Too Late

9.3K 932 17
                                    

"Dalia!" pikiran Percy seolah kosong kala melihat sang istri yang terbaring lemah dalam kondisi kritis. "Dalia, bertahanlah" ucapnya lemas meraih lengan sang istri yang tidak sadarkan diri.

Isandra dan Marianne sudah melakukan apa yang mereka bisa, namun tidak membuahkan hasil.

"Apa yang terjadi?" tanya Percy tak berdaya.

Isandra hanya menggeleng, "Kami pun tidak mengerti, seharusnya kondisi kak Dalia sudah membaik. Tapi entah kenapa sebelum ke Erebos dia tiba-tiba seperti ini" jelas Isandra seolah kecewa pada dirinya sendiri, dan Percy menyadari hal itu.

"Terima kasih" ucap Percy menoleh menatap sang adik penuh arti, "Jika bukan karenamu dan Ria, mungkin Dalia sudah-" ia tak mampu melanjutkan ucapannya.

"Sudah seharusnya kak, bagaimanapun juga dia adalah kakak iparku. Ah bagaimana dengan obatnya? Apakah kakak berhasil mendapatkannya?" tanya Isandra.

Percy menggeleng, "Althea mengusirku dari Eleino dan bersikeras untuk menyelesaikan semuanya sendiri. Hah~ entah dia itu mirip dengan siapa" ucap Percy menghela nafas khawatir.

Isandra tersenyum hambar, 'Mirip denganmu(?)' batinnya, kemudian kedua alis itu naik seolah teringat akan sesuatu. "Ah benar juga, Luke sekarang berada disana. Dia bilang ingin membantu" ucap Isandra membicarakan sang suami.

"Tenang kak, Althea pasti baik-baik saja"

~~**~~

Azel berjalan menelusuri koridor yang nampak kacau, ia bisa merasakan mana tidak biasa yang datang dari arah ruang penyimpanan.

Namun sesampainya Azel di depan ruang itu, matanya membelalak melihat sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

BOOM

"Apa ini?" Orpheus kebingungan saat cahaya terang dari alat yang dimiliki Althea itu mengenai tubuhnya.

Bruk

Ia terjatuh berlutut saat kakinya terasa lemas dan tak mampu bergerak, "A-apa yang-" ia mengerang kesakitan saat tubuhnya tiba-tiba melemas, otot kawat tulang besi itu seolah mengempis menjadi otot ranting tulang daun.

"Aku tidak peduli sekalipun semua sihir di dunia ini akan menghilang" ucap Althea, "Sekalipun aku mati hari ini, setidaknya aku mati dengan tenang karena telah menghabisimu!" serunya penuh amarah.

Srat srat

Lengan Althea yang ia gunakan untuk memegang bross itu tersayat entah bagaimana, Althea menahan perihnya sayatan di lengannya yang tercampur oleh debu akibat angin yang dihasilkan oleh bross itu.

Bross yang sedang ia gunakan adalah alat yang bisa menyedot mana sihir, sebesar apapun jumlahnya. Namun penemuan Althea belumlah sempurna, dan alat ini masih di tahap uji coba. Ia pun tidak ingin mengambil resiko untuk membiarkan keluarganya yang memiliki sihir untuk berdiam disini, itu sebabnya Althea hanya meminta Raphael untuk menemaninya, karena Raphael kenal sihir.

Althea tidak tahu, resiko apa yang menantinya jika ia menggunakan alat ini. Namun, kematian Orpheus seolah menjadi jaminan yang sepadan untuk resiko yang ia ambil.

"TIDAK! Tidak tolong! Hentikan!" hanya itu yang mampu Orpheus teriakkan dengan sisa nafasnya, tubuhnya pun perlahan mengering dan menua.

Bruk

Seluruh tubuh Orpheus tergeletak tidak berdaya, Althea pun berjalan maju terseok karena tenaganya sudah mulai habis. Baru kali ini ia menggunakan begitu banyak mana. Ditambah kejadian jeruji listrik di rumah tua itu, membuat Althea memaksa tubuh lemasnya untuk bertarung.

I Was The Evil WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang