkah?" ucapnya.

Bianca mengangguk seraya tersenyum mengusap wajah Althea pelan, "Tentu saja, bagaimanapun juga anda adalah keponakan beliau. Pasti akan ada saat kalian berdua bertemu" ucap Bianca.

Ia tidak bohong, kemungkinan bertemunya Althea dan Isandra bisa dibilang besar. Pikirkan saja jika ada pesta perayaan hari besar anggota keluarga kaisar, atau bahkan ulang tahun sang grand duke sendiri. Isandra tidak mungkin tidak hadir. Mengingat keluarga kaisar terdahulu(Galen) sangatlah harmonis.

"Jadi, jangan bersedih hati ya putri" ucap Bianca lembut.

Althea mengangguk, "Ung, terima kasih Bia" ucapnya.

"Fufufu oh astaga putri kita sangatlah imut~ saya jadi semakin gemas" ucap Bianca memeluk Althea erat.

'Heuk, terlalu erat' batin Althea tercekik.

"Nanny"

Bianca langsung melepas pelukan itu saat Heinry tiba-tiba memanggil.

"Ah butler? Ada apa?" tanya Bianca dengan senyum manisnya seraya berdiri

"Grand duke memanggil anda, biar saya yang menemani putri" ucap Heinry melirik Althea yang masih berdiri di belakang sana sembari meraup rakus oksigen.

"Ah baiklah, kalau begitu saya titip putri pada anda. Permisi" ucap Bianca sebelum keluar dari kamar itu.

I Was The Evil WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang