Outting

26.6K 2.4K 16
                                    

"Nah sudah selesai" ucap Bianca seraya ia menyelesaikan riasan Althea. "Bagaimana menurut anda putri?" tanya Bianca.

Althea membuka matanya, memperhatikan pantulan cermin di depannya. Gaun sederhana berwarna biru muda dengan sepatu boots coklat, ditambah rambut keabu-abuan itu yang dikepang dua dengan pita besar. Membuat kesan imut semakin memancar dari Althea.

Memang, warna rambut dan mata itu tidak berubah seperti saat ia masih menjadi Aleeyah dulu, namun entah kenapa sebagai Althea ia merasa lebih bersinar.

"Sangat cantik, terima kasih Bia" ucap Althea tulus.

Bianca tersenyum lembut, "Kalau begitu kita harus segera ke bawah karena kereta anda sudah menunggu" ucap Bianca.

Kemarin setelah Isandra pulang dari mansion, Percy mengajak Althea untuk berjalan-jalan di ibukota. Karena sejak kedatangan mereka, belum sekalipun Percy mengajak putri satu-satunya itu untuk menghabiskan waktu bersama.

Wajar, menjadi seorang Grand Duke bukanlah hal yang mudah apalagi bisa memungkinkan Percy untuk memiliki banyak waktu luang.

"Ayah~" seru riang Althea pada ayahnya yang sedang menunggu di dekat kereta kuda.

Percy, hanya menggunakan kemeja hitam senada dengan celana bahannya dan rambut perak itu diikat menyamping.

Mereka berdua berpenampilan sederhana karena memang tidak ingin menyita perhatian. Alangkah gemparnya ibukota jika tahu sang Grand Duke datang dengan putrinya.

"Sudah berapa kali ayah katakan jangan berlari?" ucap Percy seraya menangkap dan dengan sigap menggendong tubuh Althea yang berlari ke arahnya.

"Heheheheh" Althea hanya menyengir kuda, "Ayah tampan sekali" pujinya langsung keluar dari topik. 'Aku tidak bohong, ayahku adalah yang tertampan di dunia' batin Althea.

Berbeda dengan maid dan para pengawal, terutama Heinry, yang nampak menahan senyum dan tawa mereka, Percy terdiam dengan telinga kemerahannya.

Ia langsung berbalik menaikki kereta tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dan kereta kuda polos tanpa lambang Aquillio itu pun berjalan keluar dari mansion.

"Hati-hati di jalan" ucap Heinry juga Bianca.

~~••~~

"Jika ada sesuatu yang menarik perhatianmu, katakan saja" ucap Percy saat mereka sudah memasukki kawasan pusat ibukota.

Althea meneguk ludahnya kasar, sudah dipastikan Percy akan memborong seisi toko yang menarik perhatian Althea. Sebaiknya ia bijak-

"Roti! Roti! Ayo coba dan rasakan kelembutannya! Panas baru keluar dari oven!"

"Buah segar! Buah segar! Stroberi apel melon alpukat semua ada! Ayo dipilih!"

"Manisan! Manisan!"

"Coklat! Coklat!"

"Aksesoris! Dijamin murah dan indah!"

Ah lupakan kata bijak itu, 'Ayahku kaya raya, siapa yang akan menghabiskan uangnya kalau bukan aku?' pikirnya.

"Ayah Thea mau kue" ucap Althea menunjuk ke arah toko kue yang lumayan ramai pengunjung.

Percy tersenyum, "Baiklah" ucapnya seraya membawa Althea menuju toko kue yang ia tunjuk.

Mulai dari toko kue, pernak-pernik, buah-buahan, daging dan sebagainya mereka kunjungi.

"Hanya itu? Kau yakin?" tanya Percy ragu saat Althea hanya puas dengan beberapa barang saja. Satu gulali, sepasang anting, sekotak kue kecil, dan sebuah apel. Hanya itu.

I Was The Evil WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang