Arak-arakan ramai para pasukan perkasa dengan tubuh kekar dan kulit gelap mereka. Di barisan terdepan, dengan jubah dari kulit beruangnya, surai hitam legam sebahu yang diikat separuhnya, tubuh kekar berlapis baja, rahang tegas dan mata tajam menusuk siapa saja yang menatapnya, terpana.
Raphael, oh betapa waktu mengubah segalanya. Terlalu indah dirinya dipandang mata, membuat Althea hampir tidak menyadari surai hitam dan tubuh kecil lemah yang duduk di kuda yang sama.
"Siapa itu?" gumam Althea yang berdiri di bagian atas gapura istana bersama Marianne.
"Aku tidak tau, dia bahkan tidak mengabari jika akan pulang. Apalagi gadis yang dibawanya it- Althea? Kau mau kemana?" panggil Marianne pada Althea yang tiba-tiba berbalik pergi.
Marianne menatap punggung Althea rumit, mereka semua tahu bahwa selama ini ada sesuatu antara Althea dan Raphael. Kembalinya Raphael hari ini tentu saja membuat Althea mempertanyakan segalanya.
~~**~~
Aula istana, keluarga kaisar dan gran duke hadir menyambut kedatangan Raphael.
"Pangeran Raphael Ghandafar de Eleino memasuki ruangan!"
Ceklek
Semua mata menatap rumit ke arah Raphael yang masuk bersama orang-orangnya, bukan karena mereka melainkan seorang asing yang nampak 'lengket' dengan Raphael.
Raphael berlutut hormat diikuti para prajuritnya, gadis asing itu pun ikut berlutut seraya tersipu malu setelah Raphael menyuruhnya.
"Salam kami pada sang mentari Eleino"
"Silahkan berdiri" ucap Evan. "Bagaimana perjalanan kalian?" tanyanya berbasa-basi.
Althea sedikit mencuri pandang ke arah Raphael dan gadis asing itu, namun ia tetap menjaga postur dan kembali ke sikap siapnya.
Percy menyadari bahwa putrinya tidak baik-baik saja. Ia mengepalkan tangannya hingga buku jarinya memutih, oh andai Raphael sadar atas apa yang telah ia lakukan.
"Lancar yang mulia, tidak ada kendala sama sekali. Terima kasih atas perhatian anda" ucap Raphael menjawab.
Evan mengangguk, "Hm, baguslah. Dan kulihat kau membawa anggota baru, apa dia seorang prajurit?" tanya Evan.
Raphael menatap gadis itu sejenak, seolah memberi kode untuknya memperkenalkan diri.
Gadis itu maju malu-malu dan takut, semua mata kini tertuju padanya. "S-salam hormat hamba yang mulia. Nama s-saya, Camelia"
Gadis itu langsung bersembunyi di belakang Raphael setelah memperkenalkan dirinya. Itu tidaklah sopan.
"Maaf atas ketidak sopanannya yang mulia, dia belum mengerti etiket para bangsawan" ucap Raphael membela.
"Hm, dan bagaimana kalian bisa bertemu jika nona ini bukanlah seorang bangsawan?" tanya Evan langsung mengasumsikan bahwa gadis itu bukanlah bangsawan.
"Saya menyelamatkannya di hutan saat dia hampir diserang hewan buas" ucap Raphael.
"Dan tujuanmu membawanya kemari?" tanya Evan lagi.
"Maaf yang mulia, saya tidak bisa menyebutkan alasannya disini" ucap Raphael.
Evan menyandarkan punggungnya ke singgasana, menghela nafasnya sejenak. "Baiklah, kalau begitu silahkan istirahat. Aku yakin kalian semua lelah"
"Terima kasih yang mulia"
Mereka pun memberi hormat untuk terakhir kalinya sebelum beranjak keluar dari aula. Seluruh mata disana menatap Raphael penuh selidik hingga punggungnya hilang dari balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Was The Evil Witch
FantasyCOMPLETED. Dm for follback Spin off from "I'm More Than Just A Princess" ••~•• "Aleeyah Najma, kau dihukum mati atas percobaan perebutan takhta Yang Mulia Damian Azazel Lucretius de Erebos, dan percobaan pembunuhan terhadap Lady Isandra" Kalimat it...