We got the afternoon. You got this room for two. One thing I've left to do. Discover me. Discovering you.
- John Mayer -Aku tengah menata pakaian di lemari saat sayup - sayup kudengar suara komentator olahraga terdengar dari luar, Deacon pasti sedang menonton tv.
Yep, kita masih bisa menonton tv walaupun berada di tengah laut, tapi untuk berjaga - jaga, sebaiknya aku juga men-download beberapa serial dari Netflix atau Amazon.
Setelah selesai menata pakaian, aku mendorong kembali koperku keluar kamar tidur dan melihat Deacon tengah bersantai di sofa, tubuhnya yang besar mendominasi sofa bed berwarna gading, diatas tubuhnya terdapat bantal beludru berwarna cerulean yang membuat lengannya tampak cerah.
Biru sangat cocok dengan warna kulitnya.
"Aku sudah membereskan pakaianku di lemari dan menyisakan banyak tempat untukmu." Ujarku berjalan ke arahnya, "Silakan saja jika ingin membereskan pakaianmu."
"Aku tak perlu menata pakaianku, biarkan saja di dalam koper." Balas Deacon, masih tak bergerak dari posisi duduknya. Matanya begitu fokus menonton highlights pertandingan sepak bola salah satu liga di eropa.
Aku berdiri di depan tv, menghalangi pandangannya dari tv dan tersenyum ke arahnya saat matanya menatapku.
"Aku tak mau ada pakaian berceceran di kabin. Jadi aku mohon..." Aku meletakkan kedua tanganku di depan dada dan menyatukannya seakan berdoa, "... aku mohon letakkan saja pakaianmu di lemari, oke?"
Deacon masih tak bergerak, tapi kali ini ia tersenyum. Sebelah tangannya yang bertumpu pada bantal sofa menyentuh bibirnya pelan.
"Fine, bawakan saja kopermu ke kamar. Aku akan membereskannya." Ujarku cepat. Sungguh, aku tak tahan jika melihat pakaian berceceran.
Deacon seketika tertawa kencang, "Coba lihat kita, baru beberapa jam dan sudah berdebat seperti sepasang kekasih sungguhan." kali ini ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arahku. "Aku akan membereskannya sendiri."
Aku menahan senyum sambil menggelengkan kepala dan mengikutinya ke kamar, ia tampak membuka koper dan membongkar isinya. Sementara aku, mengambil tas make-up dan meletakkannya ke meja rias. Dilanjutkan dengan meletakkan pouch kecil di dekat wastafel, menyimpan botol perawatan tubuh dekat bak mandi bersama bathbomb-ku.
Tak lama Deacon muncul di area mandi, dan berdiri di sampingku.
"Maaf aku sudah lebih dulu memilih sisi." Ujarku santai, sambil mengeluarkan sikat gigi dan pembersih wajahku di dekat wastafel.
"Santai saja, lagipula ini suite-mu."
"Oh, ayolah. Jangan bilang begitu. Ini suite kita, aku sudah menyambutmu disini." Ujarku cepat, tak ingin membuatnya merasa tidak nyaman atau canggung selama perjalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Daddy
Romance[+21] ✨steamy romance story✨ Davina berharap segera memiliki anak di umur yang terus bertambah. Alih - alih mendapatkan anak, ia malah mendapati kekasihnya selingkuh. Padahal ia sudah merencanakan liburan romantis di kapal pesiar. Tidak mau rugi, ia...