"Althea, ayah sudah menjelaskan semuanya. Ayah mohon jangan diam saja"
Berulang kali Percy memohon agar putrinya berhenti merajuk, ia tak mengerti perasaan Althea yang sangat marah ketika mengetahui bahwa Raphael akan diadopsi ke keluarga kaisar.
Tentu sang putri bertanya-tanya akan alasan ayahnya melakukan hal ini. Namun mendengar penjelasan yang Percy berikan, sungguh, ia merasa Percy sangat bodoh.
Mana mungkin ia memberikan Raphael kepada keluarga kaisar hanya karena kedua anak kaisar menginginkan saudara baru. Dari sekian banyak makhluk di dunia ini, kenapa Raphael?
Ya walaupun alasan itu hanyalah alasan palsu yang dibuat-buat oleh Percy. Mana mungkin Percy akan berkata jujur bahwa ia memberikan Raphael pada kakaknya agar anak itu tidak terlalu dekat dengan putrinya. Bisa-bisa Althea mengcap Percy sebagai ayah egois.
Ya, katakanlah ia egois. Tapi hei, ia benar-benar tidak rela melihat anak asing berada terlalu dekat dengan putrinya. Bagaimanapun Raphael tetaplah orang luar.
"Kapan..."
Percy menoleh cepat setelah Althea membuka suara.
"Kapan Raphael akan pindah?" tanya Althea. Cukup cepat baginya menerima kenyataan, tak apa karena Raphael tidak terlalu jauh darinya.
"Mungkin beberapa Minggu lagi, tentu kita harus berbicara terlebih dahulu dengannya" jelas Percy.
Althea mengangguk lemas, entah kenapa ia menjadi tidak bersemangat. Dan melihat hal itu, Percy pun merasa bersalah karena telah membuat putrinya begini.
"Hei, tenanglah. Kau bisa bermain dengan Raphael kapanpun kau mau, hm?" ucap Percy mencoba memperbaiki suasana.
Melihat usaha ayahnya untuk menghibur, Althea tersenyum kecil. "Iya ayah" jawabnya singkat masih lemas. Entahlah, secercah semangat di hidupnya seolah dicabut begitu saja.
'Raphael sedang apa ya?'
~~••~~
Ceklek
"Selamat datang, grand duke" sambut Heinry sesaat setelah Percy masuk bersama Althea yang tertidur pulas di gendongannya.
"Heinry, hubungi toko mainan kue dan gaun, borong semua dagangan mereka dan aku ingin semuanya dikirim sore ini juga"
Heinry lagi-lagi dibuat ternganga oleh tingkah ajaib tuannya, tapi ya tugasnya hanya menerima perintah. "B-baik Yang Mulia" ucapnya.
Percy pun berjalan menuju kamar Althea diikuti oleh Alex dan Bianca.
"Aku tidak mau tau, kalian harus bisa membuat putriku senang" ucap Percy.
Alex dan Bianca saling tatap dalam kebingungan, "Baik Yang Mulia" jawab mereka kompak.
Ceklek
Pintu kamar Althea terbuka, Percy membaringkan putrinya di kasur secara perlahan. Takut akan membangunkan permata paling berharga di dalam hidupnya itu.
Percy menatap Althea lamat-lamat, "Sudah berapa tahun usianya sekarang Bianca?" tanya Percy.
"Ah, lima bulan lagi putri akan genap berusia enam tahun Yang Mulia" jawab Bianca.
Percy mengangguk, "Kalau begitu kita harus mengadakan pesta bukan?" ucap Percy.
Bianca mengangguk antusias, "Saya setuju Yang Mulia, putri sangat pantas mendapat pesta paling meriah di hari ulang tahunnya"
Percy tersenyum, tangannya terulur menyisihkan anak rambut yang menghalangi wajah menggemaskan putrinya itu.
"Kau benar, anak ini adalah harta yang paling berharga di hidupku" ucap Percy.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Was The Evil Witch
FantasyCOMPLETED. Dm for follback Spin off from "I'm More Than Just A Princess" ••~•• "Aleeyah Najma, kau dihukum mati atas percobaan perebutan takhta Yang Mulia Damian Azazel Lucretius de Erebos, dan percobaan pembunuhan terhadap Lady Isandra" Kalimat it...