Greed

14.8K 1.5K 31
                                    

"Jalang"

Satu umpatan itu berhasil menyulut emosi Raphael, menatap nyalang ke arah Jade yang barusan memaki Althea secara blak-blakan.

"Jaga ucapanmu Jade!" seru Raphael yang tak mampu berbuat apa-apa selain mengancam Jade.

Mereka berempat kini dikurung di sebuah sel tahanan bawah tanah, yang dikawal ketat ditambah rantai besi yang sudah dimantrai untuk menahan mereka. Sedangkan Kai dan Lyall dikurung di sel yang bersebelahan dengan mereka, dalam kondisi yang sama.

Althea terdiam tidak bisa berkata apa-apa. Lagipula bagaimana ia harus menjelaskannya? Bahwa ia adalah reinkarnasi penyihir terkuat di Erebos dan masuk ke tubuh putri gran duke itu sebabnya ia tahu seluk beluk kerajaan Erebos.

Haruskah ia jelaskan seperti itu? Yang ada malah nanti makiannya bertambah menjadi jalang gila.

"Oh, jadi begitu. Apa dia sudah menggodamu sejauh itu sampai kau membelanya sampai begini Raphael?" tanya Jade dengan nada congkak. "Katakan sudah berapa malam kalian habiskan bersama-"

"TUTUP MULUTMU!" seru Raphael yang nampak marah besar, tanpa sadar dinding penjara itu pun retak.

Menyadari sesuatu, Artemis menatap Jade seolah memberi kode.

"Ya, kalau bukan karena gadis itu mungkin kita tidak akan berada di tempat menyedihkan ini" kini Artemis pun ikut menyalahkan Althea.

"Apa jangan-jangan dia salah satu dari mereka? Dan tugasnya hanya membawa kita masuk ke dalam perangkap" lanjut Artemis.

Mereka pun berhasil memancing emosi Raphael pada puncaknya. Namun-

Cring

Mereka berempat langsung menoleh saat jeruji itu dibuka, sontak memasang wajah serius saat Aithan masuk dengan wajah datarnya.

Namun ekspresi mereka malah menjadi bingung saat Aithan membuka mantra rantai milik Althea kemudian berkata, "Ikut aku"

Althea pun dengan ragu mengikuti ucapan Aithan, lagipula ia penasaran setengah mati akan siapa dalang di balik semua ini.

Karena ia tahu betul, selicik apapun Azazel, raja itu tidak akan melakukan hal semacam ini. Terutama terhadap kekaisaran asal istrinya.

"Aithan"

Aithan berhenti saat suara itu menyerukan namanya, Artemis.

"Aku tau bahwa kau bukanlah dirimu saat ini, sadarlah" ucap Artemis. Ia sangat yakin, kakak sepupunya yang menyebalkan itu tidak mungkin melakukan ini semua.

Tidak bergeming, Aithan melanjutkan langkahnya dengan menyeret Althea bersamanya.

~~**~~

Sedangkan di benua lain,

Siang yang sibuk nan tenang seperti biasa di kantor Gran Duke Aquillio.

PRAAANGGGGG

Sekarang coret kata tenang itu.

Jendela kaca besar yang berada di kantor Percy kini hancur lebur sudah saat Evan masuk bersama guardiannya, Ares.

"Kau tau ada benda bernama pintu kan?" ucap Percy membereskan berkas di mejanya kemudian memberikannya kepada Heinry. "Heinry, aku akan pulang terlambat" ucapnya.

"Baik, hati-hati yang mulia" ucap Heinry membungkuk hormat.

Sedang Evan nampak terangah-engah turun dari pundak Ares, "Percy, kita haru-"

"Ya ya aku tau, ayo" ucap Percy menaikki punggung Ares, membuat Evan menatap adik tampannya itu bingung.

Percy menatap kakaknya datar, "Tunggu apa lagi? Ayo" ucapnya heran melihat wajah dungu Evan.

I Was The Evil WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang