Extra Chapter II

11.1K 815 8
                                    

Keesokkan sorenya,

Krek krek

"Oh astaga" keluh Althea saat pinggangnya berbunyi. Sekujur tubuhnya terasa remuk. Mereka melakukannya sampai matahari terbit dan Althea baru bisa tidur setelahnya. Ah tidak, Althea memang sudah tidak sadarkan diri tadi pagi dan itu sebabnya Raphael berhenti.

"Air" ucap Althea dengan suara seraknya. Segelas air pun seketika muncul di samping Althea, ia mengambil gelas itu dan langsung meminumnya hingga tandas.

"Kau baik-baik saja?" tanya Raphael yang barusan memberi Althea segelas air.

Althea menatap Raphael datar, "Menurutmu?"

Raphael hanya bisa tersenyum tanpa dosa, "Baru kali ini ada manusia yang bisa menangani beastman yang sedang heat" ucap Raphael.

Althea membelalak, "Kau sedang heat?" ucapnya kaget. Memang setiap bulan akan ada masa dimana Raphael mengalami heat. Dan biasanya ia mengonsumsi semacam obat yang bisa mengurangi efek dari heat tersebut.

Ah sepertinya Althea benar-benar akan hamil kali ini, entah berapa kali Raphael mengeluarkan benihnya di dalam Althea. Yang biasanya paling banyak hanya tiga kali, sekarang mungkin bisa lebih dari sepuluh kali.

"Maaf aku tidak sempat memberitahumu" ucap Raphael menunduk lesu. Althea pun hanya tersenyum kecil, tangannya terulur mengusap wajah tegas suaminya. "Ayo makan, aku lapar sekali" ucap Althea.

Raphael pun seketika tersenyum, "Aku sudah menyiapkan makanan, aku yakin kau tidak bisa berjalan sekarang" ucap Raphael polos.

Ah Raphael benar, kaki Althea mati rasa.

Raphael pun mengambil nampan berisi makanan, semangkuk sup hangat, steak dengan smashed potato, dan sepiring buah-buahan.

Raphael menyuapi Althea perlahan, penuh kasih sayang. Sampai makanannya habis tuntas, Althea meminum air di gelasnya hingga tandas.

"Ayo, aku sudah menyiapkan air hangat untuk mandi" ucap Raphael membuat Althea bingung, "Hah?"

Tiba-tiba Raphael langsung menggendong Althea tanpa aba, dan membawanya ke kamar mandi.

"Raphael aku bisa sendiri" ucap Althea menolak untuk dimandikan. Sedang Raphael masih bersikeras untuk memandikannya. "Sudah biar aku saja, kau lelah" ucap Raphael.

Althea pun terdiam, tubuhnya memang terasa lemas dan kakinya juga mati rasa. Ditambah, pijatan Raphael di punggungnya terasa enak sekali.

"Aku sudah mengatakan pada Heinry dan Sir Alex kalau kau libur hari ini. Jadi fokus beristirahat saja ya" ucap Raphael menyebut nama butlernya, dan komandan pasukan Aquillio saat ini yang merupakan pengawal pribadi Althea saat ia kecil dulu.

Althea hanya mengangguk, Raphael benar, ia memang butuh libur sesekali. Ia harus mengasihani dirinya sendiri sesekali.

"Kau sendiri? Apa tidak ada pekerjaan?" tanya Althea.

Raphael menggeleng, "Hari ini khusus untuk istriku" ucap Raphael tersenyum manis seraya membasuh rambut istrinya.

Althea membalas senyuman suaminya, "Terima kasih".

~~**~~

Dua bulan kemudian,

"Selamat datang tuan"

Surai panjang yang berkilau bagai perak, tubuh tinggi tegap dengan kulit putihnya. Di usianya yang sudah memasuki kepala enam, Percy masih terlihat memesona dan semakin menjadi.

"Selamat datang ayah, bagaimana di perjalanan tadi?" tanya Althea menyambut sang ayah yang baru saja pulang dari akademi. Raphael membungkuk sebagai ucapan salam kepada Percy.

I Was The Evil WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang