Namtan menatap dengan tajam kedatangan saudara tertua nya dengan sang kekasih, wajahnya kini dan juga matanya telah membengkak dikarenakan menangisi kepergian mereka dan meratapi nasib membayangkan jika kinn akan meninggalkan nya demi phi Porsche
Berkali kali namtan pun merengek pada sang ayah untuk membuat kinn membatalkan niat nya yang ingin menjalani pekerjaan dengan phi Porsche, sungguh hatinya benar benar tidak tenang kali ini
Kini pun namtan mencoba melakukan polesan wajah yang cantik agar kinn kembali melihat atensi nya sebagai kekasih dari kinn, kinn harus lah ingat jika dirinya adalah kekasih kinn dan bukan phi Porsche nya
"Aku pulang"
"Phi, phi aku menghubungi mu terus tetapi phi tidak menjawab ku" Jawab namtan cepat pada Porsche
Namtan menghampiri kinn dan Porsche yang berjalan bersama mereka sungguh benar benar seperti pasangan yang baru saja pulang dari liburan, kini kedua orang tua nya pun berada di meja tamu utama mansion dengan papanya yang sedang membaca koran sedangkan ibunya sedang melihat majalah fashion
"Namtan duduk lah sayang, phi Porsche mu bahkan baru datang dari bekerja bersama dengan kinn, tidak seharus nya kau melakukan itu" Seru nyonya kittisawat lembut namun tegas pada sang putri
"Tapi mama, phi Porsche terlalu lama berada di luar bersama dengan kinn"
Pekikan tidak Terima karena sang mama membela phi Porsche membuat namtan kesal, ingin meminta bantuan pada papa nya namun papa nya sekarang hanya fokus pada koran di tangan nya
"Kinn"
Greb
Namtan memeluk erat tangan kekar sang kekasih, wajahnya cemberut lesu dan wajahnya pun sekarang menelusup pada dada bidang kinn, mencoba membaui harum kinn tetapi ternyata perlakuan nya kali ini mendapat kan sesuatu gambaran yang jelas, hatinya mulai merasakan kebakaran
"Kinn mempunyai bau seperti phi Porsche" Batin namtan dingin
Namtan sangat tau akan harum phi Porsche nya, kinn mempunyai harum maskulin dan khas akan tubuhnya dan sekarang ternyata harum tubuh phi Porsche menempel dengan erat di tubuh kekasih nya, jadi tidak mungkin bukan jika kinn mempunyai bau harum saudara nya tanpa berpelukan, dan namtan yakin akan hal yang ada dalam pikiran nya, jika mereka telah lama berpelukan
Sedangkan Kinn mengabaikan namtan yang menempel padanya bagaikan lintah, kinn juga menunduk hormat pada kedua orang tua Porsche untuk menghargai jika ada seseorang yang memang harus dia hormati
"Duduklah dan Darimana saja kalian" Tanya tuan kittisawat setelah mengangguk pada kinn dan menyuruh Porsche dan kinn duduk, kini kinn duduk dengan namtan di sampingnya sedangkan Porschepun juga duduk di samping kinn, jadi kinn seolah olah mempunyai 2 istri
"Porsche dan aku mengecek lokasi yang akan di bangun di kawasan sedikit jauh dari sini, dan memang kami dengan terpaksa harus tetap berada di sana, dan kami berdua memang memutuskan untuk menginap" Jawab kinn tegas tanpa ada nada ragu dalam ucapannya saat menjawab pertanyaan dari tuan kittisawat
"Sayang, lain kali kau harusnya menghubungi papa, karena adikmu menghawatirkan keadaan dirimu" Seru tuan kittisawat pada sang putra sedikit tajam
Nyonya kittisawat atau yang biasa di panggil nyonya davikah pun mendecakkan bibirnya sinis, namtan menghawatirkan kinn dan bukan menghawatirkan saudara nya, namtan hanya memikirkan kekasih nya saja, itu adalah sebuah kebeneran karena memang namtan selalu menangis dengan menyebut nama kinn dan jika namtan menyebutkan nama Porschepun itu hanya saat menyuarakan kata tuduhan saja
"Baik papa"
"Sayang kau bisa menyewa apartemen jika memang pekerjaan mu tidak bisa di tinggal kan, carilah apartemen yang memang membuat mu bisa nyaman saat ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞 𝐈𝐧 𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐚𝐠𝐞
Fanfiction"𝐓𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐦𝐚𝐧𝐢𝐬 𝐰𝐚𝐥𝐚𝐮𝐩𝐮𝐧 𝐛𝐮𝐬𝐮𝐤 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐢 𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭" 𝐃𝐞𝐬𝐢𝐬 𝐊𝐢𝐧𝐧