Porsche memandang bintang yang bertaburan di langit, saling berdampingan dengan banyak nya bintang lain nya, merasakan secuil rasa iri dalam hatinya, bagaimana jika itu berada dalam posisinya saja, bisa berdampingan dengan seseorang yang dia inginkan saat ini
"Akan lebih baik jika kita tidak bertemu kembali" Lirih Porsche tertawa pelan
Yang menderita hanya dirinya, yang sakit hanya dirinya, dan yang mengingat semua ternyata hanya dirinya, jika kinn masih mengharapkan nya kenapa bisa berhubungan dengan seseorang di saat dirinya jauh, tetapi semuanya adalah kesalahan masa lalunya, bukan kesalahan kinn
"Kau berhubungan dengan seseorang, dan itu adalah adikku sendiri"
Mungkin disini hanya dirinya yang berharap banyak, kinn adalah seorang tuan muda dengan posisi tinggi, ingin berharap lebih, tetapi apalah daya jika semua tidak akan bisa sesuai apa yang dia harapkan
"Lupakan dia, bukankah kau yang memutuskan nya tanpa adanya penjelasan lebih Porsche" Ucap Porsche pelan lagi
Mengela nafas kasar, Porsche menikmati kopi nya yang telah mendingin
Ucapan kedua orang tuanya seketika dirinya ingat kembali, orang tuanya ingin, agar dirinya tinggal kembali di thailand, dan jujur, dirinya sangat menolak keputusan itu
Sekarang tinggal adiknya saja yang memiliki vote tinggi, jika adiknya menyetujui mereka menetap di thailand, maka mereka jelas akan berada disini lagi
"Kuharap che memilih berada di Kanada seperti biasanya"
Kepalanya menggeleng kembali, orang tuanya tidak akan menyetujui itu, alasan mereka tinggal disana adalah karena adanya nenek mereka yang tinggal seorang diri, dan sekarang nenek mereka telah tiada, otomatis Porsche sendiri sudah tidak memiliki alasan berada disana, dan kedua orang tuanya telah berbicara akan mengurus surat kepindahan pendidikan che ke thailand
"Hais ini membuat kepalaku ingin meledak sekarang"
Selama berada di Kanada, Porsche berkeja di bagian arsitektur di perusahaan besar, melakukan pembenahan model baru pembangunan ataupun cafe cafe yang dibuat se aesthetic sesuai permintaan sang klien padanya
Dan kebetulan yang sangat tepat, pekerjaan nya selama berada di Kanada telah selesai, maka dari itu saat adiknya meminta terbang ke thailand dirinya bisa menyanggupi
Tok
Tok"Phi"
"Masuklah" Ucap Porsche pada che yang mengetuk pintu kamarnya
"Ada apa" Tanya lanjut Porsche
"Kenapa phi berada di balkon di saat angin malam tidak baik untuk tubuh phi" Omel che pada Porsche yang hanya diam yang tersenyum remeh
"Ucap kan pada seseorang yang sering keluyuran di malam hari ini"
"Itu berbeda phi" Pekik che kesal
"Phi" Panggil che kembali
"Bertanyalah sebelum aku tertidur nong"
Che memandang Porsche, wajahnya tersenyum teduh, di usianya yang masih muda Porsche selalu bersamanya, phi nya memilihnya pada waktu itu, waktu yang membuat che ingin meneteskan air matanya, phi nya sama sekali tidak pernah berbicara mengenai kenapa dirinya menangis sesenggukan waktu itu
Ingatanya seketika berputar, dirinya yang mengalami kecelakaan di tangani dengan serius di Kanada karena memang pada waktu itu dirinya berlibur di Kanada bersama nenek mereka
Tapi naas, dirinya yang memang hanya memikirkan kesenangan tidak melihat mobil yang bersliweran di taman kota, alhasil dirinya terserempet cukup parah
Kabar mengejutkan itu pun sampai pada telinga kedua orang tuanya, dan mereka yang sibuk pun meminta Porsche menemaninya selama berada di Kanada, karena pemulihan memakan waktu beberapa minggu karena luka tidak terlalu dalam, mereka memilih opsi jika menetap waktu itu adalah pilihan bagus
Tetapi phi Porsche nya terlalu bersikap aneh, menangis karena seseorang saudara mu terluka adalah hal biasa, mengalami luka ataupun kecelakaan akan membuat orang terdekat menangis, tetapi tangisan phi nya amat lirih dan menyayat
Bahkan pernah sekali che melihat, phi Porsche menangis dalam diam di balkon kamar seorang diri, memandang kosong pada langit
"Apa yang kau pikirkan"
Che tersentak akibat ucapan keras Porsche
"A-aku hanya ingin bertanya phi, apalah phi menyetujui jika kita berada disini" Ucap che gagap dan mencoba menormalkan kembali suaranya
"Semuanya tergantung denganmu nong, phi akan kembali ke Kanada jika ada sesuatu yang penting"
Porsche mengelus kepala che dengan sayang
"Kau akan menjadi orang hebat, dan itu keinginan phi nong""Bagaimana jika aku ingin kita berada di thailand saja, aku sangat merindukan berada di mansion bersama mama dan papa" Ucap che lirih
Dalam hati, Porsche keberatan, tetapi keputusan adiknya adalah keputusan yang diam diam dia inginkan juga, terlalu lama berjauhan dengan keluarga bukanlah hal yang bagus bukan
"Dan kita akan berada di sini"
"Benarkah" Ucap che semangat
''Kita akan berada di thailand, ku kira phi akan menolaknya"
"Kau bisa berada disini kapanpun kau mau nong, ini adalah rumah papa dan mama, jadi bebas bukan" Ujar Porsche enteng dan berjalan menuju ranjang, ingin mengistirahatkan badannya
"Jika phi menolaknya, aku akan pergi ke kanada juga detik ini"
"Papa dan mama akan memukulmu jika mendengar ucapan mu itu nong" Desis Porsche
"Aku terlalu menyayangi phi Porsche"
"Apakah ada yang kau inginkan saat ini hem" Sindir Porsche mendengar ucapan manis adiknya, terlalu hafal dengan sifat che
"Temani aku esok hari bertemu dengan win di perpustakaan kota phi" Pinta che tersenyum manis
"Hem"
"Kusimpulkan itu adalah jawaban setuju dari phi Porsche"
"Yak" Pekik Porsche pada che yang sudah berlari keluar dari kamarnya
"Hais, bocah" Desis Porsche
Hai kakak, kangen nggak sama cerita ini👉👈😍
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞 𝐈𝐧 𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐚𝐠𝐞
Fanfiction"𝐓𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐦𝐚𝐧𝐢𝐬 𝐰𝐚𝐥𝐚𝐮𝐩𝐮𝐧 𝐛𝐮𝐬𝐮𝐤 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐢 𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭" 𝐃𝐞𝐬𝐢𝐬 𝐊𝐢𝐧𝐧