"Apakah ini masih kurang"
Porsche memandang luke dan tersenyum kecil, bahan yang dia inginkan untuk dapur telah sangat lengkap, Porsche sungguh berterimakasih untuk bantuan dari luke, luke benar benar pemuda yang sangat baik bahkan membantunya dengan meninggalkan pekerjaan kantor yang semula membuat luke sangat terburu buru pergi
"Ini lebih dari cukup, aku sungguh berterimakasih untuk bantuan ini"
"Ah jangan sungkan dengan ku Porsche, kapan pun kau ingin aku bisa menemani mu untuk pergi" Ujar luke semangat
Luke merasa hatinya benar benar berbunga, jika saja ini benar benar sebuah bunga pastinya saat ini bunga miliknya akan sangat mekar berwarna merah, sangat melambangkan rasa cinta yang mendalam
Mendorong troli belanja milik Porsche dengan Porsche yang sedang berjalan sambil sesekali melihat apa yang kurang benar benar membuat mereka seperti keluarga harmonis yang sedang berbelanja bulanan
"Bukan milikku namun aku bisa merasakan memiliki nya" Batin luke senang
Menurut luke mereka seperti sepasang suami istri, andaikan benar benar terjadi dia akan menjadi seseorang paling beruntung di dunia
Saat Porsche mengeluarkan kartu hitam miliknya pun dengan cepat Luke menyerobot jika dia saja yang membayar semuanya, hitung hitung ini adalah untuk permintaan maaf karena Luke secara tidak sengaja menyenggol mobil Porsche
"Ah biarkan aku saja Luke, kau sudah membawa mobil nya untuk kau betulkan kurasa itu sudah lebih dari cukup" Tahan Porsche cepat
"Sangat tidak sopan jika kau menolak ku nyonya anakinn, aku benar-benar tidak masalah dengan semua ini"
Porsche akhirnya mengalah, dia tidak mau membuat gaduh dengan Luke di saksikan beberapa pengunjung yang juga sedang antri menunggu giliran untuk pembayaran di belakang nya
"Baiklah"
Setelah semuanya telah terbayar Porsche seketika ingat dengan ponsel nya yang berada di mobil miliknya, dan tiba-tiba pun dia juga memikirkan jika kinn mungkin saja menghubungi nya saat ini kinn bukan seseorang yang mempunyai kesabaran Ektra, dia harus segera menghubungi kinn dari ponsel Luke jika bisa
"Em Luke" Panggil Porsche ragu
"Ya, kau menginginkan sesuatu lagi" Tanya Luke perhatian
"Ah tidak tidak aku hanya ingin meminjam ponselmu barang sebentar saja jika itu tidak membuat mu keberatan" Cicitnya takut
"Tentu saja tidak" Angguk Luke mantap
Namun melihat Kernyitan dahi Luke, Porsche ikut heran
"Ada apa"
"Aku rasa ponsel milikku tertinggal di mobil saat ini, tapi tenang kita tidak jauh bukan dari tempat mobil terparkir" Ujar Luke pada Porsche dengan bercanda
"Ah iya batul sekali"
"Tapi bisakah kita mampir ke restoran itu terlebih dahulu"
"Tapi...
" Why? Kau menolak ajakan ku" Ucap Luke sangat kecewa
"Bukan seperti itu, aku harus segera kembali Luke"
"Apakah kau takut dengan suamimu"
"Tentu saja tidak, kinn tidak menakutkan" Tetapi dalam hatinya Porsche meringis ragu, kinn sangat menakutkan untuk Porsche jika sedang dalam keadaan marah, ingin sekali dia menolak ajakan Luke tetapi jika dia menolak, apakah itu bagus untuk pertemuan mereka ini, dia harus baik pada seluruh keluarga theerapanyakul, Porsche takut jika kesan pertama untuk Luke bertemu dengan nya mendapatkan penolakan darinya dan di bicarakan pada pihak keluarga apalagi Porsche takut jika nyonya theerapanyakul mendengar ini, pasti dia akan di cap sebagai menantu yang sombong
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞 𝐈𝐧 𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐚𝐠𝐞
Fanfiction"𝐓𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐦𝐚𝐧𝐢𝐬 𝐰𝐚𝐥𝐚𝐮𝐩𝐮𝐧 𝐛𝐮𝐬𝐮𝐤 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐢 𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭" 𝐃𝐞𝐬𝐢𝐬 𝐊𝐢𝐧𝐧