"Apakah anda orang yang menyelamatkan kami?" tanya Althea bangkit duduk di kasurnya.
Pria tinggi semampai dengan tubuh sempurna, wajahnya tertutup kain yang diikat ke belakang, ia mengenakan baju turtleneck lengan pendek yang tentu membuat otot-otot segar itu terekspos. "Bisa dibilang begitu, jika kau sudah merasa lebih baik silahkan turun ke bawah. Aku yakin ada banyak hal yang ingin kau tanyakan" ucap pria itu berbalik langsung meninggalkan kamar yang ditempati Althea.
Tak lama setelah punggung pria itu menghilang di balik pintu, Althea lantas bertanya pada Pheobe. "Pheobe, sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri?".
Pheobe mengangkat tangannya seolah tengah menghitung menggunakan jari, "Sekitar lima hari" jawab Pheobe menunjukkan kelima jarinya pada Althea.
Althea membelalak, "Lima hari?!" ucapnya terkejut. Rasanya baru kali ini ia tidak sadarkan diri untuk waktu yang lama. Berkat genetika keturunan Eleino dan Aquillio, Alteha bukanlah orang yang lemah dan membutuhkan waktu lama untuk pulih. Itu artinya racun yang digunakan oleh Salman sangatlah kuat.
"Racun yang anda konsumsi sangat kuat komandan, beruntung tuan Leon datang tepat waktu" ucap Pheobe.
"Leon?" Althea membeo.
"Ah iya, saya diberi tau oleh pelayan yang bekerja disini. Rumah ini hanya memiliki dua orang pelayan komandan. Tuan Leon juga memiliki seorang tangan kanan yang juga membantu kira dari pasukan pangeran Salman" jelas Pheobe.
"Mereka hanya berdua?" ucap Althea terkejut. Banyak hal yang mengejutkannya hari ini.
Pheobe mengangguk sebagai jawaban. Althea pun mengatur nafasnya, mengusap wajahnya kasar dan menyingkap selimutnya. "Aku harus bertemu dengan orang itu" ucap Althea mengikat rambutnya dan langsung keluar dari kamar itu.
"Eh? Komandan tunggu~" Pheobe mengejar Althea.
~~**~~
"Anda berbohong tentang identitas anda tuan?" ucap Xavier pada tuannya.
"Ini demi kebaikan kita bersama" ucap pria yang sedang menatap keluar jendela. Wajahnya tertutup oleh kain yang ia ikat ke belakang, iris keemasan itu menatap lamat entah kemana.
Xavier hanya bisa menurut, ia sendiri tidak pernah pergi ke ibukota Eleino. Tugasnya adalah menjaga wilayah ini selama tuannya tidak berada di tempat. Jadi ia tidak tahu apapun, termasuk alasan kenapa Raphael menyembunyikan identitas aslinya pada orang-orang Eleino.
Ditambah beberapa hari lalu saat Raphael kembali dari ibukota, ia membawa kabar bahwa wilayah mereka sekarang merdeka. Mereka tak lagi berada di bawah kuasa kekaisaran.
Bagaimanapun juga tindakan ini terlalu berani, apalagi karena wilayah mereka masih berkembang. Tak peduli seberapa besar potensi yang mereka miliki, resiko itu tetap ada.
Tok tok tok
Pintu ruang kerja Raphael terbuka, "Tuan, nona komandan meminta untuk bertemu dengan anda" ucap Lidya.
"Baiklah, siapkan makan siang. Ajak dia makan bersama" ucap Raphael.
Lidya mengangguk, "Baik tuan" ucapnya kemudian membungkuk dan berbalik pergi.
~~**~~
"Apa tuanmu masih belum siap?" tanya Althea tidak sabar. Sudah setengah jam ia menunggu, makanan di depannya pun sudah mulai dingin.
Lidya membuka mulutnya untuk menjawab, namun belum keluar suaranya sudah dipotong oleh suara lain.
"Tentu saja, tuan kami adalah orang sibuk. Kau harusnya tau diri karena sudah merepotkan tuan"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Was The Evil Witch
FantasyCOMPLETED. Dm for follback Spin off from "I'm More Than Just A Princess" ••~•• "Aleeyah Najma, kau dihukum mati atas percobaan perebutan takhta Yang Mulia Damian Azazel Lucretius de Erebos, dan percobaan pembunuhan terhadap Lady Isandra" Kalimat it...